Forum ini hanya kepingan kerikil dalam bantaran sungai yang luas. Tapi inspirasi kemudian selalu muncul untuk mengantar pada indahnya mencoba berpikir untuk orang lain.
Postingan Populer
-
TANGGA SERIBU. Salah satu tantangan bagi petualang gua adalah tangga seribu undakan yang harus dilewati sebelum akhirnya sampai di Gua Sum...
-
Dok.Fajar MAKASSAR--Universitas Fajar (Unifa) dan Harian Fajar menandatangani kesepakatan pengembangan entrepreneur di Sulsel. Utamanya ke...
-
CERIA. Anak-anak sekolah menggunakan hari libur untuk berenang dan bermain di kolam renang ini. Salah satu kegiatan positif bagi pelajar,...
-
MAKASSAR--Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar zikir akbar dan doa untuk Palestina, Jumat, 11 Juni. Acara zikir akbar dan doa ini d ...
-
Dok.YUS ULTAH. Suasana di depan Pena Mart, lantai satu Fajar Graha Pena, Minggu, 9 Mei. MAKASSAR -- Puluhan anak-anak dan remaja ambil b...
-
Menjejak Sejarah Perkampungan Belanda di Makassar MAKASSAR, FAJAR--Tatanan Makassar tidak terlepas dari peranan Belanda yang pernah tingga...
-
***/FAJAR DISTRO DAENG. Den Dede dengan beberapa kaus desainnya yang bisa diperoleh di Distro Daeng, Jalan Sungai Saddang Baru, Minggu, 16 ...
-
MAKASSAR--Hari keempat pendaftaran Makassar Green and Clean (MGC) 2010, di Fajar Graha Pena, Kamis, 6 Mei, berlangsung lancar. Puluhan kelur...
-
PIPIT BELANTARA Tak ada yang bisa menyerupai Kepak sayapmu yang lembut Indah bak berukir Kuat, mengempas, bahkan badai sekalipun K...
-
Pemuda Indonesia Tak Hafal Sila Pancasila PANCASILA kembali jadi perbincangan seputar relevansinya dengan kondisi bangsa saat ini. Sayang,...
KUMPULAN TULISAN
Minggu, 12 Juni 2016
PUISI: KESUCIAN RINDU
KESUCIAN RINDU
Agak sulit menghadirkan
Cahaya hangat pada larut pekat
Di himpitan sesak yang bernama rindu
Andai bisa, ingin kupintal saja
Kumasukkan dalam kelim kain
Ini malam ke-7
Seluruh angan datang melabuh
Di dermaga hati serupa tempat para buruh
Mereka menaruh harap berpeluh-peluh
Hingga nyaris lupa waktu subuh
Malam ini benar-benar hening
Hampa tanpa sejuk sapa mesramu
Terkadang riuh gemuruh
Saat semua menumpah resah
Ini Ramadan ke-7
Aku tak hendak mengeluh
Tak juga kehilangan ruh
Namun ini tentangmu, cinta menumbuh
Terus-menerus hingga melupuh
Aku tak peduli ruang dan jarak
Hatiku berisi tumpukan bayang
Membisik sepanjang waktu
Mesra, dekat, mendekap
Aku merindumu
****
Langganan:
Postingan (Atom)