Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Senin, 15 Maret 2010

Pembuat Aakta Tanah Akan Gelar Up Grading

MAKASSAR--Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) akan menggelar up grading bagi anggotanya. Secara bersamaan, mereka juga akan menggelar Rapat Kerja Nasional III (Rakernas) IPPAT, di Hotel Clarion, 18-20 Maret nanti.

Rakernas dan up grading tersebut merupakan rangkaian pra kongres IPPAT yang akan dihelat Oktober mendatang. Demikian yang disampaikan para pengurus wilayah IPPAT Sulselbar saat bertandang ke Fajar, Senin, 15 Maret.

Selain itu, agenda lain yang akan dilaksanakan dalam rakernas tersebut, yaitu merumuskan kandidat Pimpinan Pusat (PP) IPPAT dari Indonesia Timur yang akan diusung, khususnya dari Sulselbar.

Ketua Panitia Rakernas dan Up Grading IPPAT, Taufiq Arifin mengungkapkan, kegiatan ini akan dihadiri beberapa tokoh dan menteri sebagai pembicara. Dijadwalkan akan hadir, Menteri Negara kordinator perekonomian, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Negara dan Perumahan Rakyat, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan Dirjen Pajak.

"Kita berharap ini sekaligus informasi kepada PPAT yang tersebar di daerah ini," kata Taufiq.

Sejumlah tujuh orang pengurus IPPAT Sulselbar yang berkunjung ke Fajar. Mereka dipimpin oleh Ketua Pengurus Wilayah (Pengwil) IPPAT Sulselbar, H Ahmad Yulias SH.

Rombongan ini diterima oleh wakil pimpinan redaksi Harian Fajar, Yusuf AR, didampingi oleh Koordinator Peliputan, Ruslan Ramli.

Sementara itu, Yusuf AR dalam sambutannya mengaku pihak Fajar sudah sejak lama bersinergi dengan IPPAT. "Fajar akan mensupport kegiatan ini. Acara ini bukan urusan kecil karena menyangkut persoalan negara," terangnya.

Yusuf juga mendorong pengurus IPPAT Sulselbar agar ada calon yang maju dalam Kongres IPPAT nanti.(zuk)

Aksi Masak Pasir dan Kerikil SRMI

MAKASSAR--Ratusan pengunjuk rasa melakukan aksi di DPRD Provinsi Sulsel, Senin, 15 Maret. Mereka berasal dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND).

Unjuk rasa yang didominasi perempuan ini sempat menarik perhatian di depan Gedung DPRD Sulsel. Di halaman gedung, aksi teaterikal ibu-ibu membuat tungku masak dari batu merah, lalu memasak pasir dan kerikil. Sambil mengaduk pasir dan kerikil di atas panci, ibu-ibu tersebut menangis sambil menggendong anaknya.

Aksi teaterikal tersebut menggambarkan kondisi masyarakat yang tidak mampu membeli beras. "SBY tidak melihat kondisi rakyatnya. Masih begitu banyak rakyat miskin," tegas Aan, orator aksi.

Aksi ini menuntut Presiden SBY bertanggung jawab atas kasus Bank Century. Mereka menilai, SBY berusaha melindungi Budiono dan Sri Mulyani. Indikasi itu dibuktikan dengan pemanggilan ketua KPK oleh SBY beberapa waktu lalu.

Menurut mereka, SBY seharusnya membiarkan Budiono dan Sri Mulyani diperiksa oleh KPK, apalagi sudah ada rekomendasi dari paripurna DPR. "Pemerintah gagal menyejahterakan rakyat. Budiono dan Sri Mulyani harus segera dicopot," pekik Koordinator Lapangan, Alwi.

Aksi dimulai dari Jalan Tol Reformasi, lalu melakukan long march menaiki jembatan fly over Jalan Urip Sumiharjo, dan terakhir di Gedung DPRD Sulsel. Pengunjuk rasa enggan diterima oleh anggota dewan. "Ini cuma kampanye karena kasus Century sempat tenggelam," terang Aan, salah seorang peserta aksi. (zuk)