Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Sabtu, 08 Agustus 2015

Teluk Laikang, Keindahan Laut dan Pasir Putih

Eksotisme di Ujung Takalar


TELUK Laikang kini telah berubah. Dulu hanya kawasan pesisir yang kumuh, kini diubah menjadi area wisata eksotis.

LAUT biru, pasir putih, cottage, dan ombak menjadi satu kesatuan harmoni alam di Teluk Laikang. Keindahannya belum begitu popoler lantaran akses yang relatif masih butuh perjuangan. Lokasinya berada di kawasan pesisir barat Kabupaten Takalar.

Secara administratif, Teluk Laikang terletak di Dusun Puntondo, Desa Laikang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar. Ada satu spot khusus yang telah dibangun di teluk ini. Tujuannya menjadi satu lokasi wisata baru setelah sebelumnya dibiarkan tak terurus.

Tak perlu banyak sentuhan sebab pada dasarnya, keindahan alam di Teluk Laikang memang telah ada. Kini dilengkapi dengan penginapan dan cottage-cottage beserta area memancing, menjadikannya lebih paripurna. Fasilitas umum juga telah dibangun.

Ada area parkir, masjid, kolam pancing, rumah singgah, serta lapangan olahraga. Jualan utamanya adalah pemandangan laut dan olahraga laut. Kawasan ini dikenal memiliki keindahan bawah laut yang relatif masih terjaga sehingga sangat cocok bagi mereka yang suka wisata bawah laut.

"Lahan ini sudah lama tidur, lama tidak pernah disentuh. Sekarang sudah berubah, sudah cantik," ujar Arsyad, salah seorang warga Makassar yang kebetulan mengunjungi Teluk Laikang.

Dari arah jalan poros Takalar-Jeneponto, untuk sampai ke Teluk Laikang, mesti menempuh jarak kira-kira 24 kilometer. Jalanan secara umum sudah layak, kendati di beberapa titik masih ada yang rusak dan berlubang. Namun panorama desa dan pantai akan mudah dijumpai dan menjadi pelengkap keindahan kawasan pesisir Takalar.


Ada beberapa desa yang mesti dilalui dalam perjalanan menuju Teluk Laikang, seperti Desa Tope Jawa, Banggai, Lakatong, Cikoang, dan terakhir Laikang. Teluk Laikang ini posisinya tepat berada di ujung jalan dan tak ada lagi kampung sebelumnya.

Setelah melewati perjalanan panjang dengan berbagai tipe jalan, mulai aspal, pengerasan, beton, dan tanah, pengunjung akan tiba di gebang masuk. Tak jauh dari akses masuk tersebut, di sebelah selatan area wisata, ada masjid yang disiapkan khusus bagi pengunjung.

Pengelola juga membangun kamar mandi dan toilet umum di kawasan itu. Luas lahan yang dipakai sebagai area pengembangan yang di dalamnya berisi infrastruktur pendukung wisata laut, mencapai dua hektare. Dulunya lahan tersebut hanya berupa tambak tak produktif.

Setelah melewati kawasan penginapan dan jejeran cottage, pengunjung akan disuguhkan oleh pemandangan laut yang begitu indah. Ini dilengkapi dengan pesisir pantai yang dihiasi dengan pasir putih. Di sebelah selatan zona ini, terdapat kampung nelayan yang sebagian besar dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut. (*)

Ada Balai Pertemuan, Bisa Menginap


KEUNGGULAN lain dari kawasan wisata Puntondo yang berada di Teluk Laikang ini adalah fasilitas yang disiapkan pengelola. Ada balai pertemuan dan rumah sewa yang bisa dimanfaatkan untuk menginap.

Juga ada cottage tertutup yang dilengkapi dengan dua springbed kapasitas dua orang. Namun jika memilih berombongan, maka tempat yang paling cocok adalah penginapan berbentuk rumah panggung yang memang khusus disewakan bagi pengunjung baik hendak menginap atau hanya sekadar tempat mereso setelah mengitari kawasan itu.

"Sejak ini dibuka, selalu ramai terutama akhir pekan," ujar Rani, salah seorang warga Putondo.

Pengelola kawasan rekreasi Putondo, Muh Kasim, mengungkapkan, dengan telah dibangunnya rumah panggung, maka kawasan ini bisa dijadikan sebagai tempat menggelar pertemuan sambil refreshing. Tarif per rumah antara Rp300-500 ribu.

"Di sini ada yang tinggal. Jadi jika mau dimasakkan makanan, sisa dibicarakan dengan pengelola. Setiap rumah rata-rata ada dua kamarnya," ujar pria 39 tahun dengan dua anak ini. (*)


Tantangan Olahraga Air 


DARI penginapan, lokasi olahraga air hanya berjarak kira-kira 400 meter. Bagi pecinta olahraga air, ada fasilitas berenang yang disiapkan oleh pengelola.

Bisa untuk olahraga diving, snorkeling, atau sekadar naik perahu keliling teluk. Jika ingin pemandu profesional, pengelola Teluk Laikang, Muh Kasim, sala satunya. Ia telah memiliki sertifiat diving. Namun jika tak butuh guide, pengunjung juga bisa melakukannya sendiri.

"Bisa scuba diving. Sebetulnya di sini banyak penyelam cuma masih cara tradisional," ujar Kasim.

Bupati Takalar, Burhanuddin Baharuddin, mengungkapkan, keunggulan lain dari kawasan wisata Teluk Laikang adalah ikan laut yang segar-segar. Pengunjung bisa menangkap sendiri ikan-ikan tersebut kemudian diolah oleh pengelola sebelum mereka nikmati. Bisa juga mereka membakarnya sendiri.

"Jadi bisa berekreasi dan menikmati ikan laut segar. Nanti di sini juga akan dilengkapi dengan lapangan tenis dan futsal," katanya.

Ia menjelaskan, kawasan wisata Puntondo dikembangkan untuk mengimbangi PPLH yang lebih duluan hadir. Hampir setiap minggu PPLH kedatangan tamu, sementara fasilitasnya sangat minim. Objek wisatanya pun hanya satu spot. Makanya, dikembangkan satu kawasan wisata baru.

"Jadi sekarang pengunjung sudah bisa menginap di sini. Ini kan teluk, jadi kawasannya terlindungi. View-nya bagus," imbuh mantan legislator DPRD Sulsel ini. (*)

Rabu, 05 Agustus 2015

Lacolla, Surga Wisata yang Terpendam



Menguak Eksotisme Alam Maros Pedalaman

KABUPATEN Maros tak hanya memiliki satu air terjun (bantimurung). Nun jauh di pedalaman Malaka, terdapat Bantimurung Lacolla. Seperti apa?

UDARA masih sangat dingin saat matahari menyembul di timur kampung itu. Suasana sedang kemarau, namun warga setempat tetap tak kekurangan air. Sumber mata air mereka masih sangat alami, di kaki gunung. Kaum laki-laki juga masih banyak yang menggunakan ulos atau sarung ketika keluar rumah.

Gunung-gunung masih dibalut awan dan kabut pagi. Ujung-ujung dedaunan dan rerumputan hijau terlihat berkilau-kilau oleh tetesan embun yang mulai disengat mentari pagi. Lalu lalang warga menggiring ternak menjadi pemandangan cukup mendamaikan. 

Kampung ini lebih dikenal dengan panggilan Malaka. Nama tepatnya Dusun Malaka, Desa Cenrana Baru, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Penulis penasaran terhadap cerita tentang air terjun Lacolla yang konon terdiri atas tiga tingkat. Karena jauh, penulis menginap semalam di kampung yang warganya ramah-ramah tersebut.

Secara geografis, Malaka berada di atas bebukitan. Untuk menjangkaunya bahkan harus melalui jalan pengerasan dari jalan protokol Camba-Bone, tepatnya di Dusun Kaluku, Desa Lima Poccoe, Kecamatan Cenrana. Tak semua jenis mobil yang bisa menembus lokasi.

Jalanan yang dominan terbuat dari batu sungai dalam bentuk pengerasan, menjadi tantangan tersendiri. Namun di beberapa potong jalan, masih ada yang masih berupa tanah. Hal inilah yang riskan saat musim hujan karena jalanan menjadi licin. 

Beberapa bagian  lainnya telah dibeton sederhana. Namun tetap saja jalanan menantang karena pendakian. Mobil jenis sedan tidak disarankan digunakan. Jenis jip yang paling relevan. Untuk sepeda motor, semuanya bisa dipakai di jalanan ini. 

Lacolla kira-kira berjarak sekitar 50 kilometer dari Kota Maros. Dari Makassar, jaraknya mencapai 80 kilometer. Dari jalan poros Camba-Bone, pengunjung harus menempuh jalan yang jaraknya kira-kira mencapai 9 kilometer.

Untuk sampai ke air terjun Lacolla, saya dan rombongan yang dominan warga setempat, harus menyusuri hutan dengan tumbuhan aneka ukuran. Pepohonan menjadi pelindung terik matahari selama perjalanan. Bahkan kadang-kadang kami harus jalan menunduk akibat melalui semak belukar yang menghambat jalan.

Namun jangan khawatir, sudah ada jalur khusus menuju Lacolla. Jalan setapak berbentuk jalu di tanah dengan lebar sebahu, menjadikan Anda tidak akan tersesat. Jalanan ini memang khusus untuk menuju Lacolla. Hanya saja, oleh warga sekitar, saat musim hujan, jalan setapak ini menjadi becek.

Namun jalan yang menantang merupakan pelengkap keindahan perjalanan. Semacam berpetualang dalam rimba. Kira-kira 200 meter sebelum sampai ke Lacolla, deru air terjun sudah terdengar. Nuansa alam begitu terasa. Sangat sejuk. Semakin dekat, gemuruh air terjun semakin tampak.

"(Airnya dari) mata air yang segar di kaki gunung," ujar Shinta, salah seorang pengujung setia Lacolla, menjelaskan sumber air air terjun Lacolla. Remaja ini memang telah beberapa kali datang ke Lacolla untuk refreshing bersama teman-teman dan keluarganya. 


Air terjun ini tidak langsung jatuh kedalam lubuk. Bentuknya yang berundak landai, membentuk jalur serupa hiasan. Dengan model air yang tak langsung melayang dari atas, memungkinkan pengunjung bisa mandi di bawahnya dengan aman.

Tekanan akibat air yang jatuh tak sekencang air terjun yang langsung menyentuh lubuk. Air yang mengalir juga membentuk tiga lajur arus. Jadi pengunjung bisa memilih, lajur yang mana akan mandi atau sekadar bermain air. Ada yang arusnya kuat, sedang, dan kecil.

Kesegaran air usai mandi atau berendam, sangat terasa. Kesejukan alam menjadi bagian dalam perjalanan. Terutama pada musim kemarau seperti saat ini, membandingkan antara kesejukan dan cuaca panas di kota, merupakan sesuatu yang benar-benar kontras. Sekali waktu cobalah rasakan kedamaian di Lacolla. Selamat refreshing! (zuk)
=============

Satu Sungai, Tiga Air Terjun


YANG paling unik dari air terjun Lacolla adalah jumlahnya yang tak cuma satu. Ada tiga air terjun di Sungai Lacolla tersebut yang jarak ketiganya berdekatan. Kira-kira intervalnya masing-masing 500 meter. 

