INTELEKTUALISME DAN AIR MATA TUMPAH
Credit Photo: Idham Ama Selamat Jalan, Sang Mahaguru AMBULANS berhenti di lobi. Tepat di pintu masuk kaca yang buka-tutup dua sisi. Sang sopir membuka pintu belakang ambulans. Sebuah peti cokelat bervernis tergeletak di tengah. Para pengiring lalu menjejakkan kaki ke lantai. Serombongan orang menyambut peti itu. Sebagian menjulurkan dari atas. Sebagian lagi menyambutnya di bawah. Ukuran peti pas-pasan di sela kursi mobil. Tak ada ruang di kiri-kanan untuk mengangkat. Enam belas orang, sebagian besar karyawan FAJAR, mengangkat peti itu. Tiba di pintu masuk yang terbuat dari kaca bening itu, hanya tiga belas orang yang muat. Tiga lainnya mundur. Mereka dalam kesedihan dan duka yang medalam. Ingin menunjukkan penghormatan terakhir kepada Sang Mahaguru: Doktorandus Ishak Ngeljaratan. Di depan pintu kaca, sebuah altar telah disiapkan. Melintang ke arah barat. Kira-kira empat puluh sentimeter tingginya. Lebarnya semeter. Peti diletakkan di atasnya. Wajah-wajah yang tadi b...