Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Kamis, 15 April 2010

Pecandu Narkoba Rentan HIV/AIDS

MAKASSAR--Sorang pecandu narkoba berpeluang besar terkena HIV/AIDS. Itu karena sebagain dari pecandu menggunakan alat suntik. Juga, mereka sering terlibat seks bebas. "Seks bebas dan penggunaan jarum suntik secara berganti-gantian memperbesar kemungkinan penularan HIV/AIDS," terang Giffari dari Yayasan Hati Kita (Yakita), Kamis, 15 April.

Gifari menjelaskan, ada tiga penyebab sehingga seseorang menjadi pecandu narkoba. Yang prtama karena faktor individu. Yaitu, seseorang yang merasa tidak memiliki self-confidence jika tidak memakai narkoba.

Selanjutnya pengaruh lingkungan. Seorang pecandu terpengaruh oleh temannya yang juga pecandu. Dan terakhir, disebabkan oleh disfungsi keluarga. Keluarga yang tidak harmonis alias bermasalah berpeluang melahirkan anak pecandu narkoba.

Hal tersebut diungkapakan Gifari dalam seminar narkoba dan HIV/AIDS yang diselenggarakan oleh Korps Suka Rela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) unit Unismuh. Kegiatan ini mengangkat tema "Membangun nilai-nilai moral generasi bangsa yang rela berkorban serta bebas dari narkoba dan HIV/AIDS".

Proses seseorang menjadi kecanduan, lanjut Gifari, terjadi secara bertahap. Dimulai dari tahap user atau pengguna. Pada aspek ini kehidupan seseorang belum bermasalah. Narkotika masih dipakai sesuai kebutuhan.

Selanjutnya, masuk ke tahap abuser atau penyalah guna. Orang yang masuk ke tahap ini kehidupannya mulai bermasalah. Baik dari sisi fisik, mental, maupun spiritual.

Lalu pada tahap akhir disebut addict atau kecanduan. Pada tahap ini kehidupan seorang sudah sangat parah karena sudah tergantung dengan obat. "Mereka mengkonsumsi narkoba bukan cuma sekali sehari. Narkoba sudah digunakan untuk hidup," ungkap Gifari, Kamis, 15 April.

Pada tahap ini juga sudah membuat seseorang mudah melakukan kekerasan. "Ketika mereka tidak punya uang, mereka rela mencuri atau merampok agar mendapatkan narkoba. Mereka rela membunuh untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan," imbuh Gifari.

Selain dari Yakita, pembawa materi lainnya yang hadir berasal dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, Satuan Narkoba Polwiltabes Makassar, PMI Cabang Makassar, dan dari Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Sulsel. (zuk)

Nurul Batal Dioperasi

MAKASSAR--Pihak keluarga Nurul Saskia mesti berlapang dada. Pihak Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo menolak megoperasi Nurul dengan alasan tidak memungkinkan lagi dioperasi. Padahal, Jamkesmas baru Nurul sudah tiba di Makssar pagi, Kamis, 15 Maret.

"Tidak jadi dioperasi. Otak besarnya sudah tidak ada kata dokter," ungkap Haslinda, ibu Nurul. Oleh karena itu, tim dokter hanya melakukan penyedotan terhadap cairan yang ada dalam kepala Nurul.

Sebanyak 125 c cairan kepala Nurul dikeluarkan oleh tim dokter. Haslinda sendiri belum tahu berapa lama lagi akan berada di RS.(zuk)

Keluarga Minta Dilibatkan dalam Pembuatan Patung Ramang














Dok.Fajar
MAKASSAR--Pemerintah kembali menggulirkan rencana rekontruksi patung legenda pemain bola Suslel, Ramang. Rencana tersebut mendapat respon yang positif, utamanya dari pihak ahli waris atau keluarga Ramang.

Salah seorang ahli waris Ramang, Anwar Ramang, mengaku sangat berterima kasih atas rencana tersebut. "Kami dari keluarga almarhum , sangat bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah jika itu mau dilakukan (pembangunan patung Ramang, red)," terang Anwar, Kamis, 15 April.

Tetapi anwar mengharapkan agar rencana tersebut jangan hanya sekedar rencana, tetapi direalisasikan. Patung tersebut, sangat memiliki makna bagi keluarga besar Ramang.

Anwar mengimbau agar patung yang akan dibuat tidak lagi sama dengan patung sebelumnya. "Yang dulu tidak benar. Mukanya kayak Gajah Mada," imbuh Anwar.

Oleh karena itu, Anwar meminta dilibatkan dalam proses pembangunan patung ayahnya tersebut. "Sebagai ahli waris kita minta dilibatkan supaya bisa dikontrol atau memberi masukan jika ada yang salah," tambah dia.

Lebih lanjut, Anwar menjelaskan, Ramang merupakan sosok kebanggaan masyarakat Sulsel. Oleh karena ia mengharapkan agar pembangunan patungnya segera terealisasi. Tujuannya supaya generasi yang akan datang termotivasi dengan prestasi yang telah ditorehkan oleh Ramang.

Selain itu, Anwar juga mengusulkan agar pada patung yang akan dibuat ini, dibuat juga nama Ramang di situ. "Sebaiknya ada nama di patung tersebut.Mungkin generasi yang di belakang tidak kenal jika tidak ada nama yang ditulis," tegas Anwar.

Soal penempatan patung, Anwar menilai Karebosi merupakan tempat yang bagus. "Alasannya supaya dilihat oleh setiap tamu yang datang. Begitu juga dengan tamu dari luar negeri," ungkap Anwar.

Anwar merupakan anak ke-4 Ramang. Sebanyak tujuh anak Ramang, tetapi hanya empat yang masih hidup. Di antaranya, Rauf Ramang, Ratna Ramang, dan yang bungsu, Arsyad Ramang. Tetapi dari empat anaknya tersebut, hanya Anwar sendiri yang mengikuti jejak ayahnya. Kini Anwar menjadi salah seorang Pengurus Cabang PSSI Makassar periode 2010-2014. Di mata Anwar, Ramang merupakan sosok ayah yang tegas dan disiplin. (zuk)

Hj Nurma Tak Dapat Kios di Pa'baeng-baeng

MAKASSAR--Pasar Pa'baeng-baeng kini sudah mulai difungsikan lagi. Beberapa pemilik kios yang sebelumnya berjualan di luar sejak renovasi, kini telah kembali masuk.

Tetapi tidak semua pemilik yang dulunya memiliki kios mendapat kios baru. Salah satunya Hj Nurma. Nurma mengaku hingga saat ini dirinya belum mendapatkan kios baru. "Sekarang belum dapat. Tidak menjual sampai sekarang karena tidak dikasi (kios baru, red)," ungkap Nurma, Kamis, 15 April.

Padahal, lanjut Nurma, ia sudah membayar Rp 2,5 juta sebagai biaya pengganti pembangunan atas kiosnya yang dulu. "Maumaki jualan tapi tidak ada tempat," imbuh dia. Nurma mengaku akan segera menjual lagi begitu mendapatkan kios baru.

Nurma juga menegaskan akan segera melunasi kios baru tersebut jika sudah ada kepastian ia akan mendapatkannya. Selama ini ia belum membayar karena belum ada kepastian dari pihak pengelola pasar apakah ia mendapatkan kios baru atau tidak. Sekitar 100-an, lanjut Nurma, pemilik kios lama yang belum mendapatkan kios baru. Dari jumlah tersebut, menurutnya, sekitar 70-an adalah pedagang pakaian dan kain. Nurma sendiri dulunya merupakan pedagang kain.

Salah seorang pengelola Pasar Pa'baeng-baeng yang juga tenaga kolektor, Jimmi A Mannaungi, membantah jika belum ada pemilik kios lama yang tidak dapat kios baru. Kalaupun ada yang tidak mendapatkan kios baru, lanjut Jimmi, itu karena kesalahan pemilik kios sendiri. "Kalau ada yang tidak dapat, kemungkinannya karena melalaikan kewajibannya," terang Jimmi.
Pihak pengelola pasar, lanjut Jimmi tidak akan memberi kios baru kepada para pemilik kios yang telah disegel kiosnya beberapa waktu yang lalu. Kios-kios yang disegel itu karena berbagai penyebab. Antara lain, tutur Jimmi, tidak melaksanakan kewajiban berupa tidak membayar biaya pelayanan harian, sewa tempat bulanan. Juga tidak membayar izin usaha yang berlaku setiap tahun. Selain itu, kios yang tidak aktif juga disegel oleh pengelola.

Permasalahan Nurma, kata Jimmi, bisa jadi kiosnya sudah disegel. Itu karena sudah 10 tahun tidak berjualan lagi. Artinya kios Nurma tidak aktif lagi.(zuk)

Ulang Tahun Persatuan Isteri Purnawirawan

MAKASSAR--Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Isteri Purnawirawan (Perip) Sulselbar akan merayakan ulang tahunnya yang ke-46. Peringatan tersebut akan diisi dengan beberapa seremoni dan kegiatan.

Demikian yang dikatakan Humas Perip, Desy Soeprapto saat bertandang ke Fajar, Rabu, 14 April. Menurutnya, Ultah Perip akan jatuh pada hari Sabtu, 17 April. Upacara peringatan Ultah akan digelar di kantor DPD Perip Sulselbar, Jalan Rajawali.

Sehari sebelum peringatan ultah, Perip akan berziarah ke Taman Makam Pahlawan Panaikang. "Termasuk berziarah ke kuburan Jenderal Yusuf," terang Desy yang didampingi Humas DPD Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata (Pepabri), Soeprato M.

Selain berziarah ke Taman Makam Pahlawan Panaikang, Perip juga akan membagi-bagikan bingkisan kepada para pengelola kantor Perip yang selama ini aktif mengabdi.

Dijadwalkan hadir dalam puncak acara peringatan ultah tersebut antar lain para pengurus DPD Pebabri Sulsel, Pengurus Perip Sulsel, pembina dan sesepuh pepabri dan perip Sulselbar. Ada juga pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perip se-Sulselbar. (zuk)

Kita Anggota KPU Makassar Cegah Stres














Dok/FAJAR
TIDAK MAHAL. Muhammad Izzdin Idrus di depan kantor KPU Kota Makassar, Rabu, 14 April.


*Pilih ke Kantor Naik Sepeda

MAU tahu cara sederhana mencegah stres? Naik sepedalah ke kantor.

LAPORAN RIDWAN MARZUKI
Panakkukang

TAMPILAN tubuhnya tidak tinggi, tidak pula pendek. Badannya sedang-sedang saja. Tetapi terlihat sangat bugar. Dialah Izzdin. Lengkapnya bernama Muhammad Izzdin Idrus. Ia anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar periode 2008-2013.

Izzdin baru saja sampai di kantornya ketika saya hendak menemuinya, Rabu pagi, 14 April. Masih ada sisa keringat di wajahnya. Ini bisa dimaklumi karena Izzdin ke kantor memakai sepeda. Sehari-hari dia memang bersepeda menuju ke tempatnya bekerja. Kantor Izzdin terletak di Jalan Anggrek, Panakkukang.

Seperti kemarin, Izzdin baru saja memarkir sepedanya di bagian dalam kantor KPU Makassar. Dia memakai sepeda mini berwarna putih. Sepeda inilah yang menjadi favoritnya. Bentuknya kecil, mirip sepeda anak-anak. Tetapi jangan salah, walau mungil, tetapi sepeda ini memiliki kelebihan. "Harga sepedanya tidak mahal, tapi modelnya yang klasik," ujar Izzdin merendah.

Konstruksi sepeda Izzdin didesain bisa dilipat. Oleh karena itu, jenis sepeda ini relatif praktis dibawa-bawa. Ia menyukai sepeda ini karena penggunaannya beda dibandingkan dengan sepeda besar. “Lebih santai jalannya,” ungkap Izzdin, menjelaskan alasannya lebih memilih sepeda mini tersebut.

Izzdin menceritakan jika kesadarannya bersepeda muncul sejak dua bulan lalu. Mulanya, karena kesibukannya bekerja, Izzdin tak punya waktu luang untuk berolahraga.

“Saya memilih bersepeda karena selama ini saya jarang berolahraga. Jadi saya ingin memulihkan stamina,” terang suami dari Siti Nurhayati ini.

Selain itu, Izzdin mengaku ingin berkontribusi dalam mereduksi polusi udara di Makassar. Walaupun ia sendiri menyadari dengan bersepeda, risiko terpapar polusi kendaraan sangat besar. Itu yang kadang-kadang dikeluhkan Izzdin. Apalagi jika saat bersepeda di jalan raya, ada kendaraan yang mengeluarkan asap yang begitu pekat. tentu saja itu akan mempengaruhi kenyamanan bersepeda.

Izzdin memakai sepeda ke kantor juga tak lain karena ingin menyosialisasikan olahraga bersepeda. Ia menghendaki suatu saat nanti, orang-orang yang bekerja di kantor-kantor memakai sepeda ke tempat kerjanya.

"Saya bersepeda ke kantor, supaya paling tidak orang sadar bahwa ke kantor juga bisa bersepeda. Yang penting rumahnya tidak terlalu jauh," imbuh dia.

Jarak yang ditempuh Izzdin dari rumah ke kantornya sebetulnya agak jauh. Ia tinggal di Perumahan Dosen Unhas di Tamalanrea. Sementara kantornya di Jalan Anggrek, Panakkukang. Tetapi Izzdin justru menikmati jarak yang relatif jauh itu.
"Walau jauh, tapi saya santai jalannya (mengendarai sepeda, red), tidak buru-buru," lanjut ayah dari Ananda Muh Izzulhaq dan Muhammad Azriel ini.Izzdin menempuh perjalanan dari rumah ke kantor sekitar 45 menit.

Di sisi lain, lanjut Izzdin, dengan bersepeda kita bisa menghindari kemacetan. Alasannya, sepeda gampang diangkat jika diperlukan. Sementara jika memakai mobil, sering terjebak macet. "Intinya bersepeda menghilangkan stres," tegas Izzdin.

Kalau macet, kata Izzdin, tingkat stres sesorang akan tinggi. Apalagi bagi pengemudi mobil. Di sinilah keuntungan bersepeda yang bisa melewati macet.

Izzdin juga sering memndapat ledekan dari teman-temannya ketika bertemu di jalan. Menurut Izzdin, teman-temannya merasa heran karena ia bersepeda. "Teman-teman bilang, masa anggota KPU naik sepeda," kenang Izzdin.

Selain ke kantor, Izzdin juga bersepeda pada hari Minggu. Ia bersama keluarganya berkeliling di kompleks rumahnya. Dan kadang-kadang berkeliling dengan sepeda bersama anaknya di dalam areal kampus Unhas. (zuk)