Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Jumat, 12 Maret 2010

Pelantikan KAHMI Sulsel

MAKASSAR--Pimpinan Kolektif Majelis Wilayah (PKMW) KAHMI Sulsel akan dilantik hari ini di Baruga Sangieseri, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel. Mereka akan dilantik oleh salah seorang Pimpinan Kolektif Nasional KAHMI, Dr Abidiansyah Siregar DHSM MKes.

Para pengurus yang akan dilantik tersebut merupakan hasil Musyawarah Wilayah KAHMI beberapa bulan yang lalu yang dilaksanakan di Kampus STIE Nobel.

Kegiatan ini akan dihadiri oleh Gubernur Sulsel, Ketua DPRD Sulsel, wali kota Makassar, beberapa bupati, para alumni HMI, akademisi, mahasiswa, dan LSM.

Sekeretaris umum PKMW KAHMI Sulsel, Dr Muh Sabri AR menjelaskan, dalam pelantikan tersebut akan menghadirkan Rektor UNM, Prof Dr Arismunandar MPd untuk membawakan orasi ilmiah terkait parktik plagiarisme.

Sabri beralasan, Arismunandar berkompeten untuk membahas plagiarisme. "Ini sangat penting untuk mendorong pendidikan yang berkarakter. Kampus-kampus diterpa oleh (isu, red) plagiarisme. Sangat mengejutkan, praktik ini ditemukan di UGM, Undip, dan UI," terangnya saat berkunjung ke Fajar, Jumat, 12 Maret.

Sabri, didampingi PKMW KAHMI Sulsel, Ir M Tobo A Hairuddin MBA, Divisi Pembinaan Umat dan Pemberdayaan perempuan KAHMI Sulsel, masing-masing Nursyamsiah Yunus T MPdI dan Hj Suciaty Ma'mur Noor SH. Mereka mengundang seluruh alumni HMI baik dari HMI Dipo maupun dari HMI MPO hadir dalam acara pelantikan tersebut. (zuk)

Sambut Nyepi, Umat Hindu Tanam Pohon

MAKASSAR--Tiga hari lagi, umat Hindu akan memperingati Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka. Sebagai rangkaian memperingatinya, umat Hindu Sulsel melaksanakan kegiatan sosial di antaranya melaksanakan penanaman 1000 pohon dan donor darah.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk turut terlibat dalam penyelesaian persoalan lingkungan dan sosial. "Ini akan memunculkan kesadaran untuk mewujudkan suatu kehidupan yang serba selaras, antara manusia, Tuhan, dan lingkungannya," terang Sekretaris Badan Penyiaran Hindu (BPH) Sulsel, Gede Durahman saat konferensi pers di Red Bean cafe, Jumat, 12 Maret.
Menurutnya, umat hindu Sulsel, khususnya di Makassar telah menyiapkan beberapa ritual sebagai rangkaian Hari Raya Nyepi. Mereka berjumlah sekitar 7000-8000 orang di Sulsel.
Ritual atau upacara pertama disebut Melasti, dilaksanakan di Pantai Akkarena, Minggu, 14 Maret. Melasti adalah upacara ritual yang dilaksanakan di pinggir laut dengan cara melepas "perlengkapan" ke laut. Tujuannya, sebagai simbol pembersihan diri dengan membuang segala kotoran diri ke zamudra.
Sebelum upacara Melasti ini, upacara awal yang dilakukan yaitu upacara Nuur Tirta dan Nedunang, yaitu ritual yang dilaksanakan di Puri Giri Natha.
Setelah itu, Senin, 15 Maret, dilanjutkan dengan upacara Tawur Kesanga, yaitu upacara sebagai simbol pembersihan dan penyeimbangan alam. Upacara ini dilaksanakan di Pura Giri Natha, Jalan Perintis Kemerdekaan.
Selanjutnya, Selasa, 16 Maret, merupakan Hari Raya Nyepi. Pada hari tersebut, umat Hindu dilarang melakukan empat hal (catur brata penyepian) selama 24 jam. Larangan tersebut, yaitu Amati geni, dimaksudkan sebagai larangan menyalakan api sebagai simbol nafsu. Amati karya, yaitu larangan bekerja atau menyepikan panca indra. Amati lelanguan, yaitu tidak menikmati hiburan apapun. Dan terakhir, amati lelungayan, yaitu tidak meninggalkan rumah selama sehari penuh.
Ketua Panitia Perayaan Hari Raya Nyepi Kota Makassar, Ir Nyoman Sumarya, mengungkapkan, Nyepi adalah bagian dari pembelajaran diri. "Jadi makna esensial Nyepi adalah intropeksi diri dan pengendalian nafsu. Hati harus dibersihkan dari marah, dengki, dan iri," katanya didampingi oleh Sekretaris Banjar Hindu Kota Makassar, I Made Semadi.
Puncak perayaan Hari Raya Nyepi dan Tahun baru Saka akan digelar pada Sabtu, 27 Maret mendatang. Kegiatan berupa "simakrama" atau silaturahmi sekaligus peresmian Gedung Serba Guna Pura Giri Natha oleh Gubernur Sulsel. (zuk)