Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Selasa, 01 Juni 2010

Motivator Luncurkan Website

NURHADI/FAJAR
MAKIN BERSIH. Kartini, warga RT A dan RT B Lorong 20, Kelurahan La'latang, Tallo, sementara menyapu di lokasi peserta MGC 2010, Selasa, 1 Juni.




MAKASSAR -- Tim motivator Makassar Green and Clean (MGC) 2010 akhirnya memfinalisasi peserta yang masuk 100 besar rukun warga (RW) terbaik. 100 RW tersebut merupakan hasil seleksi terhadap 272 RW kategori wilayah berkembang di Kota Makassar. Kecamatan Tallo tercatat paling banyak memasukkan kelurahannya dalam 100 besar RW terbaik tersebut.

Dari 15 kelurahan yang berada di Kecamatan Tallo, 12 kelurahan di antaranya berhasil meloloskan RW-nya masuk dalam peringkat 100 terbaik. "Setelah Tim Motivator MGC 2010 melakukan penilaian, dan setelah kami breefing, akhirnya kita tetapkan 100 RW terbaik. Kecamatan Tallo paling banyak meloloskan RW-nya karena mereka yang paling aktif membenahi lingkungan," ujar Motivator MGC 2010, Ikrom, Selasa, 1 Juni.

Bahkan Kelurahan Rappojawa, salah satu kelurahan di Kecamatan Tallo, berhasil meloloskan tiga RW sekaligus, yaitu RW I, II, dan III. Hanya tiga kelurahannya yang tidak memiliki wakil dalam 100 besar RW terbaik. Kelurahan itu antara lain Kelurahan Tallo, Bungaeja Beru, dan Lakkang. Hanya saja Lakkang masih akan dinilai secara khusus karena masuk kategori kepulauan.

Kecamatan Wajo juga berhasil memasukkan delapan dari sembilan kelurahannya. Yaitu Kelurahan Butung, Pattunuang, Ende, Mallimongan, Mallimongan Tua, Mampu, Melayu, dan Melayu Baru. Beberapa kecamatan hanya mampu meloloskan sedikit kelurahannya. Seperti Kecamatan Bontoala, dari 12 Kelurahan, hanya meloloskan dua kelurahan, yaitu Timungan Lompoa dan Gaddong.

Demikian halnya Kecamatan Tamalanrea, hanya meloloskan dua kelurahan yaitu Kelurahan Tamalanrea dan Tamalanrea Jaya. Kecamatan Ujung Pandang meloloskan empat kelurahan, yaitu Baru, Mangkura, Bulo Gading, dan Lajangiru. Kecamatan Mariso juga empat kelurahan, yaitu Lette, Mario, Mattoanging, dan Tamarunang.

Selanjutnya Kecamatan Manggala meloloskan tujuh kelurahan, Tamalate juga tujuh, Biringkanaya lima, Rappocini delapan, Mamajang delapan, Makassar dan Panakkukang masing-masing sembilan kelurahan. Untuk informasi detail mengenai urutan RW terbaik, bisa diakses di situs resmi MGC 2010 di http://www.makassargreenandclean.co.cc via internet.

Project Officer MGC 2010, Saharuddin Ridwan, menjelaskan, dengan selesainya proses penjurian untuk 100 besar, kini tim MGC akan melakukan lagi seleksi untuk 50 besar RW terbaik. "Kita tetap akan turun menilai kondisi lingkungan dari 100 RW tersebut. Penilaiannya terkait dengan pemilahan, pengelolaan, dan daur ulang sampah. Termasuk kondisi drainase danm administrasi lingkungannya," ujar dia.

Saharuddin mengimbau wilayah yang tidak masuk 100 besar agar tetap melanjutkan program pembenahan lingkungan. Hal itu juga karena tahun ini Pemerintah Kota Makassar memprogramkan membentuk satu lingkungan binaan setiap kelurahan.

Hal sama diungkapkan Kabid Pengembangan Kapasitas Kebersihan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar, Andi Iskandar. Menurut dia, masyarakat jangan melihat lomba, tetapi spirit dalam memperbaiki lingkungan. (zuk)

Pasang Cincin di Jantung, Dokter RSWS Dilapor


RAMAH/FAJAR
MELAPOR. Korban malapraktik dokter di RSWS, Rachmawaty Sabaruddin melapor di SPK Polda Sulsel didampingi penasihat hukumnya, Tadjuddin Rahman (belakang).


· Sebut Malapraktik, Ali Aspar Serahkan ke Komite Medik

MAKASSAR – Dugaan malapraktik kembali dilakukan dokter di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS). Kali ini menimpa Rachmawaty Sabaruddin, 54, warga Perumahan Griya Prima Tonasa Jalan Perintis Kemerdekaan yang berprofesi wiraswasta.
Pelakunya adalah Prof Dr dr Ali Aspar Mappahya, yang sehari-hari bertugas sebagai dokter di Cardiac Centre RSWS. Kasus malapraktik ini, pun telah dilaporkan Rachmawaty ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Sulsel Senin, 31 Mei pukul 11.00 Wita. Laporan korban bernomor polisi: LPB/128/V/2010/SPK.

Laporan korban diterima Inspektur Polisi Dua Joseph. Saat melapor, korban didampingi kuasa hukumnya Tadjuddin Rachman, Nursin, Mustandar, dan Sukmawaty Aris.
Dugaan malapraktik ini, bermula ketika Rachmawaty mengeluh sakit di bagian dada berulang-ulang pada 20 April 2010 lalu. Korban kemudian diopname di RS Akademis Jaury Jusuf Putera selama satu minggu, di bawah perawatan Prof Dr Junus Alkatiri.
Karena tidak ada perubahan pada sakitnya meski telah dirawat intensif, Junus Alkatiri menganjurkan korban untuk melakukan pemeriksaan angiografi koroner (kateterisasi jantung). Korban pun kemudian dirujuk ke Laboratorium Kateterisasi Jantung RSWS pada 27 April 2010. Setelah diperiksa, korban lalu menyampaikan ke Junus Alkatiri tentang adanya penyempitan pembuluh koroner.

"Padahal, saya dengar dari perawat di laboratorium tersebut bahwa pembuluh darah jantung saya normal. Namun, dia (Junus Alkatiri, red) tanpa melihat hasil pemeriksaan tersebut tetap menganjurkan saya agar mengikuti keinginan dokter di RSWS untuk pemasangan cincin atau stent," ungkap Rachmawaty.

Lantaran merasa awam terhadap pengetahuan kesehatan/kedokteran, maka pada tanggal 30 April korban mengikuti keinginan dokter Ali Aspar agar dilakukan pemasangan cincin pada pembuluh darah jantung pelapor sebanyak dua buah. Setelah dipasangi cincin, kesehatannya bukannya membaik malah tambah buruk.

Selama ada cincin di pembuluh darah jantungnya, korban mengaku menderita sakit pada dada bahkan semakin berat. Korban tidak dapat tidur tanpa meminum obat anti sakit dan penenang yang diberikan terlapor. "Parahnya lagi, cincin tersebut tidak dapat lagi dibuka. Selama terpasang, banyak efek samping saya rasakan. Salah satunya sering sesak napas," ujar Rachmawaty.

Merasa penyakit yang dideritanya semakin berat, maka pada 21 Mei lalu korban melakukan pemeriksaan di Pusat Jantung Nasional (RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita) di Jakarta, dengan memperlihatkan CD rekaman kateterisasi jantung kepada dr Doni Firman. Dalam rekaman tersebut menggambarkan keadaan sebelum dilakukan pemasangan cincin di pembuluh darah jantung korban.

"Nah, hasil konsultasi saya dengan dokter di rumah sakit tersebut terungkap kalau saya tidak menderita sakit jantung koroner. Saya juga tidak memerlukan tindakan selanjutnya. Ironisnya, saya baru bertemu dokter Ali Aspar sepuluh hari setelah dipasangi cincin," ungkapnya, sembari menyatakan ketika dipasangi cincin dia disaksikan dua anaknya bernama Aslam dan Nurul Hasanah.

Penasihat hukum korban, Tadjuddin Rachman menyatakan, tindakan dokter di RSWS itu telah melanggar ketentuan hukum kedokteran sebagaimana diatur dalam UU Nomor 29 Tahun 2004, karena pelaku tidak memberikan pelayanan sesuai standar profesi. Selain itu, pelaku juga dapat dikualifisir sebagai tindak pidana dengan ancaman kurungan paling lama setahun atau denda paling banyak Rp 50 juta.

"Bukan cuma itu, karena terlapor membuat keterangan yang tidak benar tentang keadaan kesehatan korban yang sebenarnya, maka terlapor dapat pula dikenakan melanggar Pasal 267 KUHPidana dengan ancaman empat tahun penjara. Karena itu, kami minta polisi memproses lebih lanjut kasus ini," pinta Tadjuddin.

