Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Sabtu, 17 April 2010

Pementasan Seni Forum Masyarakat Seni

*Simbol Matinya Seni dan Kebudayaan Sulsel

Masyarakat seni Sulsel sedang "berkabung". Mereka merasa telah "terbunuh" oleh kekuasaan. Seperti apa pertunjukannya?

RIDWAN MARZUKI
Jalan Riburane

Suasana "duka" menyelimuti gedung Kesenian Societeit de Harmonie. Aroma kematian begitu tampak. Terutama di tempat pagelaran.

Suasana berkabung begitu terasa saat saya hendak memasuki pekarangan Gedung Societeit de Harmony. Untuk sampai ke pintu masuk gedung, pengunjung harus melalui terowongan yang terbuat dari anyaman bambu. Bambu-bambu tersebut dipasang silang-menyilang tak teratur. Instalasi bambu tersebut merupakan representasi duka yang dirasakan masyarakat seni Sulsel. Di tengah-tengah anyaman bambu inilah terdapat jalan menuju pintu masuk gedung.

Di tempat itu hampir tak ada alat penerang. Hanya mengandalkan beberapa lampu minyak tanah yang dibakar di pekarangan gedung. Itupun tak cukup sanggup untuk disebut alat penerang. Suasananya sepi, gelap, dan sedikit seram. Beberapa lampu minyak tersebut digantung di terowongan tadi. Praktis, semakin menambah aroma kematian di tempat itu.

Di bagian dalam gedung, lebih menyeramkan lagi. Suasana duka dan berkabung lebih dominan di tempat ini. Itu karena, ada lima buah "kuburan" baru. Tepatnya simbol kuburan. Lengkap dengan nisan yang juga terbuat dari beberapa batang bambu yang diikat jadi satu. Setiap kuburan memiliki nama.

Nama-nama kuburan tersebut antara lain Loket, Workshop, Informasi, Ruang Rias, Sarana dan Artistik, dan Ruang Pengisi Acara.
Koordinator Masyarakat Seni (Formasi) Sulsel, Andri Prakarsa menjelaskan, kuburan tersebut sebagai simbol atas kondisi kesenian di Sulsel. "Simbol bahwa seni dan budaya Sulsel telah mati," terang Andri, Jumat, 16 April.

Memang, pagelaran seni ini diberi nama kenduri duka. Suatu keadaan yang berarti sedang dalam kesedihan yang mendalam. Kesedihan itu, lanjut Andri, disebabkan karena pemerintah yang dinilai kurang peduli terhadap masyarakat seni.

Andri menilai pemerintah tidak melibatkan mereka utamanya dalam penyusunan kebijakan tentang seni dan kebudayaan. "Seni dan budaya di Sulsel tidak terkondisi dengan baik. Program pengembangan kesenian tidak melibatkan secara partisipatif masyarakat seni," ungkap Andri.

Andri mengaku jika pagelaran seni ini sebagai kritik kepada pemerintah. "Kita cenderung arahkan kritik kepada pemerintah terkait pembangunan atau renovasi (Gedung Societeit de Harmonie, red) yang tak kunjung selesai," ungkap Andri.

Jadi pagelaran seni ini merupakan ekspresi masyarakat seni untuk mengkritik pemerintah. Mereka menagih janji pemerintah untuk melibatkan mereka dalam pengambilan kebijakan terkait seni dan kebudayaan.
Menurut Andri, Pemprov Sulsel telah menjanjikan untuk mengadakan pertemuan atau dialog dengan masyarakat seni. "Tetapi sampai sekarang belum terealisasi," ungkpanya.

Andri berharap agar pemerintah bisa merasakan duka yang dialami masyarakat seni. Masyarakat seni mengkritik infrastruktur dalam Gedung Kesenian Societeit de Harmonie yang mereka nilai diabaikan. Apalagi sekarang, aliran listrik gedung telah dicabut oleh PLN. Praktis Societeit de Harmonie kegelapan saat malam.

Pagelaran ini terlihat cukup meriah. Bahkan, berbagai kalangan datang khusus menyaksikan pagelaran seni itu. Seperti akademisi, budayawan, pemerhati seni, para seniman, dan kalangan pers.

Rencananya, kegiatan ini berlansung selama seminggu. Kegiatan diisi dengan pementasan teater, musik, tari, pertunjukan seni rupa, pemutaran film, performing art, orasi kebudayaan, dan diskusi publik. Bahkan, Anggota DPR RI Asal Sulsel, Akbar Faisal juga tampil membacakan puisi, tadi malam.(*)
Rahmayandi Dilantik Jadi Ketua HMI MPO

MAKASSAR--Sejak terpilih beberapa minggu lalu dalam Konferensi Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi (MPO), Rahmayandi Mulda akhirnya dilantik menjadi Ketua HMI MPO Cabang Makassar. Pelantikan digelar di Aula LPTQ Tala Salapang, Sabtu, 17 April.

Pelantikan dilakukan oleh Pengurus Besar (PB) HMI MPO, Burhanuddin Arifin. Rahmayandi menggantikan Ketua Demisioner, Muh Fauzi. Dalam sambutannya, Fauzi menjelaskan posisi peran HMI MPO ke depan. Menurutnya, masih banyak pekerjaan yang harus dituntaskan oleh pengurus baru di periode mendatang.

"Pengurus baru adalah suntikan dan energi baru. HMI MPO dituntut mampu menjawab tantangan nasional. Respon HMI MPO terhadap persoalan sosial harus aktif," terang Fauzi.

Acara pelantikan tersebut dirangkaikan dengan Rapat Kerja (Raker) HMI MPO Cabang Makassar. Selain itu, digelar juga dialog ekonomi dengan tema Masa Depan Perekonomian Indonesia Refleksi Kasus Century. Hadir sebagai pembicara, Ketua Bank Indonesia Sulsel, Abdul Malik, dan aktivis Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Sulawesi yang juga dosen ekonomi, Muh Akil Rahman. (zuk)

Tommy Kurniawan Takjub di Trans

MAKASSAR--Pengalaman pertama yang mengesankan. Setidaknya itulah yang dirasakan Tommy Kurniawan saat menjajal wahana bermain di Trans Studio, Sabtu, 17 April. Ia mengaku menikmati wahana permainan yang ada di tempat itu.

Selama dua hari, Tommy akan berada di Trans. Sabtu dipakai untuk menikmati aneka permainan di Trans. Termasuk menyaksikan opera Jason Mencari Cinta (JSM). Selain itu, Tommi juga berkesempatan menyaksikan High School Musical (HSM) yang ada di Trans Studio.

Khusus untuk Minggu, Tommy akan mengikuti meet and greet. Juga akan menyanyikan beberapa tembang andalannya untuk menghibur pengunjung Trans Studio. "Ada tiga lagu yang akan saya bawakan besok (hari ini, red). Tak Ada Yang Bisa, Kisah Cintaku, dan Kamu," beber Tommy, saat ditemui sesaat setelah menyaksikan pertunjukan opera JMC.

Tommy banyak memuji pementasan opera tersebut. Menurutnya, tidak mudah menciptakan permainan opera yang menarik. "Saya suka koreografinya. Akhirnya orang bisa terbawa," ungkap dia.

Dalam opera, lanjut dia, lebih susah melahirkan aura dibanding untuk kepentingan live di televisi. JMC dalam penilainnya menampilkan pertunjukan yang sangat menghibur. Itu karena bermain opera atau teater bagi Tommy bukanlah hal yang gampang. Tommy menceritakan pengalamannya berkali-kali ikut pertunjukan tetater. "Di tetater kadang saya berhasil (memainkan koreografi, red), kadang tidak. Good luck for JMC," pungkas dia.

Terkait peluncuran album baru, tommi belum menargetkan dalam waktu dekat ini. Tetapi jika itu dia lakukan, aliran musik atau genrenya akan diubah. "Mudah-mudahan niat kita untuk melahirkan genre baru bisa tercapai. Semoga bisa laku di pasaran," imbuh Tommy.

Tommy berencana membuat genre baru yang ia sebut pop-electro. Genre ini dihasilkan dengan cara perpaduan alat-alat musik elektronik. Tidak ada drum. Tjuannya, lanjut dia, untuk memberikan sesuatu yang beda kepada pecinta musik tanah air. (zuk)

Semarak, GTC Model's Hunt

MAKASSAR--Puluhan anak-anak dan remaja ambil bagian dalam GTC Model's Hunt. Kegiatan tersebut merupakan ajang mencari model yang digelar oleh Mall Graha Tata Cemerlang (GTC) Makassar.

Kegiatan ini merupakan audisi tahunan yang diselenggarakan oleh Mall GTC. Cuma yang spesial pada audisi kali ini juga diikuti oleh anak-anak. Jadi ada dua kategori yang dilombakan. Kategori remaja dan anak-anak. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari. Sabtu merupakan babak penyisihan. Selanjutnya Minggu untuk babak final.

Marketing Communication Manager Mall GTC, A Widya Syadzwina, mengakui jika kategori anak-anak dibuka untuk mengakomodasi minat anak-anak yang tertarik pada duni modelling. "Sekarang fashion untuk anak-anak juga berkembang. Makanya kita juga adakan lomba untuk anak-anak," kata dia, Sabtu, 17 April.

Widya menjelaskan, ada beberapa syarat untuk peserta lomba. Untuk anak-anak syaratnya harus berusia antara lima hingga 10 tahun. Lalu untuk remaja, antara 13 sampai 22 tahun. Setiap kategori akan keluar juara pertama sampai tiga ditambah tiga peserta juara harapan.

Peserta akan memperebutkan beberapa macam hadiah. Seperti uang tunai dan voucher belanja di Mall GTC. Khusus untuk juara pertama, di samping mendapatkan hadiah, juga akan mendapat voucher kursus modelling selama tiga bulan. Di tempat kursus tersebut, pemenang akan diajarkan tentang dunia modelling, kepribadian, make up, dan cara berpose.

Salah seorang peserta lomba, Ningsih (16) mengaku optimis bisa menang. Ia merasa senang ikut dalam ajang ini. "Mau cari pengalaman," pungkasnya. (zuk)

Menelusuri Jejak Fort Vreedeburg te Makassar

DULU-KINI. Fort Vreedeburg te Makassar pada tahun 1921. Gambar kiri menunjukkan suasana di lokasi yang diduga bekas benteng tersebut pada Jumat, 16 April.


*Punya Terowongan Menuju Fort Rotterdam

FORT Vreedeburg te Makassar ikatan khusus dengan Aru Palakka. Benteng itu konon dihadiahkan Belanda kepada Raja Bone itu. Di mana jejaknya kini?

RIDWAN MARZUKI
Karebosi

TAK banyak yang tahu atau kenal nama Fort Vreedeburg te Makassar. Apalagi mengidentifikasinya sebagai salah satu benteng yang pernah ada di metropolitan ini.
Awalnya Fort Vreedeburg te Makassar ditinggali oleh pasukan Belanda. Tetapi karena Aru Pallaka bekerja sama dengan Belanda melawan Kerajaan Gowa, akhirnya benteng itu diserahkan kepada Raja Bone tersebut.

Staf teknis Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar, Muhammad Natsir, membenarkan penyerahan benteng tersebut. Menurut dia, memang ada sumber yang menyebutkan bahwa Belanda memberi hadiah benteng kepada Aru Pallaka.
“Dan benteng yang dimaksud adalah Fort Vreedeburg te Makassar,” ungkap Natsir, Jumat, 16 April.

Lebih jauh, menurut Natsir, tempat berdirinya Fort Vreedeburg te Makassar berada di sekitar Lapangan Karebosi. Posisi tepatnya berada di sebelah timur Karebosi.

Natsir lalu menunjuk bangunan kantor Bank BNI sebagai lokasi bekas benteng. "Tetapi kita belum punya data ril penggalian tentang itu," imbuh Natsir.
Menurut cerita yang berkembang, Fort Vreedeburg te Makassar berhubungan langsung dengan Fort Rotterdam. Konon, kedua benteng ini dihubungkan sebuah terowongan. "Ya, ada ruang bawah tanah yang menghubungkan antara Fort Rotterdam dengan Fort Vreedeburg te Makassar," tambah Natsir.

Namun, lanjut Natsir, informasi tersebut juga belum memiliki data akurat. Informasi tersebut hanya berlanjut dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.
Tetapi asumsi ini sebetulnya bisa mendapat pembenaran jika melihat konstruksi Fort Roterdam. Di mana, di bagian timur benteng terdapat sebuah pintu gerbang yang kini sudah tertutup. Pintu gerbang ini sering juga disebut pintu belakang. Dulunya berfungsi sebagai pintu utama, tetapi selanjutnya posisi pintu utama dipindahkan ke bagian barat.

Dari pintu belakang inilah yang diyakini sebagai pintu menuju terowongan yang menghubungkannya dengan Fort Vreedeburg te Makassar. Tepat di bagian belakang pintu itu kini terdapat rumah warga. Untuk sampai ke pintu, kita harus menyusuri lorong yang mengikuti format huruf "S". Di samping kiri pintu, terdapat tangga undakan menuju ke bagian atas benteng. Ada 20 undakan.

Terkait arsitektur Fort Vreedeburg te Makassar, Natsir menilai jika konstruksinya tak jauh beda dengan Fort Roterdam. "Bisa jadi mengikuti bentuk Fort Rotterdam yang dipadu dengan bentuk kerajaan," terang dia.

Fungsi Fort Vreedeburg te Makassar untuk melindungi Belanda dari serangan Kerajaan Gowa. "Belanda mau kuat, maka ditaruhlah orang-orang Aru Palakka di sekitar benteng," terang Natsir.

Nasir menjelaskan, untuk menentukan lokasi suatu cagar budaya harus dilakukan penelitian dan studi arkeologis sebelumnya. Selanjutnya dilakukan ekskavasi atau penggalian setelah objek arkeologis telah ditentukan.

Kesulitan yang dihadapi untuk menemukan sisa-sisa Fort Vreedeburg te Makassar karena sudah tertimbun tanah. Oleh karena itu, satu-satunya jalan adalah ekskavasi yang serius. (*)