Sangat Mudah Menggerakkan Warga
SALAH satu modal sosial terbesar di Kelurahan Bulurokeng adalah semangat kekeluargaan warga. Hal inilah yang menjadikan seluruh persoalan pengeloalaan lingkungan bisa teratasi. Dengan kebersamaan, tidak terlalu susah untuk mengajak warga untuk menjaga kebersihan dan memelihara lingkungan.
MGC 2009 lalu, Kelurahan Bulurokeng diwakili oleh Rukun Warga (RW) II. Bahkan, RW ini berhasil masuk 50 besar RW terbaik. Tahun ini Bulurokeng diwakili oleh RW IV dalam MGC 2010. Penataan rumah-rumah warga di wilayah ini terbilang sudah maju. Penataannya sudah mernerapkan konsep perumahan modern. Rumah-rumah di RW ini berjejer dengan rapi, padahal masih berkesan kampung.
Fasilitator lingkungan RW IV, Jasmi, mengatakan, warga yang ada di Kelurahan Bulurokeng tidak tertandingi terkait dengan semangat bergotong-royong. Bahkan, tanpa diimbau, mereka dengan sadar melakukan pembersihan lingkungan.
Hal senada disampaikan Lurah Bulurikeng, Zainal A Takko. Sebagai seorang lurah, Zainal mengaku sangat diuntungkan oleh kultur dan tradisi masyrakatnya yang tetap menjaga suasana kekeluargaan dan kebersamaan.
"Warga tidak perlu diteriaki untuk membersihkan dan menata lingkungan. Mengajak mereka tidak repot karena antusias warga lumayan cukup bagus," jelas Zainal.
Jasmi mengaku jika sebelum mengikuti MGC 2010, wilayahnya masih terkesan kumuh. Setelah mengikuti workshop, perlahan-lahan apa yang didapatkannya mulai diterapkan dengan mengambil sampel rumah warga. (ridwan)
MGC 2009 lalu, Kelurahan Bulurokeng diwakili oleh Rukun Warga (RW) II. Bahkan, RW ini berhasil masuk 50 besar RW terbaik. Tahun ini Bulurokeng diwakili oleh RW IV dalam MGC 2010. Penataan rumah-rumah warga di wilayah ini terbilang sudah maju. Penataannya sudah mernerapkan konsep perumahan modern. Rumah-rumah di RW ini berjejer dengan rapi, padahal masih berkesan kampung.
Fasilitator lingkungan RW IV, Jasmi, mengatakan, warga yang ada di Kelurahan Bulurokeng tidak tertandingi terkait dengan semangat bergotong-royong. Bahkan, tanpa diimbau, mereka dengan sadar melakukan pembersihan lingkungan.
Hal senada disampaikan Lurah Bulurikeng, Zainal A Takko. Sebagai seorang lurah, Zainal mengaku sangat diuntungkan oleh kultur dan tradisi masyrakatnya yang tetap menjaga suasana kekeluargaan dan kebersamaan.
"Warga tidak perlu diteriaki untuk membersihkan dan menata lingkungan. Mengajak mereka tidak repot karena antusias warga lumayan cukup bagus," jelas Zainal.
Jasmi mengaku jika sebelum mengikuti MGC 2010, wilayahnya masih terkesan kumuh. Setelah mengikuti workshop, perlahan-lahan apa yang didapatkannya mulai diterapkan dengan mengambil sampel rumah warga. (ridwan)
Komentar
Posting Komentar