Sementara Prof Dr dr Ali Aspar Mappahya, yang ditemui di kediamannya di Kompleks Perumahan Dosen Unhas Jalan Sunu, Senin sore awalnya enggan berkomentar terkait pelaporan dirinya ke polisi. Dia menolak memberikan penjelasan terkait masalah tersebut. "Saya tidak bisa berkomentar," ucapnya singkat.

Namun, setelah didesak akhirnya Ali Aspar mau buka mulut meski tidak panjang lebar. Dia menyatakan, masalah tersebut kini ditangani Komite Medik RSWS. "Sebaiknya tunggu saja hasil penyelidikan Komite Medik rumah sakit supaya jelas. Jangan buru-buru. Tunggu proses dululah," pintanya.

Ali Aspar enggan memberi keterangan lebih detail, dengan alasan kasus ini sepenuhnya diserahkan kepada Komite Medik RSWS. "Nanti saya lagi disalahkan macam-macam. Orang sekarang cenderung mencari yang salah, bukan mencari yang benar," kuncinya.

Dihubungi terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sulsel, Prof dr Abdul Kadir SpTHT(KL) PhD menyatakan, kasus dugaan malapraktik ini sudah diketahui dan telah disampaikan ke Ketua Komisi Medik. Menurut rencana, Ali Aspar akan dimintai penjelasan Selasa, 1 Juni hari ini.

Komisi Medik, kata dia, akan melakukan pemeriksaan apakah dokter yang bersangkutan pada saat menangani pasien betul melakukan tindakan malapraktik atau tidak. "Yang menjadi acuan adalah membandingkan tindakan yang dilakukan dengan standar pelayanan medik. Pasien juga tak selamanya yang diadukan itu sesuai kenyataan. Kadang ada maksud tertentu," jelas Kadir, malam tadi.
(ram-zuk)

Pannampu Buat Bank Sampah

MAKASSAR--Kelurahan Pannampu Kecamatan Tallo antusias menyambut Makassar Green and Clean (MGC) 2010. Salah satu indikator yang bisa disaksikan adalah, hampir setiap rumah sudah memiliki tanaman di depan rumahnya masing-masing.

Lurah Pannampu Kec Tallo, A Mappatoto, menjelaskan, masyarakatnya perlahan-lahan mulai sadar dalam hal kebersihan lingkungan. Warga sudah melakukan usaha untuk mereduksi sampah. Di antaranya dengan membuat bak sampah. "Setiap rumah sudah memilki bak sampah. Warga sendiri yang suka rela membuatnya," ujar dia, Senin, 31 Mei.

Kelurahan Pannampu juga sudah memiliki bank sampah. Bank sampah adalah tempat penampungan sampah terpilah yang berukuran besar. Dalam bank sampah tersebut, terdapat beberapa sekat terpisah yang berguna sebagai tempat penyimpanan berbagai jenis sampah. Tetapi sampah-sampah tersebut harus dipisah sesuai dengan jenisnya, supaya bisa difungsikan lagi.

Pannampu juga sudah mulai tampak hijau. Sesuai pantauan di sekitar kantor Lurah Pannampu, beberapa jenis pohon sudah mulai tumbuh. Termasuk, memiliki sebuah taman hijau di depan kantor kelurahan. Mappatoto juga mengaku sudah menanam pohon area kanal Pannampu. Oleh karena itu, ia merasa optimis bisa lolos masuk 100 besar MGC 2010.

"Sebetulnya penghijauan sudah lama kami laksanakan. Hanya saja, pohon-pohon yang kami tanam, yang bertahan hanya sekitar 20 persen, karena banyaknya kambing. Yang bisa bertahan hanya pohon yang batangnya dibungkus atau berada di dalam halaman rumah warga," terang Mappatoto.

Hanya saja, menurut Mappatoto, warganya mesti didekati secara perlahan-lahan dalam hal menjaga kebersihan. Hal itu karena sebagian warganya merupakan kalangan yang kurang berpendidikan. Walau begitu, Kelurahan Pannampu jiga sudah memiliki empat unit kendaraan operasinal sampah.

Selain itu, imbuh Mappatoto, warga juga sudah mengepektifkan kebersamaan. Setiap Minggu mereka melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan. "Masyarakat di sini antusias memperbaiki lingkungan," imbuh dia.

