*Melestarikan Lingkungan Adalah Ibadah
JANGAN anggap remeh sampah. Hanya karena mendaur ulang sampah, Hj Erni Suhaina Ilham Fadzry mendapatkan tiga Rekor MuRI sekaligus.
RIDWAN MARZUKI
Makassar
Menjaga kelestarian lingkungan tidak harus mengeluarkan ongkos banyak. Bisa dengan mendaur ulang sampah. Hal inilah yang diyakini betul oleh Erni. Bersama warga binaannya, ia berhasil memecahkan Rekor MuRI yang diterima pada 5 Juni lalu. Tidak tanggung-tanggung, tiga rekor dibuatnya secara bersamaan.
Rekor MuRI yang didapatkannya karena berhasil membuat kreasi unik pemanfaatan limbah non B3 (tidak berbau, tidak berbahaya, dan tidak beracun). Rekor yang dipecahkannya, masing-masing pakaian pengantin dari limbah non B3, pakaian penyelenggara pengantin dari limbah non B3, serta dekorasi dan suvenir pengantin juga dari limbah non B3.
Karena prestasinya itu pula, ia diundang ke Makassar oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) dan DPP LDII untuk menerima award serta berbagi pengalaman dengan kelompok-kelompok perempuan utamanya yang konsen terhadap masalah persampahan. "Tujan saya ke Makssar untuk memberi pelatihan kepada masyarakat tentang pengelolaan limbah," tutur perempuan berkacamata ini, Kamis, 24 Juni.
Kreatifitas daur ulang sampah, bagi Erni, bertujuan untuk membangkitkan kesadaran warga untuk mencintai alam dan lingkungan. Misalnya saja limbah atau sampah plastik yang yang begitu banyak diproduksi oleh tiap rumah tangga. Makanya, pengetahuan itu selanjutnya ia sebarkan kepada warganya dalam bentuk bimbingan gratis. "Jargonnya, setiap detik kurangi penggunaan plastik," imbuh perempuan alumni Universitas Padjajaran angkatan tahun 1990 ini.
Pengembangan daur ulang sampah memang ia prioritaskan untuk sampah plastik. Bukan berarti, sampah lain tidak dilirik, tetapi sampah plastik ia nilai sebagai pencetus pencemaran lingkungan. Plastik berkontribusi besar bagi global warming. "Sampah plastik itu sulit terurai. Makanya itu jadi prioritas kita," bebernya.
Berbagai jenis sampah yang ia sebut limbah non B3 itu, bisa diolah menjadi barang bernilai. Sebut saja, kulit kerang, kertas bekas, plastik bekas, botol plastik dan aneka limbah kering lainnya. "Sampah non-B3 itu selanjutnya dipilah antara yang organik dan non-organik. Limbah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos dan limbah nonorganik itu yang kami olah menjadi barang daur ulang," tutur perempuan berkacamata ini.
Memang, dengan menggunakan berbagai jenis sampah kering atau nonorganik, Erni berhasil menciptakan aneka barang hiasan serta pakaian. Termasuk gaun pengantin yang terlihat indah telah dibuatnya bersama dengan warga yang ada di Kelurahannya, yaitu Kelurahan Gumilir Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Gaun pengantin inilah salah satunya yang mendapat penghargaan Rekor MuRI.
Demi memberdayakan warga sekitarnya, saat ini di lembaga kursusnya, yakni Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Bu Nandang, ia melatih setidaknya 500-an orang secara gratis. Warga yang datang belajar, hanya diwajibkan membawa sampah sebagai bahan simulasi dalam membuat baranng-barang daur ulang.
Inspirasi kepedulian lingkungan Erni dapatkan dari kedua orang tuanya. Sejak kecil ia diajarkan untuk mencintai lingkungan. Ayahnya selalu menjelaskannya bahwa sesuatu yang sudah lama itu masih bisa digunakan, sedangkan yang baru harus dipelihara. Apalagi, salah seorang kakaknya pernah mendapat penghargaan Man and Biosphere Award. Hal itu kian melecutkan motivasinya untuk mencintai lingkungan. (*)
Forum ini hanya kepingan kerikil dalam bantaran sungai yang luas. Tapi inspirasi kemudian selalu muncul untuk mengantar pada indahnya mencoba berpikir untuk orang lain.
Postingan Populer
-
TANGGA SERIBU. Salah satu tantangan bagi petualang gua adalah tangga seribu undakan yang harus dilewati sebelum akhirnya sampai di Gua Sum...
-
Mengunjungi Objek Wisata Gua Leang Lonrong *Ada Kolam Khusus, Airnya Langsung dari Celah Batu LANSEKAP INDAH. Inilah pemandangan alam...
-
TRCI Touring 2.028 Km MAKASSAR--Merayakan anniversary tiga chapter Toyota Rush Club Indonesia (TRCI) se-Sulawesi, agenda perayaan telah...
-
Menjejak Sejarah Perkampungan Belanda di Makassar MAKASSAR, FAJAR--Tatanan Makassar tidak terlepas dari peranan Belanda yang pernah tingga...
-
Dok.Fajar MARAKNYA tawuran antar mahasiswa di dalam kampus disesalkan banyak kalangan. Bukan cuma masyarakat luar kampus, tetapi para maha...
-
MENELUSURI JEJAK MANUSIA PURBA SULSEL EVOLUSI manusia dan peradabannya di Sulsel begitu panjang. Soppeng menjadi daerah pertama didi...
-
Menguak Eksotisme Alam Maros Pedalaman KABUPATEN Maros tak hanya memiliki satu air terjun (bantimurung). Nun jauh di pedalaman Ma...
-
IST KEMANUSIAAN. Proses donor darah di Markas Resimen Induk Daerah Militer VII Wirabuana, Selasa, 23 Maret. Cari Darah Tentara Demi Sesama M...
-
*Akan Dibangun Mirip Klenteng Usianya sudah 250 tahun. Tercatat sebagai salah satu masjid tertua di Sulsel selain Masjid Katangka di Sun...
-
MAKASSAR --Kelurahan La'latang, Kecamatan Tallo antusias mengikuti Makassar Green and Clean (MGC) 2010. Minggu, 30 Mei, warga masyarak...
KUMPULAN TULISAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar