Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 18, 2013

Menjejak Genealogi Pesantren di Sulsel

Sejarah Panjang LAHIR dan berdirinya pesantren di Sulsel, memiliki sejarah tersendiri. Dari sejumlah pesantren pelopor, mereka memiliki kesamaan orientasi, yakni mencerahkan umat. Berbicara tentang pesantren pelopor, maka tak ada yang bisa membantah bahwa Pesantren As'adiyah di Wajolah yang merupakan peletak dasar menyebarnya ajaran pesantren di Sulsel. Dari As'adiyahlah tradisi pesantren di Sulsel meluas hingga ke daerah lainnya. Gagasan dan ruh pesantren ditanamkan di As'adiyah sehingga dengan cepat pesantren berkembang, kendati pada generasi awal, masih terbatas pada daerah-daerah tetangga Wajo. Sejumlah santri terbaik yang berguru di As'adiyah satu per satu berhijrah dan mendirikan pesantren baru untuk memperluas ajaran Islam. BACA JUGA: Hampir Satu Abad, Ini Kondisi Pesantren di Sulsel Apalagi, kehadiran pesantren pada masa dulu memang relevan di tengah situasi ketertinggalan masyarakat. Selain karena penjajahan Belanda dan juga Jepang yang datang belakan...

Dewan Juga Dukung Pembubaran Komite Sekolah

Minta Sumbangan, Jangan Main Paksa MAKASSAR, FAJAR--Wacana pembubaran komite sekolah, mendapatkan dukungan dari anggota DPRD Makassar, Nurmiati. Ia mengaku, evaluasi sangat penting dilakukan bagi komite sekolah dengan banyaknya keluhan dari orang tua siswa. Ia mengaku risih dengan melencengnya peran komite yang hanya menjadi perpanjangan tangan sekolah, bukannya mewakili kepentingan orang tua siswa. Apalagi, ada dugaan komite sekolah sudah terlibat dalam proses seleksi siswa baru. "Komite harusnya membela orang tua siswa. Ini harus dievaluasi, kalua perlu dibubarkan saja," ujar Nurmiati kepada FAJAR, Kamis, 18 Juli. Mestinya, lanjut anggota Fraksi Persatuan Nurani DPRD Makassar ini, Komite mampu memberikan contoh kepada orang tua siswa. Selaku perwakilan, mereka tidak sepatutnya membuat ketidakadilan, terutama dalam hal penentuan kelulusan siswa. Nurmiati mengingatkan komite agar jangan sampai persoalan keterlibatan mereka dalam menentukan kelulusan dalam penerimaan peserta d...

Kampung Batu Epidemi DBD

20 Warga Terjangkit Sekaligus dalam Sehari MAKASSAR, FAJAR--Puluhan warga Kampung Batu Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, terjangkit penyakit demam berdarah (DBD). Sebagian besar dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Batua Raya. Selain di puskesmas, sebagian dari mereka juga dirawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS), Ibnu Sina, dan Stella Maris. DBD ini menjadi epidemi di kampung itu karena hanya dalam beberapa hari, puluhan orang sudah terjangkit. "Kemarin 20 orang sekaligus diangkut ambulans dibawa ke puskesmas dan rumah sakit," ujar Petrus Pala, salah seorang warga yang keluarganya terjangkit DBD, Kamis, 18 Juli. Pria 48 tahun ini mengungkapkan, sebanyak 10 anggota keluarganya terserang DBD. Sebagian ada yang sudah kembali ke rumahnya, namun sebagian lagi baru terjangkit dan masih dirawat di rumah sakit dan puskesmas. Ia mengaku, di antara yang dirawat tersebut, sebagian memerlukan bantuan darah. "Keluarga saya ada yang masih butuh darah . hing...