Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Sabtu, 08 Mei 2010

Masjid Makmur Melayu di Kampung Wajo



*Akan Dibangun Mirip Klenteng

Usianya sudah 250 tahun. Tercatat sebagai salah satu masjid tertua di Sulsel selain Masjid Katangka di Sungguminasa, Gowa. Bagaimana kondisinya kini?... See More

RIDWAN MARZUKI
Jl. Sulawesi

Masjid Makmur Melayu terletak Kelurahan Melayu Kecamatan Wajo. Masjid ini diapit oleh dua jalan besar, yakni Jalan Sulawesi dan Jalan Sangir. Berdiri tepat di tengah-tengah penduduk pecinan. Memang, kedua jalan tersebut dominan dihuni oleh masyarakat etnis Tionghoa. Termasuk di bagian belakang Masjid merupakan kompleks komunitas masyarakat pecinan.

Masjid Makmur Melayu tak bisa dipisahkan dengan salah satu tokoh ulama besar penyebar Islam di Sulsel, Khatib Tunggal Maulana Syekh Abdul Makmur. Di Makassar, tokoh ini lebih dikenal dengan nama Datuk Ri Bandang.

Mesjid Makmur Melayu dibangun di atas lokasi pesantren yang didirikan oleh Datuk Ri Bandang. Memang, awal mulan kedatangannya di Makassar, ia mendirikan pesantren sebagai pusat syiar atau penyebaran Islam. Pesantren inilah yang yang dipakai mendidik penduduk di sekitar lokasi tersebut. Juga, berfungsi sebagai tempat mengislamkan orang yang ingin masuk Islam.

Setelah Datuk ri Bandang wafat, lokasi eks-pesantrennya lalu dibanguni Masjid. Inisiatornya adalah anak-cucu beserta para pengikutnya. Pembangunannya dimulai pada tahun 1760. Sebagai bentuk dedikasi dan penghormatan atas jasa-jasa Datuk ri bandang tersebut, maka Masjid ini lalu diberi nama Masjid Makmur Melayu. Kata Melayu sendiri diambil karena ia berasal dari Melayu atau Sumatera.

Masjid ini berdiri di atas di atas lahan seluas 15x19 meter. Dulu, luasnya 21x20 meter. tetapi karena pembangunan jalan, sebagian bangunannya dikurangi alias dipotong. Semula pengurus Masjid Makmur Melayu bersikeras tak mau melepaskan sebagian bangunannya, tetapi karena bujukan dan desakan pemerintah Kota Makassar saat itu, akhirnya mereka mengalah.

Saat ini, untuk masuk ke Masjid, jamaah harus lewat dari pintu sebelah utara. Tepatnya, jamaah masuk dari arah Jalan Sangir. Terdapat dua pintu pagar sebagai akses masuk. Sejajar dengan itu, terdapat tembok yang megelilingi Masjid dengan perpaduan empat warna, yaitu hitam, coklat, krem, dan hijau. Pintu pagar sebelah kiri yang berhadapan langsung pintu masuk masjid. Di pintu tersebut terdapat gapura yang berbentuk piramida. Di samping gapura terdapat tempat wudhu. Dan di bagian ujung timur, terdapat toilet yang terlihat cukup terawat.

Salah seorang pengurus Masjid Makmur Melayu bernama H Ince Unais Hasan. Usianya kini 67 tahun. Selain sebagai ketua pengurus masjid, ia juga didaulat oleh jamaah sebagai imam di masjid tersebut. Unais tinggal di sekitar masjid. Persis di bagian selatan Masjid Makmur Melayu. Sejak kecil ia tinggal di tempat itu. Mungkin karena alasan itu, sehingga ia dipercaya menjadi imam. Selain itu, Unais juga masih merupakan keturunan dari Syekh Datuk ri Bandang.

Unais menceritakan, Masjid Makmur Melayu telah mengalami beberapa kali renovasi. Awal mula dibangun pada abad XVII, bahannya masih dari kayu. Pada tahun 1943, saat perang dunia ke-2, masjid ini sempat hancur dan rata dengan tanah. Hal tersebut terjadi karena dihantam dengan bom besar. Akibatnya, bangunan orisinal seperti awal pendiriannya tak bisa lagi dilihat.

Pasca pengeboman tersebut, perlahan-lahan masyarakat Kampung Melayu merekonstruksi Masjid Makmur Melayu. Saat itu dipimpin oleh H Ince Muhammad Hasan, ayah Unais. Dindingnya kala itu hanya terbuat dari gamacca. Yaitu dinding yang terbuat dari anyaman kulit pelepah daun nipah atau rumbia.

Tahun 1948, di tengah situasi pascaproklamasi kemerdekaan, dindingnya mulai diganti dengan tembok. Tak tanggung-tanggung, dinding tersebut dibuat dari tiga lapisan batu bata merah. Menurut Unais, batu bata zaman dulu berukuran besar dan lebar serta keras. Bisa dibayangkan betapa kuatnya dinding Masjid Makmur Melayu tersebut kala itu.

Tahun 1982, Mesjid ini dipugar lagi. Pemugarannya terbilang radikal. Masjid Makmur Melayu yang tadinya berlantai satu, lalu dibangun berlantai dua. Biaya pembangunan tersebut sepenuhnya berasal dari swadaya masyarakat. Termasuk bantuan dari masyarakat etnis Tionghoa di sekitar masjid tersebut. Unais mengaku, pemerintah tak memberi bantuan. "Tidak ada, nak. Tidak ada sedikit pun bantuan dari pemerintah," kata dia.

Walau begitu, tetapi Unais merasa bersyukur. Menurutnya, setiap kali merngadakan renovasi masjid, orang-orang Tionghoa di sekitar lokasi masjid selalu membantunya. Bantuannya bukan berupa uang, tetapi dalam bentuk material bangunan. Seperti pasir, semen, dan tegel. Memang di lingkungan sekitar masjid, tedapat beberapa orang etnis Tionghoa yang memeluk agama Islam.

Kini Masjid Makmur Melayu akan direnovasi lagi. Atau tepatnya akan dibangun ulang. Desainnya sudah dibuat. Tim atau panitia pembangunannya juga sudah dibentuk. "IMB (izin mendirikan bangunan) sudah ada, Nak," ungkap Unais.

Masjid Makmur Melayu yang akan dibangun berlantai empat. Lantai satu sebagai basement berfungsi sebagai tempat parkir. Lalu lantai dua sebagai pusat kegiatan Taman Pendidikan Alquran (TPA), sekaligus tempat pertemuan atau pengajian. Lantai tiga dan empat yang akan difungsikan sebagai tempat salat. Konsep bangunannya didesain menyerupai klenteng. "Mungkin karena berada di lokasi pecinan sehingga bangunannya mirip klenteng," tutur Unais.

Sealin itu, Masjid Makmur Melayu yang baru akan dilengkapi dengan lima buah menara. Satu menara utama di bagian utara. Lalu satu menara di bagian timur. Dan tiga menara lainnya berada di sebelah barat. Hanya saja, sejak panitia pembangunannya dibentuk tahun lalu, belum ada kepastian kapan pembangunannya dimulai.

Menurut Unais, faktor dana yang menjadi kendala utama. Apalagi anggaran untuk membangun Masjid Makmur Melayu yang baru akan menelan Rp 8,6 milyar. "Jadi kami berharap kiranya ada bantuan dari pemerintah dan masyarakat luas," kata Unais lirih. (*)

Dari Seminar Sukses di Usia Muda Unifa


*Mau Sukses, Harus Jujur

SIFAT jujur punya peranan besar dalam kesuksesan seseorang. Utamanya bagi entrepreneur pemula. Jujur merupakan modal terbesar untuk merintis sebuah usaha.

RIDWAN MARZUKI
Jalan Recing Center

Untuk menjadi orang sukses, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sukses hanya bisa dicapai setelah melewati berbagai kendala dan rintangan. Termasuk harus tertatih-tatih dan terjatuh. Apalagi kondisi saat ini, persaingan sangat ketat, sehingga dituntut adanya nilai lebih ketika ingin merintis sebuah jalur entrepreneur.

Masalah jujur dalam meraih sukses ini mengemuka dalam seminar yang dilaksanakan oleh Universitas Fajar, Sabtu, 8 Mei. Seminar ini mengangkat tema Unifa Ciptakan Seribu Entrepreneur, Sukses di Usia Muda.

Seminar ini menghadirkan empat pembicara sekaligus pengusaha muda Sulsel. Mereka yang hadir, Ir H Amran Sulaiman MP, Miswar S Kimia, Mawardi Jafar, dan Zainal Tahir. Seminar dimoderatori oleh Dr Muhammad Akbar MSi.

Amran yang didaulat menjadi pembicara pertama mengungkapkan, persolan kemiskinan hanya bisa diatasi jika dalam sebuah negara terdapat minimal dua persen entrepreneur. Sekarang ini katanya, Indonesia hanya memiliki sekitar 0,24 persen entrepreneur dari total jumlah penduduk. "Jadi yang penting sekarang adalah mengubah paradigma agar orang mau berwirausaha. Ini adalah solusi menuju sukses," kata pengusaha SPBU ini.

Hasil penelitian terhadap 500 mahasiswa, ungkap Amran, 96 persen bercita-cita jadi pegawai dan hanya empat persen yang bercita-cita jadi pengusaha. Hal itu menunjukkan rendahnya minat generasi muda dalam menekuni dunia entrepreneur.

Lebih lanjut, Amran memberi tantangan kepada kaum muda agar menggunakan peluang untuk menjadi pengusaha. Apalagi untuk mencapai dua persen entrepreneur. "Jadi masih ada ruang kosong yang harus diisi. Kalau mau sukses, silahkan isi ruang kosong itu," lanjut pengusaha emas ini.

Amran melihat paradigma masyarakat selama ini cenderung mengisi ruang yang telah sesak. Ruang sesak dimaksud adalah pegawai. Masyarakat khususnya generasi muda selalu berorientasi untuk menjadi pegawai. Hal inilah yang mengakibatkan kian meningkatnya pengangguran. Padahal, katanya, ruang kosong alias wirausaha menjajikan harapan.

Amran lalu memberi beberapa tips untuk menjadi seorang enterpreneur. Ia mengatakan, untuk menjadi kaya, ada syarat khusus yang harus dipenuhi. Seorang pengusaha, kata dia, harus memiliki sifat yang jujur. Juga pekerja keras dan memiliki komitmen. Dan yang tak kalah pentingnya adalah keberanian. "Seorang pengusaha harus berani," tegas penemu racun tikus Tiran ini.

Kegagalan dalam usaha menurutnya hal yang biasa. Itu merupakan pembelajaran bagi seorang pengusaha. Menurutnya, fondasi sukses adalah kegagalan dan penderitaan. Justru kegagalan itu dan pwenderitaan itulah yang akan mengantarkan pada kesuksesan.

Jika program seribu entrepreneur sukses di Sulsel, imbuhnya, maka hal itu akan mereduksi signifikan tingkat pengangguran yang mencapai 36.967 orang. "Program seribu entrepreneur adalah solusi intuk mengatasi kemiskinan di Sulsel," katanya.

Pembicara lainnya, pendiri JILC, Miswar S Kimia. Miswar lebih banyak
menjelaskan suka-dukanya ketika baru merintis usaha bimbingan belajarnya. Ia mengaku bersyukur lahir dari keluarga kurang mampu. Karena hal itulah yang melecutnya untuk mandiri. Ia memulai dari hal-hala kecil, seperti menerjemahkan jurnal-jurnal di kampus. Hasil terjemahannya itu, lalu ia mendapatkan upah.

Menurut Miswar, sukses tidak hanya dilihat dari satu sisi. Berbagai cara bisa ditempuh untuk menjadi sukses. Misalnya, ada orang yang sukses dalam pendidikan. Selanjutnya untuk menjadi orang sukses, tidak mesti terlalu bergantung kepada modal dalam bentuk rupiah atau uang di bank. "Mulailah dari apa yang dimiliki, seperti keahlian," katanya.

Untuk memulai usaha, katanya, cukup dari hal-hal kecil saja. Rasa gengsi atau malu juga harus disingkirkan. Rasa gengsi menurutnya, akan menjadi kendala untuk meraih kesuksesan. Selain itu, usaha yang digeluti juga harus ditekuni. "Usaha kalau ditekuni, konsentrasi, dan tidak pindah-pindah, insya Allah akan maju," ujarnya.

Senada dengan Miswar, Mawardi juga beranggapan sama. Menurutnya, usaha tidak harus langsung besar, melainkan dimulai dari hal yang kecil-kecil. Memang, katanya, jalan menuju sukses tidak instant. Harus dimulai dari bawah dan perlahan-lahan. Orang sukses memulai dari hal-hal kecil, memulai dari diri sendiri, dan tidak menunda-nunda peluang.

Mawardi mengakui jika menjadi entrepreneur memang harus menderita di awal ikhtiar. Bahkan, entrepreneur pemula harus siap "berdarah-darah" demi mencapai sukses. "Ketika memulai bisnis jangan membayangkan langsung berdasi, duduk di kursi empuk, kantor ber-AC, dan mobil bermerek," katanya.

Kesulitan, imbuh dia, adalah hal lumrah yang harus dihadapi dalam usaha. Justru kesulitan tersebut mesti dijadikan sebagai tantangan. Sama dengan pembicara sebelumnya, Mawardi juga menanggap gengsi sebagai kendala yang harus dilawan. Selain itu, dalam berbisnis mestilah fokus, komitmen, dan jujur. "Dan terkhir jangan lupa keluarkan zakat supaya Allah memberkahi," pungkasnya.

Soal adanya asumsi yang menganggap diri sendiri tak punya bakat entrepreneur, menurut Mawardi, hal itu harus dijauhkan. Karena pada dasarnya semua orang bisa menjadi entrepreneur asalkan mau belajar. Belajarlah yang akan mengasah kemampuan seseorang dalam dunia usaha.

Pembicara terakhir, Zainal Tahir, jika keberanian dan kejujuran merupakan faktor yang paling menentukan dalam dunia entrepreneur. Meskipun ia sendiri mengakui, dalam bisnis saham kadang tidak harus terlalu jujur. Selain itu, usaha harus dinikmati, tidak dijadikan beban. Lalu, berpikir positif juga diperlukan. Dan terakhir, dalam memulai usaha harus kreatif. "Tetapi jangan lupa, begitu dapat uang, bahagiakan orang tua," pungkasnya.

Seminar ini dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa Unifa. Juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi lain, serta masyarakat umum. (*)

Kassi-kassi Pendaftar Terakhir

MAKASSAR--Pendaftaran Makassar Green and Clean (MGC) 2010 resmi berakhir, Sabtu sore, 8 Mei. Kelurahan Kassi-kassi Kecamatan Rappocini tercatat sebagai pendaftar penutup.

    Walau sebagai pendaftar terakhir, tetapi tak mengurangi kekompakan mereka. Rombongan tim MGC 2010 Kelurahan Kassi-kassi dipimpin langsung oleh lurahnya, Hasanuddin. "Kami mendaftarkan tiga RW, yaitu RW II, RW II, dan RW XII," kata dia.

    Menurut Hasanuddin kelurahannya agak telat karena harus merapatkan dulu rukun warga (RW) apa saja yang akan ikut bersaing pada MGC 2010 ini. Kelurahan Kassi-kassi, katanya, terdiri atas 14 RW. Hasanuddin optimis RW-nya akan mendapatkan juara. "Daerah kami hijau dan bersih. Sudah dilakukan pemilahan sampah. Dan penjemputan sampah-sampah sudah terkooedinir," imbuh dia.

    Sebelum Kassi-kassi, pendaftar sebelumnya adalah Kelurahan Tompobalang Kecamatan Bontoala. Lalu ada juga Kelurahan Maccini Gusung dan Lariangbangi Kecamatan Makassar.

    Sementara itu, runner up tahun lalu, Kelurahan Wala-walaya Kecamatan Tallo juga sudah mendaftar kemarin. Mereka juga datang secara rombongan yang dipimpin oleh lurahnya.

    Sampai penutupan pendaftaran MGC 2010    kemarin, masih terdapat beberapa kelurahan yang tidak mendaftarkan satu pun RW-nya. Tercatat 23 kelurahan tidak mendaftar dari total 143 kelurahan yang ada di Kota Makassar. Hanya 123 kelurahan yang mendaftarkan RW-nya untuk berkompetisi di even ini.

    Kecamatan Makassar yang paling banyak kelurahannya tidak mendaftar. Dari 14 kelurahan di kecamatan itu, hanya tujuh yang mendaftar, tujuh lainnya absen. Selanjutnya Kecamatan Bontoala, dari 12 kelurahan, hanya delapan yang mendaftar, empat lainnya tidak mendaftar. Lalu Kecamatan Tamalanrea menyisakan dua kelurahan yang belum mendaftar yaitu Kelurahan Bira dan Kapasa.

    Kecamatan Mariso, Ujung Pandang, Manggala, dan Panakkukang masing-masing absen satu kelurahan. Yaitu Kelurahan Bonto Rannu, Maloku, Batua Raya, dan Karuwisi Utara.

    Sejumlah pendaftar belum melengkapi beberapa syarat administrasinya. Oleh karena itu, panitia masih memberi toleransi hari ini. RW yang ingin melengkapinya, bisa datang langsung ke Sekretariat MGC 2010, Jalan Kakatua 2 Nomor 15. (zuk)

Antusiasme Pendaftar MGC 2010

MAKASSAR--Hari keempat pendaftaran Makassar Green and Clean (MGC) 2010, di Fajar Graha Pena, Kamis, 6 Mei, berlangsung lancar. Puluhan kelurahan se-Kota Makassar berama-ramai mendaftarkan rukun warga (RW) yang akan berkompetisi dalam MGC 2010.

    Dibandingkan hari-hari sebelumnya, pendaftaran kemarin adalah yang paling ramai. Setidaknya tujuh kecamatan mendaftarkan  RT/RW yang akan mewakili kelurahan masing-masing untuk bersaing dalam ajang ini. Kecamatan yang dimaksud yaitu, Kecamatan Panakkukang, Tallo , Wajo, Tamalate, Mariso, Rappocini, dan Maggala.

    Hanya saja, kebanyakan kelurahan baru mendaftarkan satu RW-nya. Sementara RW yang lainnya akan didaftar belakangan. Lurah Mamajang Dalam, Kecamatan Manggala, Tibrisi Mustari, mengakui jika yang didaftar lebih dulu merupakan RW andalan. Selanjutnya, RW lainnya akan menyusul. "Insya Allah kita akan daftar tiga RW. Hari ini (kemarin, red) hanya Mendaftarkan satu RW. Yang lainnya besok (hari ini) karena kebetulan ketua RW-nya ada urusan penting," kata dia.

    Kelurahan Mamajang Dalam, lanjut Tibrisi, optimis akan mendapatkan juara dalam kompetisi MGC 2010 ini. Alasannya, di wilayahnya sudah terdapat tempat pengeloaan sampah terpadu. "Kita sudah punya bank sampah dan tempat daur ulang. Ada juga tempat pembuatan kompos," imbuhnya.

    Senada dengan Tibrisi, Zulkhairil, Lurah Balang Baru Kecamatan Tamalate, juga yakin akan masuk hitungan. Pasalnya, kata dia, tahun 2008 lalu, RW-nya masuk peringkat 50 besar. RW andalannya adalah RW 04. "Kebersamaan warga di RW itu kuat. Apalagi tahun 2008, masuk 50 besar," ungkap dia.

    Kecamatan Panakukang juga optimis menjadi juara. Kecamatan ini bertekad mempertahankan juara seperti yang diraihnya di tahun 2009 lalu. Kemarin, Kecamatan Panakukang bersama dengan 11 kelurahannya datang mendaftarkan wilayahnya. Kedatangan merka dipimpin langsung oleh Camat Panakkukang, Andi Bukti Jufri. Andi Bukti didampingi oleh para lurah dan ratusan warganya.
"Insya Allah target kami tahun ini, Panakukang bisa mempertahankan gelar," ungkap Andi Bukti, Camat Panakukang.

    Peserta yang mendaftar kemarin antara lain dari Kecamatan Panakukang ada Kelurahan Pandang, Tamamaung, Karuwisi, Panaikang, Tello Baru, Karampuang, Pampang, Masale, Paropo dan Sinrijala. Lalu dari Kecamatan Tallo ada La,latang, Buloa, dan Rappojawa. Kemudian dari Kecamatan Tamalate ada Parangtambung, Jongaya, Bongaya, Balang Baru, Manuruki, dan Barombong. Kecamatan Mariso ada Kelurahan Mario dan Mattoanging. Kecamatan Wajo ada Kelurahan Butung. Kecamatan Rappocini ada Tidung. Dan Kecamatan Manggala ada Kelurahan Mamajang Dalam.(zuk)

Pembentukan KPI di Susel Urgen

MAKASSAR--Pemberlakuan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) telah dimulai sejak 1 Mei lalu. Tetapi, sebagian besar pemerintah provinsi belum membentuk Komisi Informasi Publik (KIP) sebagaimana amanat Undang-undang tersebut.

    Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) termasuk salah satu yang belum membentuk KIP tersebut. Padahal, oleh banyak kalangan, menilai, pembentukan KIP sudah sangat urgen. Hal ini untuk menjembatani banyaknya masalah seputar informasi dan pemberitaan di daerah ini.

    Direktur Mercurius FM, Yosi Karyadi, menilai pembentukan KIP di Sulsel sudah sepantasnya dilakukan sekarang. Apalagi, UU KIP telah diberlakukan di mana setiap provinsi diwajibkan membentuk komisi tersebut. "Jadi itu (pembentukan KIP, red) perlu didorong di Sulsel. Jangan sampai Sulsel dianggap tertutup," ungkap dia, Rabu, 5 April.

    Sejauh ini, lanjut dia, Sulsel dilanda oleh lemahnya ketahanan informasi. Kemudian, persoalan konfirmasi dalam hal pemberitaan juga masih lemah. "Bidang konfirmasi kita yang lemah. Dengan mudahnya berita yang belum pantas disebarkan, tetapi sudah disebar," ujar dia.

    Mestinya sejak awal, imbuhnya, pemprov sudah harus menyambut hal ini. Caranya dengan penganggaran dalam APBD karena UU KIP disahkan sejak 2008 lalu. Dengan begitu, mestinya tidak ada lagi alasan untuk menundanya. "KIP itu sudah sangat penting (dibentuk, red)," tegas dia.

    Komisi yang akan terbentuk tersebut akan menjadi penengah dalam persoalan pemberitaan. Hal ini juga terkait dengan hal-hal yang penting untuk diketahui oleh masyarakat luas, dan hal-hal bersifat rahasia yang seyogianya tidak boleh disebarluaskan. Di samping itu,hal ini juga berkaitan erat dengan transparansi informasi.

    Pemerintah provinsi, kata dia, mestinya mengambil inisiatif dalam merespon UU ini. Tujuannya agar Sulsel tidak terkesan diam dan seolah-olah acuh terhadap keterbukaan informasi publik. Menurut Yosi, respon pemerintah provinsi bisa dilihat dari inisiasi untuk menganggarkannya dalam APBD tahun ini.

    Tetapi berkaitan dengan anggaran, Yosi melihat jika itu bukan hal yang subtantif. Menurutnya, walaupun tidak dianggarkan di APBD tetapi bisa menggunakan dana pusat karena KIP sudah dianggarkan dalam APBN. "Kalau ada inisiatif dari pemprov, itu sudah cukup," kata dia.

    Oleh karena pentingnya membentuk terlebih dulu komisinya. Hal tersebut sebagai langkah awal untuk selanjutnya dilakukan evaluasi. "Jadi harus dibentuk dulu komisinya baru diurai sejauh mana ekpektasi publik," imbuh dia.(zuk)

Target 300 Rukun Warga

Dok.JUM
BULOA. Dua kelompok warga calon peserta MGC 2010 dari Kelurahan Buloa saat mendaftar, Rabu, 5 Mei.




MAKASSAR -- Pendaftaran peserta Makassar Green and Clean (MGC) 2010 telah dibuka sejak Senin, 3 Mei. Beberapa Rukun Warga (RW) dari bebagai kelurahan telah ikut mendaftar. Hanya saja, sebagian peserta yang mendaftar belum melengkapi syarat adminstrasi.

    Syarat administrasi yang dimaksud misalnya, formulir pendaftaran MGC 2010 yang harus diambil dari Harian Fajar. Selain itu, pendaftar juga diwajibkan melampirkan kuitansi pembayaran berlangganan dari Harian Fajar.

"Jadi kita imbau masyarakat yang datang mendaftar (MGC 2010, red), menggunakan formulir yang ada di Harian Fajar," jelas Project Officer MGC 2010, Saharuddin Ridwan, Rabu, 5 Mei.

    Menurut Saharuddin Ridwan, seluruh kegiatan terkait MGC 2010 bisa dibaca di Harian Fajar. Di dalam formulir yang terbit di Fajar tersebut, peserta harus mengisi beberapa item isian. Di antaranya prestasi bidang lingkungan yang pernah diraih oleh peserta yang bersangkutan. Juga, program pengelolaan sampah yang pernah dilakukan.

    Menurut Saharuddin, hasil dari isian peserta tersebut selanjutnya diverifikasi tim penilai setelah etape pendaftaran telah selesai. Pendaftaran sendiri dipusatkan di Sekretariat MGC 2010, di lantai empat Fajar Graha Pena.

    Jika tahun MGC lalu diikuti oleh 200-an peserta dari RW se-Kota Makassar, maka tahun ini panitia menargetkan 300 RW yang akan ikut bersaing. Hingga siang kemarin, panitia sudah menerima sedikitnya lima pendaftar dari berbagai keluarahan. Di antaranya Kelurahan Buloa Kecamatan Tallo, Kelurahan Tamparangkeke Kecamatan Mamajang, dan Kelurahan Mattoanging Kecamatan Mariso, serta Kelurahan Pattunuang Kecamatan Wajo. (zuk)

Cara FKKMT Melestarikan Barzanji

JUMAIN SULAIMAN/FAJAR
NURUL IMAN. Salah satu bagian dari lomba barzanji yang digelar di Masjid Nurul Iman Telkom, Selasa, 4 Mei.




BARZANJI adalah budaya Islam. Jangan biarkan redup.

LAPORAN RIDWAN MARZUKI
Jalan AP Pettarani

MASJID Nurul Iman Telkom disesaki jemaah perempuan. Semuanya berbusana muslimah. Seperti jilbab, gaun panjang, dan rok. Tentu saja dengan model, corak, dan warna yang berbeda-beda.

Wajah jemaah terlihat ramah dan banyak senyum. Suasana damai sangat terasa di Masjid Nurul Iman, Selasa pagi, 4 Mei.

Para perempuan itu sedang menggelar hajatan. Memaknai Hari Kartini yang sejatinya jatuh pada 21 April. Meski agak telat, namun semangat perempuan-perempuan itu perlu diapresiasi.

Perempuan-perempuan ini berasal dari berbagai kelompok majelis taklim di Makassar. Di Masjid Nurul Iman, mereka menggelar kompetisi barzanji. Forum Koordinasi Kegiatan Majelis Taklim (FKKMT) Sulsel sebagai pelaksana.
Selama ini, nyaris tidak pernah dilombakan barzanji di kalangan perempuan. Yang ada selama ini hanya barzanji berbentuk festival.

Ketua panitia pelaksana kompetisi barzanji, Siti Naimah Bakrii Z, menjelaskan, kegiatan ini memang diproyeksikan untuk melestarikan barzanji. "Barzanji itu kan sudah tidak populer lagi,” aku dia.

Selain itu, lanjut Naimah, lomba barzanji sekaligus memberi rangsangan kepada para anggota majelis taklim agar membudayakannya.

Lomba ini diikuti 29 tim barzanji. Setiap tim mewakili kelompok majelis taklim masing-masing dari berbagai kecamatan di Makassar. Seperti Rappocini, Manggala, Tamalate, Ujungpandang, Panakkukang, Mariso, dan Mamajang.

Dari Kecamatan Mamajang, ada MT Marhaban. Lalu dari Kecamatan Tamalate, ada MT Nururrahmah, Amaliah, Sirathal Mustaqim, Ummu Salamah, Nurul Iman Telkom, Al Jazirah, dan Al Ikhlas.
Dari Kecamatan Rappocini, ada MT Darul Muttaqin, Kwim, Nurul Hijrah, An Nur, Baiti Jnnati, Al Ikhlas, Al Khaerat, dan Raodatul Jannah.

Selanjutnya dari Kecamatan Manggala, ada MT Da'watul Khaer, Nurul Muttahidah, Islahul Quluub, Nurul Ilham, Al Ikhlas, dan Ummu Salamah. Dan dari Kecamatan Mariso, ada MT Arruhama, Al Adzim Jami', dan Attauhid. Lalu Kecamatan Panakkukang diwakili oleh MT khuwah dan Babul Jannah. Serta dari Kecamatan Ujung Pandang, MT Al Hikmah.

Panitia melibatkan tiga juri. Ketua tim juri bernama KH Arsyad Rajab. Dia dibantu Madinung BSW dan Amirah C. Ketiga juri inilah yang menilai lomba dari berbagai aspek.

Memang, ada beberapa hal yang menjadi aspek penilaian dalam lomba barzanji. Misalnya, ketepatan makhrajulhuruf atau tajwid. "Lalu kita juga menilai keindahan lagu dan keserasiannya," terang Arsyad.

Khusus untuk aspek keserasian, lanjut Arsyad, penilaian difokuskan pada gerakan dan juga keserasian dalam berpakaian atau kostum. Gerakan yang dimaksud adalah sejauh mana kekompakan para anggota tim barzanji tersebut. Karena membaca barzanji adalah membaca syair. Dari situ, semestinya ada pendalaman dan pelibatan perasaan di dalamnya.

Arsyad mengibaratkan barzanji sebagai vokal grup. Di dalamnya harus ada kerja sama dan kekompakan. Karena jika unsur itu tidak terpenuhi, kualitas keindahan barzanji akan berkurang. Kadang satu yang menyanyi dan pada bagian tertentu benyanyi bersama.

Selain itu, peserta lomba juga diharuskan mematuhi beberapa aturan lomba. Di antaranya durasi penampilan tidak boleh lebih dari 15 menit per tim. Lalu setiap tim beranggotakan tak kurang dari tujuh dan tak lebih dari sepuluh orang.

Lomba barzanji ini dibuka Asisten IV Pemerintah Kota Makassar, Apiaty Amin Syam. Hadir juga Kasubag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Makassar, Muhammad Qasim.

Menurut Qasim, walaupun baraznji bukan syariat tetapi kehadirannya mampu membangkitkan spirit keislaman bagi umat. Hal itu penting untuk menggairahkan syiar Islam di tengah kondisi globalisasi saat ini di mana umat perlahan-lahan meninggalkan Islam. (*)