Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Selasa, 16 Maret 2010

Nyepi, Pura Giri Natha Sepi

MAKASSAR--Peringatan Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka 1932 berlangsung hidmat. Umat Hindu konsentrasi melaksanakan catur brata penyepian.

Suasana lengang juga terlihat di Pura Giri Natha Jalan Perintis Kemerdekaan, Selasa, 16 Maret. Tak ada aktifitas mencolok dari tempat itu. Umat Hindu yang beberapa hari belakang terlihat sibuk dengan aktifitas sembahyang di Pura tersebut, tak terlihat lagi.

Pintu gerbang sebagai akses masuk ke Pura Giri Natha tergembok. Hanya terdapat empat lembar spanduk ucapan selamat nyepi yang terpampang di tembok luar pura.
Hanya dua orang pemuda yang terlihat di lokasi. Salah satu dari mereka, Iwan, sempat menemui wartawan. menurutnya, ia dan beberapa orang mahasiswa menginap di pura. Rencananya, mereka akan pulang ke rumah esok hari, saat ritual penyepian telah selesai.

"Mohon maaf mas, nggak bisa lama-lama bicara," kata Iwan saat ingin ditanya lebih jauh.

Ketua Banjar Hindu Kota Makassar mengaku fokus melaksanakan ritual nyepi dirumahnya. "Hari ini (kemarin, red), mulai jam 06.00 sampai besok jam 06.00, saya tidak bisa diganggu," katanya saat dihubungi, Selasa dini hari, 16 Maret.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Badan Penyiaran Hindu Sulsel, Gede Durahman. Menerutnya, ia melaksanakan penepian di rumahnya sendiri. "Besok (kemarin, red) kami lagi istirahat bersama keluarga, nyepi," katanya saat dihubungi, Senin malam, 15 Maret.

Umat Hindu melaksanakan ritual nyepi dengan menghindari empat larangan. Mereka dilarang melakukan empat hal (catur brata penyepian) selama 24 jam. Larangan tersebut, yaitu Amati geni, dimaksudkan sebagai larangan menyalakan api sebagai simbol nafsu. Amati karya, yaitu larangan bekerja atau menyepikan panca indra. Amati lelungan, yaitu tidak menikmati hiburan apapun. Dan terakhir, amati lelanguan, yaitu tidak meninggalkan rumah selama sehari penuh. (zuk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar