Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Selasa, 06 April 2010

Setahun, Tujuh Juta Liter Darah




















Dok/FAJAR

BANTU SESAMA. Aksi donor darah yang digelar karyawan Trans Studio. Donor darah seperti ini sangat membantu persediaan stok darah di PMI Cabang Makassar.


OLEH RIDWAN MARZUKI

WARGA Makassar yang di kisaran 1,5 juta jiwa ternyata masih minim yang menjadi pendonor darah tetap atau sukarela bagi Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Makassar.

Persentasenya bahkan sangat kecil. Tidak sampai dua persen. Catatan PMI menunjukkan, hanya ada 25.601 pendonor darah tetap dan sukarela di metropolitan ini.

Dari jumlah tersebut, PMI hanya bisa mengumpulkan maksimal 28.549 kantong darah per tahun. Lebih dari tujuh juta liter darah. Lengkapnya, 7.137.250 liter darah. Angka ini hasil capaian pada tahun lalu.

Kepala Bagian Administrasi PMI Cabang Makassar, Amiruddin K Mide, menjelaskan, para pendonor berasal dari berbagai kalangan. Ada polisi, tentara, pegawai negeri sipil, hingga pelajar.

“Pendonor dari kalangan PNS/BUMN terbanyak. Jumlahnya 7.856 orang. Disusul tentara dan polisi yang 7.479 orang,” ujar Amiruddin K Mide, Selasa, 6 April.
Sementara jumlah pendonor mahasiswa dan pelajar ada 5.314 orang. Sedang kalangan wiraswasta mencapai 1.642 orang.

Pendonor tersebut berasal dari seluruh golongan darah. Seperti golongan darah A, B, O, dan AB. Dari keempat golongan darah tersebut, golongan darah O yang paling banyak.
Sebaliknya golongan darah AB yang paling minim. Hal itu dijelaskan oleh Amiruddin di Markas PMI Cabang Makssar. "Orang yang memiliki golongan darah AB jauh lebih kecil jumlahnya dibandingkan golongan darah yang lain," kata dia.

Walaupun golongan darah O terbanyak, lanjut Amiruddin, tetapi bukan berarti stok darah golongan ini selalu mencukupi. "Meskipun banyak golongan darah O, tetapi kadang kita (PMI, red) juga kekurangan," lanjut Amiruddin.

Penyaluran darah, kata Dokter Dominggus yang bertugas di PMI Cabang Makassar, digunakan untuk pasien yang benar-benar memerlukan darah. Seperti penyakit demam berdarah, pasien operasi, patah tulang, persalinan, dan korban kecelakaan lalu lintas.

Ketua PMI Cabang Makassar, Syamsu Rizal, menarget, jumlah pendonor akan meningkat 7,5 persen tahun 2011. "Tahun ini (2010, red) pendonor sukarela 87,5 persen," jelas dia. (*)

=========

Profil penyumbang

- Pendonor : 25.601 orang.
- PNS/BUMN : 7.856 orang.
- TNI/Polri : 7.479 orang.
- Mahasiswa-pelajar : 5.314 orang.
- Wiraswasta : 1.642 orang.
- Pedagang : 65 orang.
- Petani-buruh : 52 orang.
- Lainnya : 3.193 orang.

Hari Ini, Idrus Resmi Oppo














Dok/FAJAR
DUA KALI. Idrus A Paturusi saat menunggu gladi pelantikan Rektor Unhas Periode 2010-2014 di Baruga AP Pettarani, Selasa, 6 April.




MAKASSAR – Hari ini, Selasa, 7 April, Prof Dr dr Idrus A Paturusi SpB SpBO, dipastikan “oppo” sebagai Rektor Universitas Hasanuddin. Sebab, hari ini, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, melantik Idrus sebagai Rektor Unhas Periode 2010-2014.

Inilah pelantikan pertama rektor yang dilaksanakan di lingkungan kampus Unhas. Rektor-rektor sebelumnya dilantik di Jakarta. Termasuk pelantikan Idrus periode 2006-2010.

Idrus terpilih kembali setelah memenangkan pemilihan rektor beberapa bulan lalu. Sebelum menjadi rektor untuk periode pertama 2006 lalu, Idrus menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Unhas dari 2002 hingga 2006.

Suami dari Rushanti A Beso itu sudah memasuki usia 60 tahun. Idrus dilahirkan 31 Agustus 1950 di Makassar. Sulung dari sembilan bersaudara tersebut dikaruniai tiga anak. Masing-masing Indrianti, Idham, dan Sultan.

Pendidikan dasar Idrus dijalani di Makassar dan Jakarta. Tahun 1962, dia menamatkan pendidikan dasar di SD Belarminus Jakarta. Tamat SMP Frater Makassar pada 1965. Terus melanjutkan pendidikan di SMA Katolik Cenderawasih dan tamat 1968. Selanjutnya Idrus menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas 1969-1977.

Menempuh pendidikan ahli bedah umum di Laboratorium Ilmu Bedah pada 1978-1979. Pada tahun yang sama ia juga menempuh pendidikan di Post Graduate Orthopaedic Training Singapore. Kemudian pada 1982 hingga 1984 menempuh pendidikan ahli bedah orthopedi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Selanjutnya, pada 1986 hingga 1987, menempuh pendidikan Post Graduate Orthopaedic Training di Hospital Raymond Point Care, Paris, France. Lalu melanjutkan pendidikan di Program Pascasarjana Unhas bidang ilmu kedokteran dan selesai 1999.

Sejak 1984 menjadi staf senior di Laboratorium Bedah FK Unhas. Tahun 1994-2002 sebagai Pembantu Dekan (PD) III FK Unhas. Tahun 2001 menjadi guru besar.
Beberapa organisasi diikuti Idrus. Seperti Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Ahli Bedah Indonesia, Perkumpulan Ahli Bedah Orthopaedi Indonesia, Dewan Pembina Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia Pusat, dan beberapa organisasi lainnya.

Selain menempuh pendidikan formal, Idrus juga giat mengikuti pertemuan ilmiah baik tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, Idrus juga sering menulis buku dan jurnal.
Beberapa penghargaan juga pernah diraihnya. Sebut saja di antaranya, penghargaan dari UNNHCR dan pemerintah Iran sebagai Koordinator Tim Medis Gempa Bumi, Iran. Penghargaan Adysatya Utama dari PB IDI, dan penghargaan Satyalancana Kebaktian Sosial dari Presiden RI
.
"Beliau (Idrus, red) pekerja keras dan tidak bisa menunggu. Beliau orang yang selalu tidak bisa dengar pekerjaan itu terhambat," tutur juru bicara Universitas Hasanuddin, Dahlan Abubakar, Selasa, 6 April.

Obsesi Idrus adalah menjadikan Unhas menjadi world class. Termasuk menjadikan Rumah Sakit Universitas Hasanuddin sebagai rumah sakit percontohan dari segi kualitas. Dengan begitu, orang yang berobat tak perlu lagi jauh-jauh ke Singapura.

Salah seorang mahasiswa Unhas dari Fakultas Ekonomi, Adiyatma Arifin, juga menaruh harapan besar kepada Idrus. Menurut dia, Idrus sebaiknya mendekati mahasiswa. (zuk)

Sekolah Islam Terpadu Nurul Fikri Makassar














Dok. Fajar


Bangun Akhlak, Keterampilan, dan Kecerdasan

BINGUNG menentukan sekolah buat anak? Coba SD Nurul Fikri.

RIDWAN MARZUKI
Panakkukang

SEKOLAH Islam Terpadu (SIT) Nurul Fikri Makassar memang terbilang masih baru. Eksistensinya belum cukup setahun. Saat ini, Nurul Fikri baru mengelola kelas satu hingga kelas empat.

Tapi visi dan misi sekolah ini cukup menarik. Belum lagi metode pendidikan dan infrastruktur yang tersedia di lembaga pendidikan ini.

Nurul Fikri saat ini baru mengelola pendidikan anak usia dini. Misalnya Toddler yaitu sekolah untuk kelompok anak dua tahun. Playgroup untuk usia tiga tahun.

Taman Kanak-kanak (TK) untuk usia empat dan lima tahun. Khusus TK, terbagi atas dua, yaitu TK A dan B. Serta SD kelas satu sampai kelas empat.

Izin penyelenggaraan Nurul Fikri juga baru sebatas hak penyelenggaraan pendidikan sampai maksimal kelas IV. Hal itu karena tahun ini baru dibuka. Sehingga kalau ada muridnya yang kelas empat, itu dipastikan murid pindahan dari sekolah lain.

Pengelola SIT Nurul Fikri Makassar, Syamsu Rizal MI mengungkapkan, tahun ini, pihaknya sedang menambah kapasitas gedung pendidikannya. Ia menggunakan lahan seluas 3.600 meter persegi.

Sekolah ini juga mendirikan ruang kelas baru dan melakukan penambahan wahana pendukung proses belajar-mengajar. Peletakan batu pertama pembangunan gedung sekolah Nurul Fikri sudah dilakukan Februari lalu.
"Tahap awal pembangunan Februari 2010. Targetnya selesai Juni," terang Syamsu Rizal, Senin, 5 April.

SIT Nurul Fikri Makassar dikelola Yayasan Darul Fikri Makassar. Sekolah ini merupakan cabang dari SIT Nurul Fikri Pusat yang ada di Jakarta.
Beberapa tokoh tercatat sebagai pengurus yayasan. Antara lain Qasim Mathar, Mokhtar Noerjaya, Muh Jafar Sodding, Hj Aliyah Mustika Ilham, Julia Tresnawati P, Hartono, dan beberapa nama lainnya.

Di sekolah ini, anak didik diajarkan nilai-nilai keislaman. Misalnya amanah. Yaitu menunaikan tugas penuh tanggung jawab. Ukhuwah, yaitu mengajarkan murid menjalin kerjasama yang efektif. Khidmah, yaitu mengedepankan bantuan dan pelayanan.
Ada juga nilai Khibroh, meningkatkan kemampuan profesional. Nilai dakwah, yaitu menyebarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Serta nilai qudwah, yaitu menunjukkan perilaku yang bisa diteladani.

Sekolah ini menerapkan perpaduan antara kurikulum pendidikan modern dan kurikulum pendidikan Islam. "Intinya kita berikan pendidikan kepada anak-anak sesuai tuntunan zaman dan agama," tutur Syamsu Rizal sembari menambahkan, Itulah yang membedakan sekolah ini dengan sekolah modern lainnya.

Salah seorang pendidik di Nurul Fikri, Julia Trisnawati P, menjelaskan, di sekolah Nurul Fikri, anak-anak diajarkan mencintai alam, peduli terhadap sesama, dan pembangunan karakter keIslaman dalam diri anak.

"Obsesinya, kita mau, selain mendapatkan pendidikan, anak-anak lebih dekat dengan alam dan terlatih jiwa entrepreneurship-nya," tutur Julia.

Bahasa yang jadi andalan di sekolah ini, Bahasa Inggris dan Arab. Program unggulannya, antara lain Islamic character, yaitu anak diajarkan menggunakan busana muslim, berinfaq, berpuasa, mencintai Alquran, dan membiasakan salat berjemaah dalam kehidupan sehari-hari.

Ada pula information communication technology (ICT), yaitu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dan administrasi sekolah. Selain itu, ada program green school seperti kebun sekolah, apotik hidup, area outbound, rumah pohon, dan mading hijau.

Anak Nurul Fikri juga diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler mengaji, komputer, menghafal Alquran, dan pramuka. Ada pula ekstrakurikuler lainnya yang bisa dipilih oleh murid sesuai dengan minatnya masing-masing.
Ekstrakurikuler tersebut antara lain seni baca Alquran, Arabic Club, English Club, story telling and writing process. Ada juga futsal, seni bela diri, dan panahan. Juga ada science club, jarimatika/sempoa, assemble, drum band, marawis dan nasyid. Lainnya ada teater, jurnalistik/wartawan cilik, dokter cilik, dan melukis.

Artinya, aspek yang ingin dikembangkan dalam sekolah ini adalah perpaduan antara sembilan elemen. Di antaranya spiritual, bahasa, kinestetik, matematika, musik, interpersonal, intrapersonal, natural dan visual.

Sekolah ini memiliki pengajar yang telah berpengalaman dan kurikulum disusun menggunakan standar internasional. Karenanya tidak heran jika penyelenggaraan pendidikan diawasi terus oleh Nurul Fikri Jakarta.

Hartono ST, salah seorang guru Nurul Fikri menegaskan jika sekolahnya mencetak para juara. "Dulu juara kelas cuma 1, 2, dan 3. Sekarang jika ada 24 siswa dalam kelas, maka mereka semua juara," kata Hartono. (zuk)