Jumat lalu, tim motivator MGC 2010, Andi Ardiaza dan Selry Tanri, sudah melakukan sosialisasi pengelolaan sampah dan pembentukan lingkungan hijau. Kegiatan ini dikuti oleh seluruh ketua rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT) se-Kelurahan Pannampu. (zuk)

Ramsis UMI Hanya Satu

MAKASSAR--Direktur rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) atau asrama mahasiswa (Ramsis) Universitas Muslim Indonesia (UMI), H Alide Hamid, membantah telah terjadi penyerangan pada Minggu dini hari, 30 Mei. Menurutnya, hingga saat ini Ramsis  UMI masih aman dan damai, tidak ada peristiwa apapun, termasuk penyerangan.

    "Tidak ada sama sekali penyerangan ke Asrama Mahasiswa UMI. Yang diserang itu asrama yang lain, bukan Asrama Mahasiswa UMI," ujar Alide, Senin, 31 Mei.

    Menurut Alide, UMI hanya memilki satu ramsis, yaitu di Jalan Pampang. Ramsis itu katanya hanya dihuni oleh sekira 80-an mahasiswi. "Jadi tidak ada kejadian apapun di ramsis UMI. Kita tidak mau masalah penyerangan ini merembes ke UMI, padahal mahasiswa kami aman-aman saja," imbuhnya.

    Alide mengaku sudah mengecek korban luka yang masuk ke Rumah Sakit Ibnu Sina, tetapi ia tak mendapatkan informasi detail tentang mahasiswa yang bersangkutan. "Data korban yang kena busur sudah saya cari di rumah sakit (Ibnu Sina, red), tetapi datanya tidak jelas," tambahnya.

    Alide mengharapkan kepada mahasiswa agar tidak seenaknya menggunakan nama asrama mahasiswa UMI karena yang diakui sebagai ramsis hanya yang terletak di Pampang. Walaupun dalam satu rumah kost semuanya mahasiswa UMI, tetapi hal itu tidak bisa dikatakan ramsis UMI. "Mahasiswa yang bernama Rian Ardiyansah tidak tinggal di ramsis UMI," tegas Alide.

    Alide juga mengharapkan agar seluruh mahasiswa jangan mau terprovokasi oleh isu penyerangan tersebut. Ia juga mengimbau agar semua orang tua mahasiswi agar tetap tenang alias tidak cemas karena ramsis UMI tetap aman. (zuk)

Imbau Hak Jawab, PWI Kecam Kekerasan Wartawan




MAKASSAR -- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulsel mengecam terjadinya kekerasan fisik terhadap wartawan Harian Fajar, Amirullah Basri. Senin, 31 Mei, PWI Sulsel resmi mengeluarkan sikap terkait kekerasan yang terjadi pada Selasa, 25 Mei lalu itu.

Wakil Ketua PWI Sulsel, HL Arumahi, menegaskan, PWI mengutuk kejadian kekerasan tersebut. PWI Sulsel juga mengimbau dan mengharapkan agar semua pihak yang merasa dirugikan dengan suatu pemberitaan agar menempuh jalur prosedur.

"Kepada pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan dapat melakukan hak jawab sesuai perundang-udangan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers," lanjut Arumahi.

Oleh karena itu, pihak kepolisian diminta untuk menyelesaikan masalah ini melalui proses hukum. Hal itu karena korban telah melapor terkait perlakuan yang dialami saat melaksanakan kegiatan jurnalistiknya di Takalar. (zuk)

Penghargaan untuk Rubrik Griya Harian Fajar

MAKASSAR -- Musyawarah Daerah (Musda) III Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Sulsel resmi digelar di Hotel Singgasana, Senin, 31 Mei. Musda ini dibuka Staf Ahli Gubernur Sulsel Bidang Pembangunan, Asri A Pananrang. Dalam sambutan Gubernur Sulsel, Syarul Yasin Limpo, mengimbau IAI terus berbenah diri. Sambutan ini dibacakan Asri A Pananrang.

Selain itu, lanjut Syahrul, kegiatan ini juga diharapkan sbagai momentum bagi peningkatan kemandirian IAI. Organisasi ini juga diminta melakukan pembenahan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia anggotanya. "Kita perlu mengisinya dengan inovasi-inovasi baru. Media ini harus bisa melahirkan yang terbaik," ujar dia.

