Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Kamis, 22 April 2010

UNM Wisuda Tuna Netra

MAKASSAR--Ada yang menarik pada wisuda hari ke dua UNM yang digelar di Auditorium Ammanagappa, Kamis, 22 April. Seorang mahasiswa penderita tuna netra turut diwisuda bersama seribuan mahasiswa lainnya.

    Dialah Agustinus yang berasal dari Flores. Nama lengkapnya Agustinus Nogo SPd. Ia merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan angkatan 2005. Ia mengambil jurusan pendidikan luar biasa.

    Perjalanannya sampai akhirnya diwisuda tidak dilaluinya dengan mudah. Berbagai kendala dia harus hadapi. Termasuk soal keterbatasan biaya hidup di Makassar. Juga hambatan dalam hal pembayaran uang perkuliahan.

    Oleh karena itu, sejak awal tiba di Makassar untuk kuliah, Agustinus juga harus bekerja. Kebetulan ia memiliki keahlian dalam hal memijat. Akhirnya jadilah ia menyandang gelar mahasiswa tukang pijat.
    Nasib baik menyapa Agustinus ketika ada seleksi calon penerima beasiswa BBM. Dia menjadi salah seorang yang dinyatakan lulus dan berhak menjadi penerima beasiswa.

    Rencananya, setelah mendapatkan ijazahnya, Agustinus akan kembali ke kampung halamannya untuk mengabdikan diri. ”Pemda berjanji akan memberi kesempatan kepada saya untuk mengabdikan diri di SMP atau SMU umum di Flores,” ungkapnya.

    Hari kedua wisuda ini dikhususkan buat Fakultas Ilmu Pendidikan (FIK). Sebanyak 1078 orang yang diwisuda. Hari pertama, UNM mewisuda alumninya dari delapan fakultas sebanyak 1098 orang. Total wisudawan UNM untuk gelombang ke dua tahun akademik 2009/2010 sebanyak 2176 orang.(zuk)

Tumor Nabila semakin Membesar

MAKASSAR -- Nasib malang dialami Ratu Nabila Azzahra Sappa. Anak ini berusia dua tahun. Di usia ini, Nabila sudah hidup menderita. Dia mengidap dua tumor sekaligus.

    Tumor tersebut tumbuh di bagian leher dan mata sebelah kanan. Setiap detik, Nabila menanggung sakit yang begitu perih. Lehernya terus membesar. Matanya seperti terdorong keluar.

    Bukan cuma di leher, tumor tersebut memutar ke bagian wajah dan menjalar ke matanya. Padahal, tumor tersebut baru sekitar dua bulan yang lalu menghinggapinya. Itu berarti proses perkembangan tumor itu cukup cepat.

    Sebetulnya orang tua Nabila bukan tanpa usaha. Hanya saja karena keterbatasan dana sehingga niat untuk mengoperasi anaknya masih belum kesampaian. Walau sebelumnya ia mendapat Jamkesda tetapi menurut mereka jaminan kesehatan itu tidak menanggung operasi.

    Nabila pernah dirawat di Rumah Sakit Haji. Kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Labuang Baji. Lalu dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo. Tetapi di RS Wahidin, Nabila masih harus menunggu. "Kata pihak rumah sakit, belum ada ranjang yang kosong," kata Hasanuddin, ayah Nabila, Rabu, 21 April.

    Kondisi Nabila kian memprihatinkan. Selain tumor yang tumbuh kian membesar, ia juga terlihat kurus. Di samping itu, Nabila tampak lemas. Hal itu disebabkan karena ia tidak bisa makan. Dalam sehari, ia hanya makan satu atau dua sendok bubur. Malam hari tidurnya tidak nyenyak. Kebanyakan menangis karena rasa sakit yang dideritanya.
    "Karena rasa sakit, ia kebanyakan menangis," kata ibu Nabila, Baadiah.
    Kini Hasanuddin sedang berjuang untuk mendapatkan Jamkesmas buat Nabila. Hal itu dilakukannya karena ia tak memiliki uang untuk mendanai operasi anaknya tersebut. Tetapi walaupun Nabila mendapat Jamkesmas, itu belum cukup memadai. Karena meskipun telah dioperasi, biaya perawatan pascaoperasi yang lebih mahal.

    "Menurut dokter yang pernah menanganinya pengobatan pascaoperasi yang lebih mahal. Nilainya berkisar puluhan juta rupiah. Sementara saya sudah tidak bekerja, Pak," kata Hasanuddin.

    Memang Hasanuddin kini menjadi pengangguran. Sejak lima bulan lalu ia dikeluarkan dari perusahaan tempatnya bekerja. Di tempat kerjanya ia memang hanya berstatus sebagai tenaga kontrak.

    Rencananya Yayasan Kemanusiaan Fajar (YKF) akan membantu pembiayaan operasi Nabila. Ketua YKF, Munjin S Asy'ari, menegaskan hal tersebut. "Kita juga akan membuka dompet kemanusiaan di Harian Fajar untuk mengimbau para dermawan agar ikut meringankan beban Nabila dan keluarganya," ujar dia. (zuk)
   

Tommy dan Sultan Raih IPK Tertinggi













Dok. Fajar
*UNM Wisuda 1.098 Mahasiswa

    MAKASSAR -- Universitas Negeri Makassar (UNM) mewisuda 1.098 mahasiswa di Auditorium Ammanagappa, Rabu, 21 April. Mereka terdiri atas program doktor 24 orang, program magister 102 orang, dan program sarjana 930 orang. 42 wisudawan lainnya dari diploma.

    Mereka berasal dari sembilan fakultas dan program pascasarjana. Untuk program doktor, Dr Ir Tommy Sinar Surya Eisenring MSi dari program studi sosiologi, meraih IPK tertinggi, 4,00. Program magister, IPK 4,00 diraih Sultan SPd MPd dari program studi Pendidikan Bahasa/Bahasa Indonesia.

    Di jenjang sarjana, Jeranah dari FMIPA, terbaik dengan IPK 3,82. FT, IPK tertinggi 3,67 diraih Fausi dari program studi pendidikan teknik elektronika. FIK, IPK tertinggi 3,81 diraih Idhan dari program studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi. FBS, IPK tertinggi 3,93 diraih Himala Praptami Adys dari program studi pendidikan bahasa Inggris dengan masa studi 3 tahun 6 bulan, sekaligus merupakan lulusan terbaik program sarjana tingkat universitas.

    FIS, IPK tertinggi 3,76 diraih Sakman dari program studi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Fakultas Psikologi, IPK tertinggi  3,53 diraih Andini Pritania Putri dari program studi psikologi. FE, IPK tertinggi  3,78 diraih A Agriani Syamtar dari program studi manajemen.

    Selanjutnya Fakultas Seni dan Desain, IPK tertinggi 3,64 diraih Muhammad Benteng dari program studi pendidikan seni rupa. Program Diploma Tiga, IPK tertinggi 3,80 diraih Andi Bakhtiar dari program studi teknik otomotif.

        Wisuda digelar dua hari. Wisuda hari pertama terdiri atas delapan fakultas plus program pascarjana. Selanjutnya hari kedua, UNM akan mewisuda khusus Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) sebanyak 1.078 orang.  "Karena daya tampung (Auditorium Ammanaggappa, red), tidak memenuhi, wisuda dilaksanakan dua hari," terang Rektor UNM, Prof Dr H Arismunanndar MPd.(zuk)