Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Kamis, 18 Maret 2010

Teknologi Makmurkan Rakyat

Dari Dialog Kebangsaan II UNM

Diakui atau tidak, teknologi punya pengaruh besar bagi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan kesejateraan rakyat. Seperti apa relasinya?

RIDWAN MARZUKI
.Jalan Pettarani

Indonesia masih menjadi negara tertinggal dalam hal pengembangan teknologi. Indonesia belum memiliki identitas dalam hal penemuan-penemuan teknologi tinggi atau hi-tech.

Padahal seharusnya, Indonesia mampu sejajar dengan negara-negara maju. Indonesia memiliki potensi dan modal sosial untuk mengembangkan teknologi dengan corak atau identitas nasional. Sumber daya alam (SDA) Indonesia begitu melimpah, tetapi belum bisa dimaksimalkan penggunaannya untuk kesejahteraan rakyat karena persoalan sumber daya manusia yang tidak memadai.

Persoalan hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan panggunaan dan penguasaan teknologi mengemuka dalam dialog kebangsaan yang dilaksanakan Universitas Negeri Makassar (UNM), di Gedung Kewiraausahaan, Rabu, 17 Maret.


Dialog tersebut menghadirkan Dewan Pakar IPTEK dan TI ICMI Pusat, Dr Ing Ilham Akbar Habibie MBA. Dialog ini mengangkat tema "Peningkatan daya Saing Bangsa Melalui Penguasaan Teknologi".

Menurut Ilham, teknologi berperan dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa. "Tidak ada negara eksis tanpa teknologi. Tidak ada ekonomi tanpa teknologi," terangnya.

Selain itu, kemampuan menguasai teknologi dapat berfungsi sebagai tolok ukur kemajuan suatu bangsa. "Semakin kita menguasai teknologi, maka negara akan semakin maju," tambahnya.

Oleh karena itu menurutnya, industri harus dimulai dari penguasaan teknologi. Penggunaan teknologi aplikatif atau terapan akan sangat mendukung industrialisasi sebagai syarat negara maju.
Teknologi terapan juga akan mambantu meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah. Menurut Ilham, sekitar 51,3 juta atau 99,91 persen pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM.

Untuk menjembatani ketertinggalan dalam bidang teknologi, khususnya untuk kebutuhan pasar domestik, maka pendidikan dan kebudayaan harus dikembangkan. Di samping itu, riset juga harus digiatkan. Juga, tenaga pengajar sebagai produsen tenaga kerja harus berpengalaman dalam dunia industri. "Jangan sampai pengajarnya tidak punya pengalaman dalam bidang industri," imbuhnya.

Menurutnya Indonesia, khususnya Sulsel memiliki peluang yang cukup baik dalam pengembangan teknologi. Seperti teknologi dalam bidang maritim dan agrobisnis. Ini bisa menjadi modal lokal untuk berkembangnya industri melalui pengembangan teknologi.

Rektor UNM, Prof Dr Arismunandar MPd, dalam sambutannya mengaku dialog ini sebagai rangkaian dialog kebangsaan yang dilaksanakan UNM. Pada dialog sebelumnya, UNM menghadirkan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin, dan anggota DPR RI, Akbar Faisal.

"Kita harapkan ini (dialog, red) memberikan dorongan dan pencerahan khususnya untuk pengembangan UNM," terangnya.

Peserta dalam dialog antara lain dari kementrian pertahanan keamanan RI, pengurus Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), para pembantu rektor UNM, dekan, dosen, dan mahasiswa UNM. (zuk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar