Menanti Juli, Merindu Januari
JANUARI ENAM bulan berlalu meninggalkan Januari. Aku rindu seluruh sisi dan rekam jejaknya. Sebab engkau tahu, tak akan pernah ada sendu pada musim hujan yang selalu datang Januari. Januari selalu datang dengan wajahnya yang paling anggun. Semilir udara fajar berbarengan dengan cahaya jingga di langit timur, memberi asa yang meletup-letup: tentang rindu, hasrat yang memburu, kesepian, kehangatan, dan tarian rasa yang menjelma erotis di atas singgasana mahaindah. Rerintik hujan mengerling nakal menyaksikan keceriaan pecinta yang menapak rindu di atasnya. Lalu tibalah seluruh kalimat terbelenggu oleh maharasa yang tak pernah terjelaskan. Ombak lalu menari, menghempaskan diri di bibir pantai. Lalu meliuk lihai, kembali bergabung dengan samudera luas. Pada Juli, Januari akan tetap indah dan sejuk. Ia tak pernah membenci zaman atau bulan-bulan berlalu: sekeras atau selembut apapun hujan datang menderanya. Wajah ayunya selalu membawa pesan rindu menyembunyikan galau yang kerap m...