Forum ini hanya kepingan kerikil dalam bantaran sungai yang luas. Tapi inspirasi kemudian selalu muncul untuk mengantar pada indahnya mencoba berpikir untuk orang lain.
Postingan Populer
-
TANGGA SERIBU. Salah satu tantangan bagi petualang gua adalah tangga seribu undakan yang harus dilewati sebelum akhirnya sampai di Gua Sum...
-
CERIA. Anak-anak sekolah menggunakan hari libur untuk berenang dan bermain di kolam renang ini. Salah satu kegiatan positif bagi pelajar,...
-
MENELUSURI JEJAK MANUSIA PURBA SULSEL EVOLUSI manusia dan peradabannya di Sulsel begitu panjang. Soppeng menjadi daerah pertama didi...
-
IST KEMANUSIAAN. Proses donor darah di Markas Resimen Induk Daerah Militer VII Wirabuana, Selasa, 23 Maret. Cari Darah Tentara Demi Sesama M...
-
Eksotisme di Ujung Takalar TELUK Laikang kini telah berubah. Dulu hanya kawasan pesisir yang kumuh, kini diubah menjadi area wisata eks...
-
Ini Detail Arti Emo Emoji sangat efektif digunakan untuk menegaskan perasaan dan ekspresi ketika “mengatakan” sesuatu di aplikasi pesan in...
-
*Melestarikan Lingkungan Adalah Ibadah JANGAN anggap remeh sampah. Hanya karena mendaur ulang sampah, Hj Erni Suhaina Ilham Fadzry mendapa...
-
Menjejak Sejarah Perkampungan Belanda di Makassar MAKASSAR, FAJAR--Tatanan Makassar tidak terlepas dari peranan Belanda yang pernah tingga...
-
MUDIK. Aktivitas masyarakat Indonesia yang ramai-ramai mudik setiap kali memasuki Hari Raya Idulfitri. Paling Mudah Dapatkan Uang de...
-
Ikut Kontes Robot di Manado KELAK jika ada kebakaran, tak perlu lagi menggunakan mobil pemadam. Cukup ditangani robot. RIDWAN MARZUKI Tamala...
KUMPULAN TULISAN
Selasa, 14 Juni 2016
BERHENTILAH MEMBELA TUHAN
Tuhan Tak Perlu Dibela
Tulisan ini merupakan argumentasi di sebuah kelompok diskusi milik HMI (MPO) tentang Syiah dan non Syiah.
Ada kawan yang kebencian terhadap Syiah-nya sangat besar. Menurutku, kawan ini belum pernah dengar sejarah penggunaan kata "himpunan". HMI tidak menggunakan kata "ikatan", "front", dll, karena memang HMI sifatnya hanya menghimpun. HMI menghimpun mahasiswa Islam yang bercerai-berai, berserakan, dan kubu-kubuan karena keyakinan.
HMI percaya bahwa Islam adalah agama nilai, tidak sekadar agama ritual (salat, puasa, haji, dll). Islam sebagai nilai, sifatnya lebih universal, umum, dan berlaku untuk semua dalam arti kemanfaatannya.
HMI ingin mengukuhkan himpunan orang muda intelektual Islam memperjuangkan nilai, bukan fiqih. Kasih sayang, memberi rahmat, membawa kesalamatan, cinta, welas asih, damai, empati, memberi, mengangkat, memajukan, menyejahterakan, dll, merupakan nilai Islam.
Jika perbedaan fiqih dan padangan ideologi yang dipertentangkan, maka Islam tidak akan mampu bangkit karena kesibukannya akan habis bertengkar, berdebat, dan berkonflik. Lalu di mana letak "tayyibah wa robbun ghofur" jika dunia diisi dengan ketegangan dan eskalsi konflik?
Saudaraku, Tuhan itu sangat Maha Kuasa. Tanpa dibela pun, Dia tetaplah berkuasa. Akankah kita mengambil alih tugas Tuhan mengkafirkan, melaknat, dan memasukkan mereka yang berbeda dengan kita ke dalam neraka? Itu prerogatif Tuhan, kawan. Itu hak absolut-Nya.
Kita terganggu oleh pandangan dan keyakinan mereka yang berbeda dengan kita? Jawabnya mungkin iya. Dan bagi kawan Hidayat, mungkin jawabnya pasti. Tetapi, bagaimana jika dibalik, mereka juga menyalahkan kita, menganggap kita sesat, lalu mengampanyekan, menyebarkan, dan menggalang dukungan haters?
Sepanjang tak mengganggu keimanan dan cara kita berkeyakinan, biarkan mereka melaksanakan keyakinan sendiri yang mereka anggap benar. Ingat kawanku, iman membuat orang kadang rela mati mempertahankannya jika merasa diganggu.
Anda takut karena pengikut keyakinan yang berbeda dengan Anda semakin banyak? Itu tidak bisa disalahkan. Sepanjang yang bergabung masuk dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan. Justru dakwah Islam ala ahlusunnah wal jamaah Anda yang patut dipertanyakan, kenapa sampai banyak orang yang masuk keyakinan yang berbeda dengan Anda.
Kawan...., dunia Islam ini butuh ketengangan, kedamaian, dan ketentraman untuk merebut peradaban. Saya lebih resah negara-negara Islam terus berperang, konflik, saling bunuh, padahal sesungguhnya baratlah yang mendapatkan keuntungan di atas semua itu.
Timur Tengah menjadi zona paling tegang sebab potensi minyak bumi terbesar ada di sana. Setelah Saddam Husain jatuh, AS mengambil alih kendali produksi dan pasar minyak. Goalnya: kapital!
Sementara kita, ikut-ikutan terjebak memelihara konflik, mempertajam perbedaan, dan meruncingkan prasangka buruk. Itukah tujuan Islam.
Kawan, saya dibesarkan dalam tradisi Muhammadiyah dan ketika kuliah masuk dalam tradisi NU. Saya mengikuti salafi, ikut kajian Islam progresif hingga radikal. Bahkan ikut kajian syiah. Namun saya bukan syiah dan sunni. Saya Islam, saya NU dan Muhammadiyah.
Sampai kapan kebencian terus kita sebar, kawan? Sampai seluruh yang berbeda dengan kita habis dibantai, dibunuh, dan dibakar? Lalu di mana substansi Islam jika kita melulu memperjuangkan artifisialnya?
Kawan, mari bermuhazabah. Tuhan tak perlu dibela. Orang-orang tertindaslah yang menunggu jihad kita, menunggu ilmu kita untuk diterapkan agar mereka mampu terangkat dari kubangan kemiskinan dan ketertinggalan. (RD)
Langganan:
Postingan (Atom)