Namun untuk menjangkau ketiganya, harus menyusuri sungai dan kadang-kadang melalui belantara di sisi sungai. Sesekali pengunjung juga harus melampaui batu-batuan sungai dengan aneka ukuran. Namun itu tak sulit. Sudah ada jalur khusus yang memang secara alami menjadi jalan untuk menghubungkan tiga air terjun atau air terjun tersebut.

Lokasi sungai yang berada di pinggir hutan, menggenapkan kesan alami yang muncul ketika menjelajahi area wisata yang masih belum begitu terkelola ini. Dari air terjun kedua ke air terjun pertama, sesekali bahkan kita mesti memanjat pada akar-akaran kayu yang membentuk undakan-undakan natural.

Setelah berselang beberapa menit perjalanan, maka kita selanjutnya tiba di sebuah area lapang yang di sudut atas, terlihat air terjun yang jatuh bergemuruh. Suasananya sangat sejuk. Di air terjun pertama ini, pengunjung bisa berenang. Kedalamannya ditaksir antara 2-6 meter.

Titik jatuhnya air, tepat berada di dekat dinding air terjun, tak lagi berada di tengah.

"Dulu airnya jatuh di tengah lubuk, tetapi batu besar yang menjadi pembendung, longsor kira-kira Tahun 1998," ujar Ilham, salah seorang pengunjung air terjun Lacolla.

Ia menjelaskan, belasan tahun silam, sebenarnya pernah ada jalanan yang bisa dilalui sepeda motor hingga ke air terjun kedua Lacolla. Namun karena pernah terjadi longsor besar sehingga jalanan tersebut tertutup. Tidak pernah lagi ada perintisan jalan sejak usai longsor saat itu.

Warga setempat, Iqbal, mengungkapkan, kelebihan yang dimiliki Lacolla adalah suasanya yang masih sangat alami dibandingkan air terjun lainnya yang ada di Maros. Ketenaran Lacolla sejauh ini hanya menyebar dari mulut ke mulut karena belum begitu terekspose oleh media. (zuk)
==========

Menanti Pembenahan Jalan



MEMANG, infrastruktur jalan merupakan salah satu kendala utama yang membuat objek wisata air terjun Lacolla, masih terkesan terisolasi. Warga setempat mengharapkan adanya bantuan perbaikan jalan ke lokasi.

Jarak dari ujung jalan kampung yang bisa dilalui kendaraan ke Lacolla mencapai kurang lebih 700 meter. Jalanan setapak yang tak terurus dan becek kala hujan, menjadi satu-satunya akses ke Lacolla. Tak ada kendaraan yang bisa melaluinya.

Untuk ke Lacolla, tak ada pilihan selain jalan kaki. Namun di situlah sisi keindahan berpetualang. Lelah dan penat sebagai pelengkap perjalanan, seketika akan pupus ketika telah menyaksikan Lacolla dari seberang bukit. Suaranya yang menderu, menjadi ciri khas nyanyian alam yang cukup meneduhkan.

"Airnya dari kaki gunung sana," ujar Iqbal, salah seorang warga Dusun Malaka, Desa Cenrana Baru, yang menemani penulis mengunjungi Lacolla.

Sekretaris Desa (Sekdes) Cenrana Baru, Munir, tak menampik bahwa jalanan merupakan salah satu kendala memomulerkan Lacolla. Ia juga berharap adanya bantuan pemerintah untuk menatanya, atau setidaknya ada bantuan jenis lain dari luar untuk menghidupkan pariwisata di daerah yang berhawa sejuk ini.

"Kalau ada anggarannya, lahannya bisa diberikan oleh warga dengan harga murah, atau bahkan ada yang rela gratis," ujar Munir. 

Jika pemerintah tak bisa membangun akses jalan untuk kendaraan roda empat, misalnya, maka cukup dengan membuat beton khusus untuk sepeda motor. Atau opsi lainnya, dibuatkan "tangga seribu" agar pengunjung tetap bisa ke Lacolla kendati musim hujan. (zuk)