BANGSA ideal jika di dalamnya terdapat sekira dua hingga empat persen entrepreneur. Sebab, perputaran roda ekonomi dalam suatu negara sangat dipengaruhi kuantitas orang atau badan yang bergerak pada ranah entrepreneurship.
Tidak bisa dipungkiri, kehadiran para entrepreneur akan menjadi lokomotif perekonomian. Baik dalam skala lokal, nasional, hingga internasional.
Mengacu pada aspek idealis dan peran strategis entrepreneur dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat, maka Universitas Fajar (Unifa) merespon tuntutan itu. Rektor Unifa, Prof Halide menjelaskan, lembaga pendidikan yang dipimpinnya memang memiliki visi dan misi untuk pengembangan entrepreneur.
"Unifa merupakan pusat pengembangan entrepreneur di kawasan timur Indonesia," ujarnya, Rabu, 26 Mei.
Menurut Halide, seluruh unit pendidikan dalam lingkup Fajar Group, diharuskan menghasilkan alumni yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Unifa, lanjut dia, akan mengantarkan alumninya untuk menjadi entrepreneur.
Halide mengalkulasi, jumlah penduduk Indonesia dengan kuantitas ideal entrepreneur yang ada. Menurutnya, jika asumsi populasi penduduk Indonesia saat ini sekira 200 juta jiwa, maka idealnya harus ada empat hingga delapan juta entrepreneur. Demikian juga halnya jika di Sulsel terdapat populasi penduduk sekira tujuh juta jiwa, maka idealnya mesti ada entrepreneur antara 14 ribu hingga 28 ribu orang.
Dengan begitu, maka saat ini, Sulsel masih sangat kekurangan entrepreneur.Mestinya, lanjut Halide, seluruh lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi mengambil bagian untuk menciptakan tenaga-tenaga entrepreneur. Jika saat ini terdapat 200-an perguruan tinggi di Sulsel, maka setiap perguruan tinggi berkewajiban menciptakan antara 700 hingga 1.400 alumni entrepreneur.
Hanya saja, hingga saat ini, perguruan tinggi yang ada belum semuanya mampu memproduksi sarjana entrepreneur. Kuantitas alumni perguruan tinggi tidak berbanding lurus dengan terciptanya lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, imbuh Halide, Unifa memfokuskan diri untuk menghasilkan luaran yang berjiwa entrepreneur.
"Karena perguruan tinggi tidak bisa menghasilkan banyak entrepreneur, maka kita fokusnya ke sana, menghasilkan 1.000 entrepreneur," ujar Halide.
Lebih jauh, lanjutnya, seluruh mahasiswa Unifa dipersiapkan untuk menjadi entrepreneur. Jika sudah menyelesaikan pendidikan di Unifa, maka alumni tersebut akan menciptakan lapangan pekerjaan.
"Kita baru merasa puas jika seorang alumni bisa menciptakan lapangan kerja bagi orang lain, dan bukan sebagai pencari kerja atau job seeker tetapi menjadi pencipta lapangan pekerjaan atau job creator," jelasnya.
Oleh karena itu, untuk memenuhi minimnya entrepreneur di Sulsel, Unifa lalu merumuskan program 1.000 entrepreneur. Saat ini, berbagai usaha telah dilakukan untuk menggiatkan dan merealisasikan program ini. Menurut Halide, Unifa sedang berupaya memenuhi tuntutan kurangnya entrepreneur di Sulsel.
Deputi Rektor I Unifa, Dr Muhammad Akbar MSi menjelaskan, program Unifa ciptakan 1.000 entrepreneur baru merupakan tahapan awal. Menurutnya, jika program ini berjalan lancar, maka akan dilanjutkan dengan program 1.000 entrepreneur tahap ke dua, dan seterusnya. (*)
Forum ini hanya kepingan kerikil dalam bantaran sungai yang luas. Tapi inspirasi kemudian selalu muncul untuk mengantar pada indahnya mencoba berpikir untuk orang lain.
Postingan Populer
-
***/FAJAR DISTRO DAENG. Den Dede dengan beberapa kaus desainnya yang bisa diperoleh di Distro Daeng, Jalan Sungai Saddang Baru, Minggu, 16 ...
-
Menjejak Sejarah Perkampungan Belanda di Makassar MAKASSAR, FAJAR--Tatanan Makassar tidak terlepas dari peranan Belanda yang pernah tingga...
-
MAKASSAR--Fakultas Sastra Universitas 45 resmi mengganti nama menjadi Fakultas Ilmu Kebudayaan (FIK). Hal tersebut diputuskan dalam rapat se...
-
Foto: Iman/Fajar As'adiyah, Wajo di Tengah Covid-19 Santri dan santriwatinya datang dari berbagai daerah. Menjadi peletak pendi...
-
*Akan Dibangun Mirip Klenteng Usianya sudah 250 tahun. Tercatat sebagai salah satu masjid tertua di Sulsel selain Masjid Katangka di Sun...
-
DALAM perjalanan sejarah, badik mengalami transformasi. Senjata khas untuk suku Bugis-Makassar ini, sejatinya memiliki makna yang le...
-
MAKASSAR--Meningkatnya eskalasi politik di Makassar usai penetapan hasil rekapitulasi KPU Sulsel terhadap hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub...
-
*Melestarikan Lingkungan Adalah Ibadah JANGAN anggap remeh sampah. Hanya karena mendaur ulang sampah, Hj Erni Suhaina Ilham Fadzry mendapa...
-
Dok.YUS ULTAH. Suasana di depan Pena Mart, lantai satu Fajar Graha Pena, Minggu, 9 Mei. MAKASSAR -- Puluhan anak-anak dan remaja ambil b...
-
MAKASSAR--Kelurahan Lembo Kecamatan Tallo punya misi untuk menjadi yang terbaik dalam Makassar Green and Clean (MGC) 2010. Hal itu bisa dili...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar