Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Minggu, 20 September 2020

Waspadai Pakai Emo, Ini Fungsinya Masing-masing


Business Insider


Ini Detail Arti Emo

Emoji sangat efektif digunakan untuk menegaskan perasaan dan ekspresi ketika “mengatakan” sesuatu di aplikasi pesan instan, email, atau sosial media. Karenanya, kita semua sangat menyukai dalam menggunakan emoji.

Apalagi dengan semakin berkembangnya smartphone, penggunaan aplikasi seperti WhatsAppLINE, dan lainnya semakin membuat penggunaan emoji meningkat. Namun, tahukah kamu arti dari masing-masing emoji? Kalau belum, kamu perlu membaca arti emoji lengkap di bawah ini dilansir Androbuntu.com.

Ini Dia Arti Dari Setiap Emoji yang Sering Kamu Pakai Saat Chat

Jika belum tahu, Sobat bisa membaca arti dari masing-masing emoji yang paling sering digunakan dibawah ini.

1. Arti Emoji Happy (Senang)





Arti emoji yang satu ini biasa digunakan untuk menggambarkan kegembiraan atau kebahagiaan. Karenanya, cocok kamu gunakan ketika sedang bahagia atau gembira.

2. Arti Emoji Nervous (Gugup)





Kamu sedang cerita ke gebetan via WhatsApp tentang betapa groginya kamu ketika sidang skripsi atau wawancara kerja?

Emoji ini sangat tepat digunakan untuk menggambarkannya. Intinya emoji yang satu ini sangat cocok kamu gunakan ketika menulis kalimat dengan nada gugup.

3. Arti Emoji Excited (Bergairah) 😁



Emoji Excited cocok digunakan ketika kamu antusias dalam melakukan suatu hal.

Seperti ketika ingin menonton film yang sudah kamu tunggu, atau ketika pertama kali jalan dengan gebetan.

Jika diperhatikan, gambar emoji yang satu ini hampir sama dengan emoji gugup ya.

Perbedaannya hanya terletak pada mata yang terpejam.

4. Arti Emoji Laughter Tears (Tertawa Sampai Menangis) 😂



Dari penggambarannya saja sudah jelas kalau emoji ini sangat cocok digunakan ketika dalam momen-momen atau kejadian lucu yang membuat kamu tertawa terbahak-bahak.

Oh, ya. Emoji Laughter Tears  juga merupakan emoji yang paling banyak digunakan di dunia loh. Emoji ini banyak digunakan di WA, Line, hingga Facebook.

Emoji ini cukup bebas untuk digunakan di situasi seperti apa saja, kecuali saat sedang membahas hal-hal serius ya.

5. Arti Emoji Happy with smiling eyes (Senang dengan mata tersenyum) 😃



Emoji yang satu ini mirip dengan emoji Happy, tapi dengan mata yang lebih lebar.

Mata yang lebih lebar terebut menggambarkan perasaan yang lebih bahagia.

Emoji ini sangat cocok digunakan saat kamu sedang chat dan bercerita hal-hal yang menyenangkan.

 

6. Arti Emoji Big grin (Senyum Lebar) 😄



Emoji Big grin cocok untuk menggambarkan ketika kamu ingin tertawa karena suatu kelucuan.

Misalnya di grup WhatsApp yang kamu ikuti ada salah satu teman yang bercerita hal-hal lucu, nah kamu bisa menggunakan emoji ini sebagai reaksinya.

Bisa hanya menggunakan emoji saja, atau diikuti dengan sebuah kalimat komentar.

 

7. Arti Emoji Sweating with laughter (Tertawa sampai berkeringat) 😅



Sweating with laughter hampir sama dengan Big grin.

Bedanya, terdapat gambar keringat di sisi kiri wajah.

Emoji yang satu ini bisa diartikan tertawa karena sesuatu yang sangat lucu, sehingga menyebabkan kamu berkeringat karena tertawa yang terbahak-bahak.

 

8. Arti Emoji Laugh (Tertawa) 😆



Emoji Laugh sangat cocok digunakan ketika kamu tertawa akan suatu hal, tapi tidak terlalu terbahak-bahak.

Semacam ketawa tipis-tipis gitu.

Emoji yang satu ini biasanya sering dipakai oleh cewek-cewek yang gebetannya bercerita lucu di WhatsApp.

 

9. Arti Emoji Angel (Malaikat) 😇



Apakah di obrolan WhatsApp kamu baru saja memberi petuah atau nasehat positif?

Maka emoji Angel wajib kamu gunakan di akhir kalimat.

Intinya emoji yang satu ini cocok disertakan di akhir kalimat-kalimat motivasi, kata mutiara, dan sebagainya.

10. Arti Emoji Wink/Flirt (Mengedip) 😉



Emoji yang satu ini cocok kamu gunakan ketika sedang menggoda gebetan di WhatsApp ataupun aplikasi pesan instan lainnya.

Dengan emoji ini, lawan chat akan tahu bahwa kamu hanya sedang menggodanya, tidak serius.

Atau bisa juga dipakai ketika kamu menulis suatu kalimat yang didalam kaimat itu terdapat “pesan tersembunyi”.

Dengan emoji ini, maka yang membaca chat akan lebih “ngeh” dengan pesan tersembunyi tersebut.

 

11. Arti Emoji Content smile (Tersenyum) 😊



Emoji Content smile cocok kamu gunakan ketika seseorang memuji diri kamu, atau ketika kamu membaca sebuah tulisan yang menyentuh hati.

