Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Jumat, 09 Juli 2010

Minim Bunga, Sudiang Dominan Pohon

PEMBENAHAN lingkungan bukan cuma dilakukan oleh warga yang bermukim di perkotaan. Mereka yang tinggal di pinggiran kota pun mulai menyadari pentingnya pembenahan lingkungan. Lingkungan yang tertata dengan baik bukan hanya indah, tetapi juga sehat. Lingkungan hijau dan bersih adalah bagian dari parameter lingkungan yang sehat.

Salah satu wilayah yang lokasinya berada di pinggiran kota adalah Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya. Disebut pinggiran karena kelurahan ini berada di ujung timur Kota Makassar, berbatasan langsung dengan Kabupaten Maros. Walaupun letaknya di perbatasan, tetapi investasi penghijauan lebih berkembang di kawasan ini.

Wilayah yang masuk dalam Makassar Green and Clean (MGC) 2010 di Kelurahan Sudiang adalah RW XIV. RW ini terdiri atas empat rukun tetangga (RT), yaitu RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04. Kawasan prioritas meliputi RT 01 dan RT 02. Sedangkan RT 03 dan RT 04 merupakan area pendukung. Wilayah RW XIV semuanya berada di dalam Kompleks BTN Tirasa.

Memasuki wilayah RW XIV, dari arah Jalan Goa Ria, kita akan akan temui sebuah pintu gerbang atau gapura yang berbentuk pilar. Di atas gapura tersebut terpampang selembar spanduk ucapan selamat datang bertuliskan, “Selamat Datang di Kawasan Green and Clean BTN Tirasa Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya.”

Di sisi kiri jalan akses masuk ke kompleks, yakni di dinding lorong, terlihat beberapa lukisan ikon MGC 2010 yaitu karikatur ayam mengenakan passapu dan memegang sapu lidi. Lukisan ini terlihat diatur berjarak, sehingga tidak cuma dijumpai di satu titik saja. Walau agak jarang, tetapi sudah ada juga beberapa pot gantung yang terbuat dari botol minuman plastik bekas yang ditanami bunga. Pot-pot tersebut digantung pada dinding tembok jalan masuk kompleks.

Hanya saja, di dekat gerbang tadi, sisi kiri dan kanan jalan belum terlihat jejeran pot bunga seperti yang ada di pusat kompleks. Mungkin karena banyaknya kendaraan yang lewat terutama mobil sehingga warga tidak menaruh pot-pot bunga tersebut. Memang posisi jalan ini sebagai jalan utama kompleks, terbilang sempit jika di tempatkan pot-pot bunga di pinggir jalan.

"Memang di sini penghijauan dengan bunga tidak banyak. Tetapi yang kami lakukan adalah menanam pohon. Jadi walaupun baru masuk MGC, tetapi kita dari dulu sudah melaksanakan penghijauan," terang Ketua RW XIV Kelurahan Sudiang, Muhammad Syarif, Senin, 28 Juni.

Penghijauan lebih semarak di wilayah ini dibandingkan dengan penghijauan dalam bentuk bunga-bungaan. Kita dengan mudah menemukan beberapa titik yang ditumbuhi aneka pepohonan yang rindang. Apalagi di sisi kiri kompleks, terdapat kebun-kebun warga yang ditanami aneka pohon buah, seperti mangga, pisang, nangka, rambutan, dan beberapa jenis buah lainnya.

Halaman rumah-rumah warga juga hampir seluruhnya memiliki pohon. Pohon-pohon tersebut tumbuh di pinggir jalan, yakni di depan atau di samping rumah. Di pinggir lorong kompleks, memang terdapat beberapa bedengan tempat tumbuhnya pohon-pohon tersebut. Bedengan tersebut berfungsi sebagai taman-taman kompleks.

Selain semarak oleh pepohonan, masih di Jalan Poros Tirasa, warga juga memasang umbul-umbul di pinggir jalan. Hal ini menambah suasana semarak kawasan kompleks. Sementara di Lorong Kavling 10 dan 11, Jalan Tirasa, beberapa rumah warga memiliki taman-taman yang ditumbuhi oleh kombinasi pohon buah dan bunga-bungaan, seperti palem, anggrek, kembang doa, dan lainnya. Tanaman tersebut tampak tumbuh sangat subur.

Fasilitator lingkungan RW XIV, Hadijah Said, mengatakan, peran serta seluruh warga sangat berarti dalam pembenahan lingkungan. Meskipun ada beberapa warga yang belum terlibat, tetapi semangat warga lainnya tidak surut. "Apalagi ibu-ibunya, mereka yang sangat antusias membersihkan," ujarnya.(zuk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar