Postingan

Menampilkan postingan dari April 17, 2010

Pementasan Seni Forum Masyarakat Seni

Gambar
*Simbol Matinya Seni dan Kebudayaan Sulsel Masyarakat seni Sulsel sedang "berkabung". Mereka merasa telah "terbunuh" oleh kekuasaan. Seperti apa pertunjukannya? RIDWAN MARZUKI Jalan Riburane Suasana "duka" menyelimuti gedung Kesenian Societeit de Harmonie. Aroma kematian begitu tampak. Terutama di tempat pagelaran. Suasana berkabung begitu terasa saat saya hendak memasuki pekarangan Gedung Societeit de Harmony. Untuk sampai ke pintu masuk gedung, pengunjung harus melalui terowongan yang terbuat dari anyaman bambu. Bambu-bambu tersebut dipasang silang-menyilang tak teratur. Instalasi bambu tersebut merupakan representasi duka yang dirasakan masyarakat seni Sulsel. Di tengah-tengah anyaman bambu inilah terdapat jalan menuju pintu masuk gedung. Di tempat itu hampir tak ada alat penerang. Hanya mengandalkan beberapa lampu minyak tanah yang dibakar di pekarangan gedung. Itupun tak cukup sanggup untuk disebut alat penerang. Suasananya sepi, gelap, dan...
Rahmayandi Dilantik Jadi Ketua HMI MPO MAKASSAR--Sejak terpilih beberapa minggu lalu dalam Konferensi Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi (MPO), Rahmayandi Mulda akhirnya dilantik menjadi Ketua HMI MPO Cabang Makassar. Pelantikan digelar di Aula LPTQ Tala Salapang, Sabtu, 17 April. Pelantikan dilakukan oleh Pengurus Besar (PB) HMI MPO, Burhanuddin Arifin. Rahmayandi menggantikan Ketua Demisioner, Muh Fauzi. Dalam sambutannya, Fauzi menjelaskan posisi peran HMI MPO ke depan. Menurutnya, masih banyak pekerjaan yang harus dituntaskan oleh pengurus baru di periode mendatang. "Pengurus baru adalah suntikan dan energi baru. HMI MPO dituntut mampu menjawab tantangan nasional. Respon HMI MPO terhadap persoalan sosial harus aktif," terang Fauzi. Acara pelantikan tersebut dirangkaikan dengan Rapat Kerja (Raker) HMI MPO Cabang Makassar. Selain itu, digelar juga dialog ekonomi dengan tema Masa Depan Perekonomian Indonesia Refleksi Kasus Century....

Tommy Kurniawan Takjub di Trans

MAKASSAR--Pengalaman pertama yang mengesankan. Setidaknya itulah yang dirasakan Tommy Kurniawan saat menjajal wahana bermain di Trans Studio, Sabtu, 17 April. Ia mengaku menikmati wahana permainan yang ada di tempat itu. Selama dua hari, Tommy akan berada di Trans. Sabtu dipakai untuk menikmati aneka permainan di Trans. Termasuk menyaksikan opera Jason Mencari Cinta (JSM). Selain itu, Tommi juga berkesempatan menyaksikan High School Musical (HSM) yang ada di Trans Studio. Khusus untuk Minggu, Tommy akan mengikuti meet and greet. Juga akan menyanyikan beberapa tembang andalannya untuk menghibur pengunjung Trans Studio. "Ada tiga lagu yang akan saya bawakan besok (hari ini, red). Tak Ada Yang Bisa, Kisah Cintaku, dan Kamu," beber Tommy, saat ditemui sesaat setelah menyaksikan pertunjukan opera JMC. Tommy banyak memuji pementasan opera tersebut. Menurutnya, tidak mudah menciptakan permainan opera yang menarik. "Saya suka koreografinya. Akhirnya orang bisa terbawa,...

Semarak, GTC Model's Hunt

MAKASSAR--Puluhan anak-anak dan remaja ambil bagian dalam GTC Model's Hunt. Kegiatan tersebut merupakan ajang mencari model yang digelar oleh Mall Graha Tata Cemerlang (GTC) Makassar. Kegiatan ini merupakan audisi tahunan yang diselenggarakan oleh Mall GTC. Cuma yang spesial pada audisi kali ini juga diikuti oleh anak-anak. Jadi ada dua kategori yang dilombakan. Kategori remaja dan anak-anak. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari. Sabtu merupakan babak penyisihan. Selanjutnya Minggu untuk babak final. Marketing Communication Manager Mall GTC, A Widya Syadzwina, mengakui jika kategori anak-anak dibuka untuk mengakomodasi minat anak-anak yang tertarik pada duni modelling. "Sekarang fashion untuk anak-anak juga berkembang. Makanya kita juga adakan lomba untuk anak-anak," kata dia, Sabtu, 17 April. Widya menjelaskan, ada beberapa syarat untuk peserta lomba. Untuk anak-anak syaratnya harus berusia antara lima hingga 10 tahun. Lalu untuk remaja, antara 13 sampai 22 ...

Menelusuri Jejak Fort Vreedeburg te Makassar

Gambar
DULU-KINI. Fort Vreedeburg te Makassar pada tahun 1921. Gambar kiri menunjukkan suasana di lokasi yang diduga bekas benteng tersebut pada Jumat, 16 April. *Punya Terowongan Menuju Fort Rotterdam FORT Vreedeburg te Makassar ikatan khusus dengan Aru Palakka. Benteng itu konon dihadiahkan Belanda kepada Raja Bone itu. Di mana jejaknya kini? RIDWAN MARZUKI Karebosi TAK banyak yang tahu atau kenal nama Fort Vreedeburg te Makassar. Apalagi mengidentifikasinya sebagai salah satu benteng yang pernah ada di metropolitan ini. Awalnya Fort Vreedeburg te Makassar ditinggali oleh pasukan Belanda. Tetapi karena Aru Pallaka bekerja sama dengan Belanda melawan Kerajaan Gowa, akhirnya benteng itu diserahkan kepada Raja Bone tersebut. Staf teknis Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar, Muhammad Natsir, membenarkan penyerahan benteng tersebut. Menurut dia, memang ada sumber yang menyebutkan bahwa Belanda memberi hadiah benteng kepada Aru Pallaka. “Dan benteng yang dimaksud adalah ...