Forum ini hanya kepingan kerikil dalam bantaran sungai yang luas. Tapi inspirasi kemudian selalu muncul untuk mengantar pada indahnya mencoba berpikir untuk orang lain.
Postingan Populer
-
TANGGA SERIBU. Salah satu tantangan bagi petualang gua adalah tangga seribu undakan yang harus dilewati sebelum akhirnya sampai di Gua Sum...
-
Dok.Fajar MAKASSAR--Universitas Fajar (Unifa) dan Harian Fajar menandatangani kesepakatan pengembangan entrepreneur di Sulsel. Utamanya ke...
-
CERIA. Anak-anak sekolah menggunakan hari libur untuk berenang dan bermain di kolam renang ini. Salah satu kegiatan positif bagi pelajar,...
-
NURHADI/FAJAR MAKIN BERSIH. Kartini, warga RT A dan RT B Lorong 20, Kelurahan La'latang, Tallo, sementara menyapu di lokasi peserta MGC...
-
MENELUSURI JEJAK MANUSIA PURBA SULSEL EVOLUSI manusia dan peradabannya di Sulsel begitu panjang. Soppeng menjadi daerah pertama didi...
-
MAKASSAR--Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar zikir akbar dan doa untuk Palestina, Jumat, 11 Juni. Acara zikir akbar dan doa ini d ...
-
Menguak Eksotisme Alam Maros Pedalaman KABUPATEN Maros tak hanya memiliki satu air terjun (bantimurung). Nun jauh di pedalaman Ma...
-
Ini Detail Arti Emo Emoji sangat efektif digunakan untuk menegaskan perasaan dan ekspresi ketika “mengatakan” sesuatu di aplikasi pesan in...
-
*Melestarikan Lingkungan Adalah Ibadah JANGAN anggap remeh sampah. Hanya karena mendaur ulang sampah, Hj Erni Suhaina Ilham Fadzry mendapa...
-
Dok.YUS ULTAH. Suasana di depan Pena Mart, lantai satu Fajar Graha Pena, Minggu, 9 Mei. MAKASSAR -- Puluhan anak-anak dan remaja ambil b...
KUMPULAN TULISAN
Selasa, 10 Mei 2016
Puisi: Epik Tak Tuntas
EPIK TAK TUNTAS
Mungkin diam adalah kawan
Kala berseteru dalam kesenyapan
Sua yang tak pernah nyata
Di labirin rindu nan menyiksa
Kita, sebenarnya, tidak sedang merenung
Serupa bulan malam pertama
Berdendang lirih lembut menggaung
Usai merihat, muncul dengan wajah ceria
Namun tidak!
Wajah-wajah letih merangkak laun
Menyusuri ilalang setengah basah di kebun
Penyaksi gadis pemintal dirayu pembayun
Merintih, lalu elegi mengalun
Kita adalah epik tak tuntas
Cerita yang tertunda waktu
"Nihilkan ruang," katamu
Sebab angkasa menanti kita saling mendaras
Barangkali itu antitesismu
Tentang ruang semu nan hambar
Di sebuah istana putri pemalu
Mungkinkah itu nilai tawar?
(***)
Malam di redaksi, 01.25 Wita
Langganan:
Postingan (Atom)