Pa'baeng-baeng Benahi Lingkungan Karena Iri
MAKASSAR--Kelurahan Pa'baeng-baeng Kecamatan Tamalate menggalakkan pembenahan lingkungan. Setelah salah satu rukun warga (RW) kelurahan ini ditetapkan menjadi salah satu dari 100 RW terbaik MGC 2010, berbagai upaya ditempuh untuk menyambut penjurian menuju 50 besar.
Pa'baeng-baeng optimis masuk 50 besar MGC 2010. Bahkan mereka berupaya untuk masuk lima besar RW terbaik se-Kota Makassar. RW yang masuk dalam even MGC 2010 adalah RW 005. RW ini dianggap paling maju dalam hal pengelolaan lingkungan. Infrastruktur lingkungan sejak dua bulan terakhir terus dibenahi. Hasilnya, beberapa wilayah, khususnya lorong-lortong mulai terlihat hijau dan bersih
Beberapa lorong andalan kelurahan Pa'baeng-baeng di antaranya Jalan Sultan Alauddin Lorong 10, 12, dan 79. Lalu Jalan Andi Tonro Lorong 1B. RW 005 terdiri atas lima rukun tetangga (RT), yaitu RT I, II, III, IV, dan V. Yang menjadi RT percontohan I dan II, sementara RT III dan IV merupakan RT pendukung.
Lurah Pa'baeng-baeng, Drs Abd Azis Nompo, mengungkapkan, kerjasama warganya, khususnya di RW 005 sudah bagus dan sisa mau ditingkatkan. Untuk meningkatkan kesadaran warganya, kader lingkungan Kelurahan Pa'baeng-baeng diajak menyaksikan langsung daerah yang telah berhasil mengelola lingkungan seperti di Karang Anyer. "Tujuan kami membawanya ke sana adalah supaya mereka tergugah. Setelah dari sana, mereka akan menularkannya kepada warga yang lain," ujarnya.
Ketua RW 005, Husri, menjelaskan, walaupun program pembenahan lingkungannya baru berjalan kurang lebih dua bulan, tetapi perkembangannya cukup signifikan. "Walaupun baru dua bulan berbenah, tetapi alhamdulillah hasilnya sudah bisa dilihat. Itu karena warga di sini pada umumnya mau bekerja. Hari Minggu kita gunakan untuk kerja bakti. Termasuk karena di sini banyak buruh, mereka juga antusias bekerja," ujar dia, Jumat, 4 Juni.
Warga RW 005, lanjut Husri, segera akan membuat lagi satu taman obat di ujung Jalan Andi Tonro Lorong 1B dan Jalan Sultan Alauddin Lorong 10. Di taman obat yang berfungsi sebagai apotik hiduo tersebut, akan ditanami aneka tumbuhan obat. Husri juga mengaku selalu menganjurkan warganya agar selalu menanam dan membersihkan lingkungan. Menurutnya, menanam tidak harus menggunakan pot yang dibeli, tetapi bisa menggunakan kaleng-kaleng bekas.
Fasilitator lingkungan RW 005, Hadra, mengatakan, saat ini RW-nya sudah memiliki 30-an kader lingkungan. Kader lingkungan inilah yang proaktif dalam membuat taman-taman hijau skala rumah tangga. "Kita sudah mengelola sampah bekas air minum mineral plastik menjadi pot bunga," katanya.
Di Jalan Andi Tonro Lorong IB, sepanjang lorong telah di tanam aneka tanaman, tepat di sisi kiri dan kanan. Penghijauan sudah mulai tampak walau belum menyeluruh. Beberapa pot gantung berisi aneka kembang juga tergantung di tembok lorong. Suda ada juga beberapa boto irigasi tetes untu tanaman bunga-bungaan tersebut.
Baik Abd Azis, Hadra, maupun Husri, mereka sama-sama mengakui jika kesadaran warga dalam memgelola lingkungan kian meningkat setelah adanya program MGC ini. "Dulu kotoran berserakan di mana-mana. Tetapi sejak ada MGC, kesadaran warga mulai muncul," ujar Husri.
Tetapi di sisi lain, Abd Azis juga mengakui jika seluruh wilayahnya belum bisa dihijaukan dan dibersihkan. Utamanya di sekitar kanal dan Pasar Pa'baeng-baeng. "Kesadaran sebagian warga masih rendah. Masih ada yang membuang sampah di kanal. Atau membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan," ulasnya. (zuk)
Pa'baeng-baeng optimis masuk 50 besar MGC 2010. Bahkan mereka berupaya untuk masuk lima besar RW terbaik se-Kota Makassar. RW yang masuk dalam even MGC 2010 adalah RW 005. RW ini dianggap paling maju dalam hal pengelolaan lingkungan. Infrastruktur lingkungan sejak dua bulan terakhir terus dibenahi. Hasilnya, beberapa wilayah, khususnya lorong-lortong mulai terlihat hijau dan bersih
Beberapa lorong andalan kelurahan Pa'baeng-baeng di antaranya Jalan Sultan Alauddin Lorong 10, 12, dan 79. Lalu Jalan Andi Tonro Lorong 1B. RW 005 terdiri atas lima rukun tetangga (RT), yaitu RT I, II, III, IV, dan V. Yang menjadi RT percontohan I dan II, sementara RT III dan IV merupakan RT pendukung.
Lurah Pa'baeng-baeng, Drs Abd Azis Nompo, mengungkapkan, kerjasama warganya, khususnya di RW 005 sudah bagus dan sisa mau ditingkatkan. Untuk meningkatkan kesadaran warganya, kader lingkungan Kelurahan Pa'baeng-baeng diajak menyaksikan langsung daerah yang telah berhasil mengelola lingkungan seperti di Karang Anyer. "Tujuan kami membawanya ke sana adalah supaya mereka tergugah. Setelah dari sana, mereka akan menularkannya kepada warga yang lain," ujarnya.
Ketua RW 005, Husri, menjelaskan, walaupun program pembenahan lingkungannya baru berjalan kurang lebih dua bulan, tetapi perkembangannya cukup signifikan. "Walaupun baru dua bulan berbenah, tetapi alhamdulillah hasilnya sudah bisa dilihat. Itu karena warga di sini pada umumnya mau bekerja. Hari Minggu kita gunakan untuk kerja bakti. Termasuk karena di sini banyak buruh, mereka juga antusias bekerja," ujar dia, Jumat, 4 Juni.
Warga RW 005, lanjut Husri, segera akan membuat lagi satu taman obat di ujung Jalan Andi Tonro Lorong 1B dan Jalan Sultan Alauddin Lorong 10. Di taman obat yang berfungsi sebagai apotik hiduo tersebut, akan ditanami aneka tumbuhan obat. Husri juga mengaku selalu menganjurkan warganya agar selalu menanam dan membersihkan lingkungan. Menurutnya, menanam tidak harus menggunakan pot yang dibeli, tetapi bisa menggunakan kaleng-kaleng bekas.
Fasilitator lingkungan RW 005, Hadra, mengatakan, saat ini RW-nya sudah memiliki 30-an kader lingkungan. Kader lingkungan inilah yang proaktif dalam membuat taman-taman hijau skala rumah tangga. "Kita sudah mengelola sampah bekas air minum mineral plastik menjadi pot bunga," katanya.
Di Jalan Andi Tonro Lorong IB, sepanjang lorong telah di tanam aneka tanaman, tepat di sisi kiri dan kanan. Penghijauan sudah mulai tampak walau belum menyeluruh. Beberapa pot gantung berisi aneka kembang juga tergantung di tembok lorong. Suda ada juga beberapa boto irigasi tetes untu tanaman bunga-bungaan tersebut.
Baik Abd Azis, Hadra, maupun Husri, mereka sama-sama mengakui jika kesadaran warga dalam memgelola lingkungan kian meningkat setelah adanya program MGC ini. "Dulu kotoran berserakan di mana-mana. Tetapi sejak ada MGC, kesadaran warga mulai muncul," ujar Husri.
Tetapi di sisi lain, Abd Azis juga mengakui jika seluruh wilayahnya belum bisa dihijaukan dan dibersihkan. Utamanya di sekitar kanal dan Pasar Pa'baeng-baeng. "Kesadaran sebagian warga masih rendah. Masih ada yang membuang sampah di kanal. Atau membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan," ulasnya. (zuk)
Komentar
Posting Komentar