Pemprov Sulsel, kata Asri A Pananrang, berharap para arsitek juga berpartisipasi untuk menjadikan provinsi ini lebih terkemuka. "Centre Point of Indonesia merupakan salah satu tolok ukur sebagai provinsi terbaik di Indonesia," kata Asri A Pananrang.

Ketua Panitia Musda IAI Sulsel, Sanusi Anwar, menjelaskan, kegiatan ini merupakan agenda rutin organisasi tersebut setiap tiga tahun. Sanusi adalah salah seorang kandidat Ketua IAI Sulsel periode mendatang. Kandidat lainnya adalah Naidah Naing. Kedua kandidat ini akan memperebutkan 362 suara anggota IAI Sulsel.

Musda ini juga memberi penghargaan kepada tokoh dan lembaga yang dianggap berkontribusi mendukung wacana perkembangan arsitektur di Sulsel. Mereka yang menerima penghargaan tersebut, yaitu Harian Fajar untuk Rubrik Griya, Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Mamajang, Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI) Sulsel, Mien Nico Salai sebagai inisiator green architecture, Ahmad Sese, dan Radio Delta dengan program Delta Griya. (zuk)

Warga La'latang Menata Lorong



MAKASSAR --Kelurahan La'latang, Kecamatan Tallo antusias mengikuti Makassar Green and Clean (MGC) 2010. Minggu, 30 Mei, warga masyarakatnya, khususnya Rukun Warga (RW) 02, melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan.

Menurut Abdul Wahab, Ketua RW 02, Kelurahan La'latang, Kecamatan Tallo sekaligus fasilitator tingkat RW, kerja bakti merupakan salah satu kebiasaan warganya setiap hari Minggu. "Kerja bakti bukan baru kali ini. Sejak dulu kami laksanakan. Kerja sama warga sangat bagus di sini," ujarnya, kemarin.

Kelurahan La'latang memang pantas menjagokan wilayahnya. Di beberapa lorong dan jalan raya, penghijauan terlihat sudah terlaksana. Selain aneka pohon, berbagai jenis tanaman lainnya juga terlihat menghiasi lorong-lorong di kelurahan itu. "Penghijauan sudah sejak dulu ada, bukan dimulai dari sekarang. Maksudnya, tanaman bukan direkayasa karena sejak dulu ditanam," imbuh Wahab.

Selain itu, setiap lorong, khususnya di RW 02, masing-masing memiliki seorang fasilitator lingkungan. Tercatat beberapa nama fasilitator lorong di RW 02. Di antaranya, Aminah Bustam fasilitator Jalan Pongtiku Lorong 20. Lalu Hasnawati fasilitator Jalan Datuk Ditiro Lorong 7, Nurani Mustafa, fasilitator Jalan Mangadel Lorong 20, dan Hasnah Rasta, fasilitator Jalan Jalan Pongtiku Lorong 22.

Kemudian, Sri Muliati, fasilitator Jalan Pongtiku Lorong 26, Sultan, Jalan Mangadel Lorong 22, dan Norma Haris, fasilitator Jalan Mangadel Lorong 24. Empat lorong di antaranya sudah dicat oleh warga setempat. Yang dicat adalah jalannya yang terbuat dari paving block.

Jalan lorong yang dicat tersebut, yaitu Jalan Pongtiku Lorong 20 dan Lorong 26, Jalan Mangadel Lorong 22 dan Lorong 24. Lorong-lorong tersebut dicat dengan variasi warna seperti, hijau, merah, kuning, dan hitam.

Selain penghijaun, kebersihan juga sangat diperhatikan warga. Saluran air atau got yang biasanya kotor, juga terlihat bersih. Di samping itu, beberapa lorong juga dilengkapi tanaman dan sudah menerapkan beberapa pot gantung. "Untuk pot gantung, saya sendiri yang buat bersama warga di sini," kata Aminah, salah seorang fasilitator lorong.

Lurah La'latang Kecamatan Tallo, Juliaman, menjelaskan pengelolaan sampah sudah terkoordinir. Sudah ada empat buah kendaran sampah yang dimiliki. "Sampah sudah diatur. Badan keswadayaan masyarakat (BKM) sudah memilki empat unit kendaraan operasional persampahan," kata dia.

Setelah melakukan kerja bakti, warga dari beberapa RT selanjutnya diberi pengarahan oleh tim MGC berupa cara pengelolaan sampah. Hadir dari tim motivator MGC, Muhammad Jaya dan Andi Nurdianza. (zuk)

Stik Golf di Planet Sport


Dok. Fajar


MAKASSAR -- Bagi pencinta olahraga golf, tidak usah terlalu pusing untuk mencari stik atau tongkat pemukul. Di Mal Ratu Indah (MaRI) Makassar, alat ini sudah dijual dengan bebas. Tepatnya di Toko Planet Sport, Lantai I MaRI.

Aneka jenis stik golf dijual di tempat itu. Memang, dalam permainan golf, stik yang dipakai tidak cuma satu. Melainkan bervariasi sesuai dengan kebutuhan situasi dan jarak jauhnya pukulan ke lubang atau hole. "Penggunaan stik juga tergantung dari jauhnya pukulan pemain," kata Arma, karyawati Planet Sport.

Menurutnya, ada empat macam stik yang dipakai dalam bermain golf. Sebut saja di antaranya, stik atau tongkat driver, fairway wood, iron, dan putter. Stik driver digunakan sebagai pemukul awal. Fairway wood dan iron digunakan untuk pukulan lanjutan. Dan putter digunakan untuk pukulan dekat utamanya di sekitar green area lapangan permainan golf.

Hanya saja, tidak semua jenis stik bisa dibeli secara tunggal. Stik driver dan putter bisa dibeli terpisah, tetapi iron merupakan satu paket. Satu paket iron terdiri atas delapan hingga sembilan stik di dalamnya. Beberapa merek juga tersedia di toko ini. Misalnya Wilson, Golden Bear, Mizuno, Callaway, dan TaylorMade.

Harganya pun bervariasi. Untuk tipe stik driver, harganya di kisaran Rp 1,9 juta sampai Rp 4,7 juta. Fairway Wood Rp 1,9 juta hingga Rp 2,6 juta, iron (paket delapan stik) Rp 7 juta hingga Rp 16,9 juta, dan putter mulai Rp 349 ribu hingga Rp 2,3 juta. "Untuk pembelian paket full set atau satu set lengkap stik golf, mendapat hadiah tas stik golf," ujarnya. (zuk)

Calon Jemaah Kumpul di Mercure






MAKASSAR --Konsorsium haji dan umrah La Ilaha Illallah, menggelar silaturahmi dengan para calon jemaah umrahnya di Hotel Mercure, Jalan Daeng Tompo, Minggu, 30 Mei.

Acara yang mengangkat tema “Silaturahmi dari Kita untuk Kita” ini diikuti ratusan calon jemah umrah konsorsium La Ilaha Illallah yang akan berangkat awal Juni. Acara ini dimeriahkan penampilan musik Islami kasidah yang diiringi alat musik gambus dan orgen.

Untuk bulan Juni ini, konsorsium La Ilaha Illallah akan memberangkatkan 350 calon jemaah umrah yang berasal dari berbagai daerah dan kota se-Indonesia. Utuk wilayah Sulsel dan Sulbar, calon jemaahnya berasal dari Makassar, Bone, Sinjai, Takalar, Gowa, Maros, Polmas, dan beberapa daerah lainnya. Sementara untuk luar Sulsel, calon jemaahnya berasal dari Papua dan Jakarta.

Ketua pelaksana silaturahmi, Pracoyo, mengungkapkan, calon jemaah umrah konsorsium La Ilaha Illallah akan diberangkatkan dengan sekali perjalanan. Perjalanan tersebut terbagi atas tiga rombongan dan tujuan. Satu rombongan yang berjumlah 50 calon jemaah akan menuju ke Kairo, Mesir selama tiga hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Mekkah. "Mereka akan berwisata religi di sana sebelum ke Mekkah," ujar Pracoyo, kemarin.

Selanjutnya rombongan yang lain akan berangkat ke Turki, yang juga selama tiga hari lalu melanjutkan perjalanan ke Mekkah. Sisanya, yaitu rombongan calon jemaah umrah reguler yang langsung menuju ke Mekkah.

"Ini adalah pemberangkatan yang ketiga setelah pemberangkatan pada Maret 600 jemaah dan April 200 jemaah," kata H Syamsu Alam, salah satu petugas Konsorsium La Ilaha Illallah.

Dalam acara yang dikemas dengan silaturahmi ini, seluruh calon jemaah dipertemukan agar mereka saling mengenal. Di samping itu, juga untuk meningkatkan persaudaraan di antara mereka.
"Jadi ini adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk suksesnya perjalanan jemaah umrah," kata KH Abd Rahim Assegaf Puang Makka.(zuk)