Senyuman yang sempurna, dengan rona merah di kedua pipi.

Emoji Content Smile juga masuk dalam salah satu emoji yang paling banyak digunakan di dunia.

 

12. Arti Emoji Smile (Tersenyum)



Emoji yang satu ini cocok digunakan untuk kamu yang tidak biasa tersenyum terlalu lebar.

Emoji ini dibuat mungkin untuk mewakili orang-orang kalem.

Yang kalau tersenyum tidak bisa terlalu lebar.

 

13. Arti Emoji Inverted smile (Senyum Terbalik)



Senyum terbalik. Cocok digunakan ketika kamu menuliskan sebuah kalimat sarkas. Tambahkan emoji ini di akhir kalimat, sehingga semakin menguatkan bahasa sarkas kamu.

 

Blush



Blush atau tersipu malu, emoji yang cocok kamu gunakan ketika sedang chatting bersama seseorang yang kamu sayang. Entah itu gebetan, ataupun pacar.

 

Goofy / Savoring delicious food



Emoji melet yang satu ini sebenarnya lebih cocok digunakan ketika kamu bercerita sedang memakan makanan yang enak dan lezat.

 

Shy smile



Emoji Shy smile penggunaannya mirip dengan emoji Blush. Gunakan emoji ini untuk mengekspresikan senyuman malu-malu mau.

 

In Love



Gunakan emoji In Love ketika kamu senang atau tertarik dengan penampilan atau gaya seseorang. Atau ketika kamu merasa tertarik pada seseorang. Tapi, jangan gunakan emoji ini secara berlebihan, atau kamu akan terlihat menakutkan.

 

Blow a kiss



Ingin mencium seseorang secara virtual? Emoji ini bisa mewakilinya. Tapi ingat, jangan gunakan emoji ini ke orang-orang yang belum terlalu kamu kenal. Kalau tidak, mereka akan menganggap kamu mupeng.

 

Kiss / Duck face



Banyak juga yang menganggapnya sebagai Kiss emoji tanpa tanda hati. Namun, banyak yang lebih setuju menyebutnya sebagai Duck face emoji atau emoji muka bebek.

 

Kiss / Whistle



Terlihat seperti emoji cium atau siul. Tapi bagaimanapun, kamu bisa menggunakannya sesuai dengan keinginan.

 

Kiss



Ini adalah emoji Kiss. Yah, tidak perlu dijelaskan lagi fungsinya untuk apa. Silahkan gunakan ketika chatting dengan orang-orang yang kamu kenal secara pribadi.

 

Crazy



Cocok digunakan ketika kamu mengetik sesuatu yang aneh, tidak masuk akal, atau lelucon garing. Jadi, orang-orang yang membacanya akan langsung paham bahwa apa yang kamu tulis hanyalah sebuah lelucon.

 

Tongue-out laugh



Teman kamu ada yang menuliskan chat sangat lucu dan konyol? Emoji ini bisa kamu gunakan untuk mewakili perasaan kamu ketika membaca chat tersebut.

 

Cheeky



Ingin meledek seseorang tapi tidak ingin menyakiti hatinya? Tambahkan emoji Cheeky diakhir kalimat agar ia tahu bahwa kamu hanya main-main.

 

Rich / Money



Emoji baru yang bisa kamu gunakan ketika sedang chatting membahas uang. Emoji ini juga bisa kamu gunakan untuk mengungkapkan perasaan kamu ketika melihat banyak uang didepan mata.

 

Nerd



Nerd juga emoji yang masih relatif baru. Gunakan emoji ini ketika kamu dan teman-teman sedang membahas suatu hal yang sangat kamu kuasai.

 

Cool



Tidak diragukan lagi, salah satu emoji kesukaan kita semua. Gunakan emoji ini untuk menunjukkan betapa kerennya kamu.

 

Hug



Terkadang ada orang yang salah mengartikannya sebagai emoji tepuk tangan. Padahal, emoji ini artinya ingin memeluk seseorang. Gunakan emoji ini ketika kamu gemes dan ingin memeluk seseorang.

 

Smirk



Emoji yang bisa digunakan untuk mewakili perasaan kamu ketika mendapati sesuatu yang menurut kamu sangat tidak menarik, garing, atau meremehkan sesuatu.

 

 

Blank



Tidak tahu lagi apa yang ingin kamu katakan? Emoji Blank bisa mewakilinya.

 

Neutral



Emoji Neutral bisa kamu gunakan ketika tidak tahu harus sedih atau senang dengan suatu topik yang kamu ikuti dalam obrolan.

 

Expressionless



Cocok digunakan ketika kamu ingin mengatakan “I don’t care”.

 

Not amused



Teman kamu ada yang mencoba ngelawak tapi ternyata garing? Emoji ini bisa kamu gunakan untuk menunjukkan bahwa teman kamu tidak berhasil membuat kamu tertawa karena lawakannya garing.

 

Eye roll



Emoji ini sangat cocok digunakan ketika kamu tidak tertarik dengan topik obrolan. Baik obrolan pribadi ataupun obrolan dalam grup.

 

Thinking



Emoji baru yang cocok digunakan ketika kamu memikirkan apa yang teman kamu katakan.

 

Stunned



Emoji ini cocok digunakan ketika kamu ingin mengatakan “aku ngga percaya apa yang kamu katakan”. Semacam tertegun gitu deh.

 

Sad



Bisa kamu gunakan ketika membaca kabar duka, atau hal-hal menyedihkan lainnya.

 

Worried



Ketika kamu mendapatkan kabar buruk, emoji ini bisa mewakili perasaan kamu yang sedang cemas.

 

Angry



Tidak perlu penjelasan panjang lebar. Gunakan emoji ini di akhir kalimat ketika kamu sedang marah akan sesuatu atau seseorang.

 

Mad / Grumpy



Emoji yang satu ini hampir sama seperti yang diatas. Hanya saja, dua kali lebih marah.

 

Frowning



Cocok digunakan di akhir kalimat yang kamu tulis untuk menyatakan ketidak setujuan akan sesuatu.

 

Confused



Kamu suka galau dan bingung akan sesuatu? Pastinya emoji ini akan sering muncul disetiap kalimat yang kamu tulis.

 

Slightly sad



Terjemahan emoji yang satu ini bisa digunakan untuk menunjukkan sedikit ekspresi sedih. Dapat digunakan ketika kamu sedang chatting menceritakan kesedihan, atau semacamnya.

 

Unhappy



Sedang tidak bahagia? Update status Facebook kamu dan tambahkan emoji Unhappy diakhir kalimat. Emoji ini berguna untuk menunjukkan kalau kamu sedang tidak bahagia.

Nah, itu dia arti dari setiap emoji yang sering kamu gunakan di WhatsApp, BBM, Facebook, atau aplikasi lainnya. Kamu paling suka yang mana? (*)

 

Selasa, 01 September 2020

Di RS Ini, Swab Test Bisa Ditunggu



Siloam Fasilitasi Kebutuhan PCR

MAKASSAR--Siloam Hospitals Makassar menyambut tingginya animo masyarakat untuk melakukan tes usap alias swab test. RS itu kini menyediakan layanan tes yang hasilnya bisa ditunggu.

Untuk layanan pemeriksaan SARS-CoV-2-RNA (PCR COVID-19) RS Siloam memawarkan harga spesial. Yakni, cukup sebesar Rp2.500.000 sudah bisa ikut program ini.

"Dengan hasil pemeriksaan 4 jam, khusus tanggal 1 -15 September 2020," ujar Putri Amelia, Business Development Regional 4 Siloam Hospitals, Rabu (2/9/2020).

Di tengah pandemi seperti ini Siloam Hospitals Makassar juga menerapkan prinsip Clean and Safe Hospitals. Mereka terus berusaha dan memastikan agar pelayanan kepada pasien tetap berjalan baik, bersih, dan aman. Termasuk layanan swab test.

"Kabar gembira untuk seluruh mitra Siloam Hospitals Makassar," imbuh perempuan berdarah Padang-Sunda ini. (*)



Kelebihan pemeriksaan:
✅ Hasil lebih cepat *(4 jam dari pengambilan sample)*
✅ Hasil dapat dikirim melalui email
✅ Harga lebih terjangkau
Untuk informasi dan pendaftaran dapat menghubungi Siloam Hospitals Makassar: 
🏥 Jl. Metro Tanjung Bunga Kav 9, Makassar
*WhatsApp* 085255803545

Sabtu, 16 Mei 2020

Cinta Mata Jiwa




Melabuhkan Rindu

ADA orang yang menunggumu dalam jeritan rindunya setiap saat; yang mengalir di aurtanya, sehidup dengan embusan napasnya

Ia tak bisa mengungkapkan rindu berkala. Takut kesannya diumbar, lalu menjadi prahara. Jika itu terjadi,  ia kan merana. Cinta kalian jadi alasannya.

Bukankah rasa adalah bahasa jiwa? Tak perlu ia diterangkan ihwal rindu yang mencekik serupa dahaga penyaum 40 hari.

Resapilah setiap inci helaan napas dan tatapan tanpa sekat karena cinta. Sebab, segala metri telah hilang dari tabir ketika cinta menjadi mata jiwa

(***)

Jumat, 15 Mei 2020

Hampir Satu Abad, Ini Kondisi Pesantren di Sulsel


Foto: Iman/Fajar

As'adiyah, Wajo
di Tengah Covid-19

Santri dan santriwatinya datang dari berbagai daerah. Menjadi peletak pendidikan formal keagamaan di Sulsel.

MATAHARI telah menanjak. Baru saja meninggalkan pagi, saat penulis tiba di Kantor Pengurus Pusat (PP) Yayasan As'adiyah, di Sengkang, Wajo, Minggu, 10 Mei.

Jarum jam menunjukkan pukul 10.03 Wita. Tak banyak aktivitas terlihat. Sangat sunyi malah. Di lantai dua, Wakil Ketua Umum PP Ponpes As'adiyah, Anregurutta Dr H Muhyiddin Tahir, M.Th.I, datang lebih awal.

Ingin berbagi cerita tentang Ponpes As'adiyah. Pesantren ini terletak di jantung Kota Sengkang. Tepatnya di Jalan Veteran, Kelurahan Lapongkoda, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo.

Beberapa menit kemudian, awan berubah warna. Tampak mulai menghitam. Disusul ribuan tetes air kecil mulai berjatuhan dari langit. Rencana untuk berkeliling tidak jadi. Perbincangan pun hanya dihabiskan di lantai dua.

Setiap Ramadan semua santri dipulangkan ke rumah. Khusus Ramadan kali ini, pemulangan hingga batas waktu yang belum ditentukan. Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) musababnya. Pantas saja pesantren ini sepi. Para santri sedang pulang kampung.

"Memang kalau Ramadan kita liburkan. Cuma bedanya, di tahun sebelum-sebelumnya mereka diliburkan, tetapi banyak keluar menjadi imam tarwih," ujar Muhyiddin Tahir.

Baca JugaBaca Juga: Menjejak Genealogi Pesantren di Sulsel

Biasanya 600-an lebih santri dan alumnus As'adiyah menjadi imam tarawih di berbagai masjid di wilayah Sulsel. Ada pula di luar Sulawesi, seperti Sumatera dan Papua.

Ponpes As'adiyah dibangun di atas lahan sekitar 110 hektare. Itu terbagi empat lokasi yang berbeda. Selain jalan Veteran, lokasi lainnya di Masjid Jami As'adiyah, Jalan KH Muh As'ad, Kelurahan Paddupa, Sengkang. Ada juga di Kelurahan Macanang, Kecamatan Majauleng, dan terakhir di Jalan Andi Unru Pakkana, Kecamatan Tanasitolo.

Cikal bakal kelahiran As'adiyah bermula di Masjid Jami. Didirikan dan dibesarkan oleh KH Muhammad? As'ad pada 1928. Ia seorang ulama Bugis lahir di tanah suci Mekah tahun 1902. As'ad sendiri wafat di Sengkang pada 1952.

Periode 1970-an, As'adiyah di Jl Veteran dibangun dan dijadikan sebagai kantor pusat. Pada 1990-an menyusul pembangunan di Macanang dan terakhir di Tanasitolo pada 2016.


Sejarah MAI
Foto: Iman/Fajar

Pada awalnya, kegiatan pendidikan di Ponpes As'adiyah kala itu hanya berupa pengajian halakah. Modelnya, santri duduk bersila mengitari guru. Metode tersebut masih digunakan sampai sekarang di madrasah ataupun Ponpes As'adiyah.

Seiring berjalannya waktu, pada Mei 1930, lembaga pendidikan dengan sistem klasikal atau madrasah dikembangkan. Diberi nama Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI). Saat yang sama menerima santri tahfiz Al-Qur'an.

"Sekarang metode pembelajaran Ponpes As'adiyah ada dua. Halakah diterapkan di tahfiz Al-Qur'an, Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Ulya As'adiyah putra dan putri. Sedangkan klasikal di satuan pendidikan seperti pada umumnya," sebut pria kelahiran, Kampiri, 31 Desember 1967 itu.

Jenisnya: Sekolah Dasar As'adiyah, Madrasah Tsanawiyah (SMP), Madrasah Aliyah (SMA), Institut Agama Islam (IAI) As'adiyah (S1) dan Pascasarjana (S2). Baik di Ponpes As'adiyah, Sengkang, Macanang, maupun di Tanasitolo.

"Untuk kurikulum kita mengikuti Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan," imbuhnya.

Walaupun mengikuti perkembangan masa kini, ajaran-ajaran almarhum KH Muhammad? As'ad tak lekang oleh zaman. Mata pelajaran lokal As'adiyah tetap diajarkan di semua tingkatan satuan pendidikan.

"Ajaran gurutta' itu harus ada. Itu ciri khas dari As'adiyah," tegas pria yang berdomisili di depan Masjid Jami ini.

Soal biaya, santri dan santriwati dibebankan enam jenis iuran. Mulai dari iuran santri per tahun, pembangunan, pemondokan, kantin 11 bulan, koperasi, dan kesehatan. Besaran pembayaran pun berbeda setiap satuan pendidikan.

Banyak alumnus As'adiyah berkiprah di skala nasional. Misalnya, Prof KH Nasaruddin Umar yang kini Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta. Sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia (2011-2014).

Ada pula Prof Dr Phil Kamaruddin Amin MA. Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar dalam Bidang Ilmu Hadis.Saat ini menjabat Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag. Juga Prof Dr M Darwis Hude, Direktur Pascasarjana Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta.

*****

DDI Mangkoso Masih
Pakai Kitab Kuning


Foto: PU.GO.ID
Bangunan asrama baru Pesantren DDI Mangkoso di Barru yang diresmikan 2019 lalu.



Pondok Pesantren (Ponpes) Darud Da'wah Wal Irsyad (DDI) Mangkoso dirintis pada masa perjuangan kemerdekaan. DDI Mangkoso merupakan salah satu pesantren terbesar di Sulsel. Punya sejarah panjang, didirikan sebelum kemerdekaan negara ini. Anregurutta Haji (AGH) Abdurrahman Ambo Dalle mulai merintisnya pada 1938.
   
Pesantren ini terkenal dengan pendidikan  klasik kitab kuning atau yang dikenal kitab gundul. Salah satu kajian kitab  yang harus dilalui siapapun yang mondok pesantren Mangkoso. Mereka harus masuk pendidikan Madrasah  I'dadiyah.

I'dadiyah ini, kata Salman, salah seorang guru di Pesantren DDI Mangkoso, Tonronge, Barru, adalah pintu masuk ke Pesantren Mangkoso. Semua harus melewati tahapan ini. Masa belajar I'dadiya ini selama satu tahun.
   
Pesantren ini memiliki santri yang mencapai 4.000-an orang. Mereka dipondokkan di rumah-rumah wakaf. Sebagian di antaranya sudah ditempatkan di asrama yang telah dibangun pesantren beberapa tahun terakhir.

Kurikulum pesantren DDI Mangkoso sendiri memadukan klasik dengan modern. Setidaknya ada 24 mata pelajaran, 10 di antaranya adalah kajian kitab yang diasuh ratusan ustaz  di berbagai tingkatan. Di pesantren ini juga ada binaan khusus tahfiz.

Kajian Kitab

Pola pesantren berbeda dengan sekolah pada umumnya. Di pesantren DDI Mangkoso, jelas Salman, selain kajian di kelas-kelas, juga ada kajian kitab setiap malam di masjid. "Kajian kitab untuk anak-anak santri di masjid itu rutin,"ujarnya.

Pesantren ini membina ribuan santri. Santrinya tersebar dari berbagai daerah di Indonesia. Namun, karena pandemi Covid-19, kini santri diliburkan.

Ada dua lokasi pesantren DDI Mangkoso, Kecamatan Soppeng Riaja. Untuk santri putri ditempatkan di Bulun Lampang dan santri putra di Tonronge. Jarak keduanya cukup berjauhan.

Akbar, salah seorang alumni Pesantren DDI Mangkoso, mengungkapkan, masa-masa pesantren itu banyak kenangan. Sebab, mereka  diajari mandiri. Setahun awal menjalani I'dadiyah sebelum masuk ke Tonronge, ia mulai belajar dasar-dasar nahwu dam saraf, termasuk kitab gundul.
 
"Saya setahun di tingkat dasar, di sini kita menyesuaikan diri dengan lingkungan pesantren,"ujarnya.

(***)



Pergis Ganra
Serambi Mekah

foto: asriadi/fajar Pembangunan rumah tahfiz Pergis Ganra, Soppeng, sedang berlangsung. 



Alumninya telah banyak menjadi tokoh. Pendidikan di pesantren ini tetap memertahankan model lama. Pondok Pesantren (Ponpes) Perguruan Islam (Pergis) Ganra merupakan salah satu rujukan bidang keagamaan di Soppeng. Ponpes ini terbilang paling tua di antara ponpes lainnya di daerah ini.

Pergis Ganra telah mengalami tahap metamorfosis. Timbul tenggelam sebelum kembali eksis hingga saat ini. Bangunannya berdiri di atas lahan sekitar 2 hektare di Jl Pendidikan Ganra, Kecamatan Ganra, Soppeng.

Untuk sampai ke tempat ini hanya membutuhkan waktu 15-an menit dari Watansoppeng, ibu kota Kabupaten Soppeng. Jaraknya sekitar 10 kilometer arah timur kota.

Ganra saat ini dikenal sebagai suatu wilayah pedesaan yang sangat kental akan pengetahuan agamanya. Sering juga disebut sebagai "serambi Makkah" di Soppeng.

Beberapa ulama pernah lahir di ponpes ini. Ada Anregurutta Haji (AGH) Yusuf Usman, AGH Muin, AGH Muh Said, AGH Abd Rahman P, AG Muh Amin Battang, dan AGH Muh Natsir.

Ponpes ini berdiri sejak 1 Agustus 1940. Kala itu sebelum berstatus sekolah, modelnya hanya pengajian pondokan yang diselenggarakan Muh Yusuf Usman. Kemudian timbul inisiatif dari tokoh masyarakat untuk mendirikan sekolah.

Lalu, bertemulah tiga tokoh waktu itu: A Hasan, Kepala Onder Distrik Ganra (Sullawatang Ganra) H Ahmad Adam (Imam Ganra), dan Muh Aras (tokoh masyarakat). Inisiatif ketiga tokoh ini diwujudkan dengan membangun sekolah yang diberi nama Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI).

Aktivitas belajar dan pengajian waktu itu menempati Masjid Ganra yang lama. Setelah berstatus sekolah, beberapa tahun kemudian sempat melangsungkan aktivitas belajar mengajar sebelum ditutup sementara.

Sempat ditutup akibat adanya tekanan pemerintah kolonial Belanda yang melarang mendirikan sekolah pada 1943. Namun, kemudian diperbolehkan lagi, dengan catatan dilarang menggunakan bangku.

“Kala itu pengurus dan guru-guru ponpes tidak patah arang. Mereka tetap berusaha melangsungkan aktivitas belajar mengajar meski menggunakan kolong rumah warga,” kenang Ketua Yayasan Ponpes Perguruan Islam Ganra, AGHH Abdul Rahman.

Pernah Vakum




Abdul Rahman menceritakan setelah sempat vakum beberapa tahun, akhirnya sekolah itu dibuka kembali pada 1 Agustus 1946. Lokasinya menempati Sekolah Rakyat (SR) Paomallimpoe.

Setelah buka kembali proses pengajian belum lancar sehingga dilaksanakan pada sore hari. Barulah pada 1948 didirikan gedung 2 lokal di Ganra. Sejak saat itulah ponpes itu eksis hingga saat ini.

Pada 1 Agustus 1957, dibuka pula sekolah lanjutan menengah pertama  yang diberi nama Madrasah Menengah pertama (MMP). “Mulai 1 Agustus 1940 hingga 6 Juni 1959 bernama Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI). Dan tanggal 7 Juni 1959 diadakan rapat pengurus untuk menetapkan anggaran dasar dan berubah nama menjadi Yayasan Perguruan Islam Ganra,” tambah Abdul Rahman.

Yayasan Pergis Ganra mengelola empat tingkatan. Tingkatan rendah dari MAI menjadi Ibtidaiyah/SR. Tingkat menengah pertama dari MMP menjadi Madrasah Tsanawiyah/SMP, tingkat menengah atas dibuka 1 Januari 1971 diberi nama Madrasah Aliyah.

Khusus untuk tingkat taman Kanak-kanak dibuka 7 Januari 1974 dan diberi nama Raodhatul Athfal. Hingga akhir tahun ajaran 2020 mencatat santri 800-an orang. Jumlah tersebut belum termasuk alumni yang mencapai ribuan.

Ponpes Pergis Ganra merupakan salah satu lembaga pendidikan yang banyak menelorkan alumninya menempati jabatan strategis. Di antaranya Muh Na’im (mantan Kakanwil Kemenag Sulsel), Prof Dr Jalaluddin Rahman MA (mantan anggota DPRD Sulsel), dan Prof Dr Abd Rahim Yunus MA (guru besar UIN Alauddin Makassar yang juga Sekretaris MUI Sulsel).

“Ponpes PI Ganra mengalami perkembangan yang cukup memuaskan. Alumninya banyak menempati jabatan strategis di daerah ini,” kata Pimpinan Ponpes Pergis Ganra, KM Sulaeman.

KM Sulaeman menambahkan pihan ponpes berusaha mengembangkan kegiatan dan kemandirian santri/santriwati.  Melalui pola pembinaan santri lepas. Kebanyakan santri belajar sampai jam kelas formal lalu kembali ke rumah masing-masing.

Santri yang berdomisili di sekitar pesantren melanjutkan pelajaran sore hari. Sementara santri penuh tinggal menetap dan mondok di ponpes. Santri yang menempati pondokan rata-rata berasal dari daerah tetangga seperti Sulawesi Tenggara, Kalimantan, Sulbar, hingga Papua.

Kitab Kuning

Untuk meningkatkan dan mengembangkan bakat santri dikembangkan berbagai ilmu di berbagai bidang. Seperti pengembangan ilmu agama: kitab kuning, tafsir, dan hafiz Al-Qur'an. Keterampilan berbahasa, komputer, keterampilan menjahit, olahraga, seni, dan pidato juga tidak dilupakan.

Sementara staf pengajarnya didatangkan dari guru-guru ponpes ternama dari Sulsel. Seperti guru dari Ponpes As'adiyah Sengkang, Yasrib Soppeng, DDI Pattojo, dan Ponpes Mangkoso Barru.

“Pelajaran kitab kuning merupakan ciri khas Pergis Ganra. Ponpes berusaha mengikuti perkembangan zaman. Termasuk mendatangkan guru dari ponpes ternama di Sulsel,” tambah Sulaeman

Selama pandemi Covid-19 ini, aktivitas santri di ponpes diliburkan. Akibat pandemi santri sementara waktu tidak disebar ke berbagai daerah untuk ceramah di masjid-masjid, seperti Ramadan sebelumnya.

Sementara itu, fasilitas penunjang terus dibangun. Salah satunya rumah tahfiz di bagian depan yang merupakan bantuan pribadi dr Muhtar, salah satu dokter ahli di RS Latemmamala Soppeng asal Ganra.

(***)



Tuju-tuju Bone
Tanggung Santri




Ribuan santri menempuh pendidikan di Pesantren Darul Huffadh, Tuju-tuju, Bone. Bagaimana kehidupan di sana?

SANTRINYA berasal dari berbagai pulau: Sulawesi, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Papua. Bahkan Malaysia. Uniknya, biaya para santri ditanggung sendiri oleh pimpinan pondok pesantren.

Lokasi pesantren itu berada di Tuju-tuju, Kajuara. Makanya dikenal pula dengan nama Pesantren Tuju-tuju. Jaraknya 66 kilometer dari Watampone, ibu kota Kabupaten Bone.

Lokasinya betul-betul di pedesaan. Tenang. Jauh dari keramaian suara kendaraan. Darul Huffadh didirikan pada 7 Agustus 1975 oleh AGH Lanre Said. Kini usianya 45 tahun.

Para santri di ponpes ini hanya dituntut belajar dan menghafal Al-Qur'an tanpa dipungut biaya. Saat ini, santri dan santriwati yang tercatat sebanyak 1.635 orang. Dewan guru putri 54 orang dan 87 staf guru putra.

"Staf dewan guru belum terhitung dari tenaga pengajar madrasah khusus untuk pelajaran umum yang bermukim di luar pesantren," kata Direktris Pesantren Putri Darul Huffadh, Sa'diah Lanre Said
kepada FAJAR Kamis, 7 Mei lalu.

Anak dari pendiri ponpes tersebut menceritakan, kota asal santri dan santriwati paling banyak dari Sulsel dan paling jauh berasal dari Malaysia.

"Pondok Pesantren Darul Huffadh, tidak membebani santri dan santriwatinya dalam hal biaya apapun. Baik biaya bulanan maupun biaya tahunan. Semuanya ditanggung oleh bapak pimpinan," ucapnya.

Bahkan Pesantren ini tidak memiliki dana bantuan internasional. Pondok tidak menerima apapun dalam bentuk sumbangan, hanya menerima dalam bentuk sedekah yang tidak bersyarat.

Tanpa Mazhab



Berdiri di atas semua golongan. Dalam arti, pondok tidak berkiblat pada salah satu golongan apapun. Untuk model pembelajaran, sebelum Covid-19, pada setiap Ramadan semua santri dan santriwati tinggal di pondok dengan segala aktivitas yang ada hingga Lebaran.

Saat Ramadan pun, kegiatan masuk kelas dan salat tarawih berjalan dengan baik.
Namun, saat ini, tidak demikian. Karena santri dan santriwati dari kelas 1 sampai 5, Tsanawiyah dan Aliyah telah dipulangkan ke rumah mereka hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Untuk kurikulum pembelajaran di Pesantren Tuju-tuju, masih tetap mempertahankan pelajaran pondok yang lebih dominan dalam keseharian. Seperti nahwu, sharaf, balaghah, durushul lughah, tafsir Al-Qur'an, dan lainnya.

Meski terdapat pelajaran yang dikolaborasikan dengan pelajaran umum semisal bahasa Indonesia, kimia, dan fisika, identitas kepesantrenan tetap melekat dalam setiap pembelajaran.
Pesantren Tuju-tuju, juga menggunakan dua bahasa dalam keseharian yakni, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Dua minggu penggunaan bahasa Arab dan dua minggu selanjutnya dalam bahasa Inggris.

"Tak ada percakapan tanpa kedua bahasa tersebut. Dan juga mewajibkan seluruh santri dan santriwatinya untuk menghafalkan Al-Qur'an. Dan setiap santri diharuskan minimal sekali mengkhatamkan 30 juz selama menjadi santri," tutur penulis buku dan novel itu.



Kondisi pondok pesantren di tengah pendemi Covid-19, pada awalnya tetap menerapkan sistem berjaga-jaga dengan melakukan segala prosedur antisipasi. Tidak ada paket dan tamu yang berkunjung dari luar.

Namun, melihat perkembangan wabah yang makin masif dan banyaknya daerah yang menerapkan pembatasan, membuat pimpinan mengeluarkan kebijakan untuk memulangkan semua santri dan santriwati.

Hadapi Wabah




Anak keenam dari pasangan Ustaz Lanre Said (alm) dengan Andi Banuna Petta Paccing (almrh) mengatakan, pertimbangannya, banyak santri berasal dari daerah yang jauh. Dikawatirkan tidak ada transportasi apabila terjadi lockdown pada jalur transportasi darat dan udara.

Meski begitu, masih ada beberapa santri bermukim di pondok. Mereka berasal dari kelas III Aliyah dengan mempertimbangkan banyaknya kegiatan menjelang kelulusan mereka.

Di antaranya orientasi keguruan, pengajaran tahsin, ujian tahfiz, dan persiapan tadris amaliyah (praktik mengajar).

Buku-buku yang diajarkan bukanlah menjadi tolok ukur dari mutu yang sebenarnya. Inti pelajaran dari salah satu buku wajib di pondok ini adalah bagaimana anak-anak menguasai setiap bahasa dan kosakata baru dan bukan hanya tahu isi cerita dalam buku.

Usaha ini bukanlah tidak memiliki tujuan. Menurut  perempuan kelahiran Bone, 2 Mei 1981 itu, Darul Huffadh berusaha membina santri yang kelak bukan hanya mampu membaca buku-buku berbahasa Arab, tetapi juga memahami dari setiap isinya.

"Pondok ini layaknya ibu yang memberikan anak-anaknya benih-benih padi untuk tumbuh dan berkembang menjadi padi yang berisi dan bukan ibu yang hanya mampu menyuapkan nasi ke mulut anak-anaknya yang akan habis dalam sejenak.  Karena masa depan santri adalah harapan terbaik pondok untuk mereka," harap perempuan yang juara 2 lomba tahfiz Al-Qur'an putri yang diikuti 14 negara itu.

(***)



Kaballangan 
Masih Bondangan

Aktivitas santriwati Ponpes Manahilil Ulum Darud Da'wah Wal-Irsyad (DDI) Kaballangan, Pinrang, saat belum pandemi.



Pesantren yang didirikan Anregurutta Haji (AGH) Abdurrahman Ambo Dalle ini menerapkan sistem pendidikan modern dan klasik-tradisional. 

Pondok Pesantren (Ponpes) Manahilil Ulum Darud Da'wah Wal-Irsyad (DDI) Mangkoso (DDI) Kaballangan, sejauh ini masih teguh memegang tradisi kepesantrenan. Pesantren ini tak pernah menutup diri dari dunia luar.

Sejak beberapa bulan ini, sebenarnya aktivitas di pesantren yang berlokasi di Kampung Sokang, Desa Kaballangan, Pinrang, itu cukup sunyi. Tak seperti biasanya. Tak banyak santri yang sedang lalu lalang.

Suasana ini cukup terasa sejak mewabahnya virus korona atau Covid-19 di Sulsel, khususnya di Pinrang. Andai tidak, pesantren yang resmi berdiri pada 17 November 1978, ini akan sangat ramai dan riuh dipenuhi anak-anak santri.

Siapa pun yang bertamu akan disambut dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an dari suara merdu para santri. Sayang, saat ini cukup berbeda, sebab interaksi proses belajar mengajar secara tatap muka, lagi dibatasi.

Ini bukan berarti sistem pendidikan di pesantren ini ikut dibatasi. Tidak, masih tetaplah berjalan seperti biasanya. Caranya saja yang diubah. Via daring.

Baik itu belajar mengenai kitab kuning, belajar tajwid, menghafal Al-Qur'an, atau pelatihan dai. Semuanya, tetap berjalan seperti biasa.

"Sejak diserukan stay at home, saat ini hanya ada sekitar 10 santri pilihan yang diminta tetap di pondok belajar. Itu pun kita menerapkan physical distancing," kata Syahrir Hatib, Pengurus Pesantren Manahilil Ulum DDI Kaballangan, Minggu, 10 Mei.

Sebenarnya di pondok pesantren yang didirikan AGH Abdurrahman Ambo dalle atau yang akrab disapa Ambo Dalle, ini sudah cukup lama menerapkan dua sistem pendidikan. Yakni sistem pendidikan modern dan sistem klasik-tradisional.

Untuk sistem pendidikan modern tentunya difokuskan pada jenjang sekolah mulai dari Raudhatul Athfal atau setara Taman Kanak-kanak), Madrasah Ibtidaiyah (setara Sekolah Dasar), Madrasah Tsanawiyah (setara Sekolah Menengah Pertama), Madrasah Aliyah (setara Sekolah Menengah Atas), dan juga ada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DDI Pinrang (Dinaungi oleh DDI).

"Jadi tentunya selain pendidikan klasik ini, ada banyak kegiatan ekstrakokurikuler yang juga diikuti santri," kata pria yang juga menjabat Sekretaris Pondok Pesantren Manahilil Ulum DDI Kaballangan ini.

Ada beberapa organisasi yang bahkan kini dikembangkan. Di antaranya, Organisasi Santri DDI Kaballangan (Osdika) yang bergerak di bidang kesantrian, seperti pengaplikasian ilmu dan kursus bahasa. Ada juga tahfiz Al-Qur'an yang merupakan wadah para penghafal.

Untuk sistem pendidikan klasik-tradisional, para santri diminta fokus salah satunya pada pengajian kitab kuning. Santri diminta agar mendaras 12 kitab yang sudah disiapkan.

Ke-12 kitab ini diantaranya ada kitab Maraqil Ubudiyah, Khusnul Hamidiyah, hingga Aqidatul Awam. Setiap satu kitab dikaji pada hari yang berbeda. Misalnya, Maraqil Ubudiyah, santri akan mengkajinya setiap Sabtu. Hari lainnya, kitab lain lagi.

"Kedua sistem pendidikan kita ini, sudah cukup lama diterapkan di pesantren. Alhamdulillah, berjalan dengan baik," ujarnya.

Syahrir pun membeberkan, terkait aktivitas pengajian kitab kuning di pesantren yang kini dipimpin putera bungsu AGH Ambo Dalle, Muh Rasyid Ridha Ambo Dalle, itu dilakukan setiap hari setelah salat Magrib dan setelah salat Subuh.

"Jadi semua sudah ada jadwalnya. Dari Senin-Minggu. Kecuali Jumat, santri libur," bebernya.

Metode pelajaran dasar pembacaan kitab kuning ini juga masih tetap mempertahankan metode bondangan dan ini sudah menjadi tradisi di pesantren.
Metode ini, kata Syahrir, gurutta atau kiai duduk di atas mimbar, lalu semua santri duduk di depan.

Setelah itu, gurutta meminta salah seorang santri agar membacakan salah satu surah dalam Alquran hingga selesai.

"Jika bacaan santri itu selesai. gurutta kemudian mengupas makna dari surah tersebut dan ketika ada bacaan santri saat itu yang kurang tepat, gurutta akan meluruskannya sembari menerjemahkannya secara harfiah (syarh-nya)," terangnya.

Bumikan Kitab Lawas




Mengenai pengajian kitab kuning, kata Syahrir lagi, ini tidaklah hanya dipahami secara tekstual saja. Namun, santri juga diminta memahami secara kontekstual sesuai dengan perkembangan zaman.

"Pengkajian kitab kuning ini selalu dikaitkan dengan realitas sosial. Jadi, kita tidak hanya mengacu pada konteks teks pada saat ditulisnya kitab kuning ini. Tetapi disesuaikan dengan konteks yang terjadi sekarang," terangnya lagi.

Selain itu, di pesantren ini juga dikenal belajar dengan metode halakah. Metode ini sudah dipratikkan AGH Abdurrahman Ambo Dalle semasa hidupnya dan bertahan hingga sekarang.

Motode ini, kata alumni Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) ini, santri dibentuk berkelompok khusus yang ingin belajar tentang kitab kuning dan akan didampingi oleh seorang kiai.

"Santri yang ikut dalam kelompok ini bisa bertanya kapan dan di mana pun kepada sang kiai, jika ada yang dia tak mengerti," tambahnya.

Sistem pendidikan yang juga terus dipertahankan di pesantren ini, salah satunya adalah hafal Al-Qur'an. Ini serentak dilakukan setelah salat Isya dan Subuh. Adapun pelatihan dai dilakukan setelah salat Isya pada malam Jumat di Masjid Al-Wasilah yang letaknya di tengah-tengah pondok pesantren.

"Tetapi karena saat ini anak-anak pada di rumah, jadinya belajarnya via online saja. Kecuali yang sepuluh santri tadi," bebernya lagi.

Sejauh ini, pesantren yang mengintegrasikan 2 kurikulum, yaitu kurikulum berbasis pesantren dan kurikulum berbasis sekolah atau madrasah ini sudah memiliki alumni sekitar 12 ribu orang. Tak sedikit di antaranya sudah menjadi akademisi, politikus, dan pengusaha.

"Kalau saat ini santri yang kita bina berjumlah 425 orang. Mereka dari tiga jenjang pendidikan MTs, MA, dan SMK. Tentunya kita bersyukur pesantren ini terus berkembang seiring perkembangan zaman," tutupnya.

(***)
(source: fajar {iman, rusman, asriadi, agung, suardi})