Lima Kandidat Ketua di Munas Hidayatullah

MAKASSAR--Musyawarah Nasional (Munas) III Hidayatullah kembali digelar di Asrama Haji Sudiang. Sesuai jadwal, Munas akan dihelat selama empat hari, 6-9 Juni.

Beberapa tokoh dijadwalkan hadir pada Munas ini, terutama pada pembukaan yang dilaksanakan di Masjid Al-Amarkaz al-Islami. Di antaranya Menteri Agama yang sekaligus akan membuka Munas, Suryadharma Ali, mantan wakil presiden RI sekaligus pembina Hidayatullah, HM Jusuf Kalla, dai kondang, Yusuf Mansyur, anggota DPD RI, Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar, serta beberapa tokoh lainnya.

Humas Munas Hidayatullah III, Haryono Madari, menjelaskan, Munas kali ini, akan dirangkaiakn dengan beberapa agenda. Di antaranya, pemberian penghargaan berupa sepeda motor kepada lima orang dai dan guru bereprestasi di Hidayatullah.

Untuk guru berprestasi, kualifikasinya adalah telah menciptakan kreasi atau konsep baru yang diterapkan dalam pembelajaran. Syaratnya, kreasi tersebut telah mendapat dukungan baik dari sesama guru, yayasan tempat mengajar, siswa, dan orang tua siswa.

"Misalnya konsep pembelajaran matematika, fisika, atau Bahasa Inggeris," ujar Haryono, didampingi Sekretaris Jenderal Hidayatullah, BM Wibowo dan Ketua Steering Committee, Abu A'la saat jumpa pers di Media Centre, Asrama Haji Sudiang, Minggu, 6 Juni.

Sementara untuk kategori dai berprestasi, selain tingkat popularitas dan intensitas dakwah serta banyaknya jamaah, kesulitan medan dakwah juga menjadi salah satu indikator penilalian.

Lima nama kandidat Ketua Umum untuk periode 2010-2015 mencuat dalam Munas III ini. Yaitu, Ketua incumbent, Abdul Mannan, Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar, Pemimpin Hidayatullah Media, Hamim Thohari, anggota Dewan Syuro Hidayatullah, Abdul Rahman, dan Nashirul Haq. Nama-nama tersebut merupakan hasil rekapitulasi dari usulan-usulan dewan pimpinan wilayah (DPW) sebulan sebelum Munas digelar.

Kelima kandidat tersebut selanjutnya akan dikerucutkan menjadi tiga oleh tim formatur Munas. Di Hidayatullah, teknis pemilihan ketua umum tidak langsung dilakukan oleh peserta munas, melainkan oleh tim formatur. Tim formatur terdiri atas anggota Majelis Pertimbangan Pusat, anggota Dewan Syuro, dan Rais Am (Pimpinan Umum).

"Dalam proses pemilihan, tim formatur mengedepankan semangat musyawarah mufakat, meski tidak menutup kemungkinan terjadinya voting," terang Wibowo.

Munas ini dihadiri oleh Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Syuro, utusan DPW dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hidayatullah, serta peserta peninjau dan undangan yang diperkirakan mencapai 1.200 orang.

Selain pemilihan Ketua Umum Pimpinan Pusat dan Dewan Syuro Hidayatullah, agenda formal munas lainnya adalah perubahan Pedoman Dasar Organisasi (PDO) atau angaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART), dan pengesahan program umum lima tahun ke depan. Selain itu, Munas juga akan memunculkan beberapa rekomendasi eksternal dan internal.

"Munas akan membahas program kerja lima tahun ke depan. Program tersebut seperti dakwah, pendidikan, sosial, sumber daya insan (SDM, red), litbang dan hukum. Intinya, program kerja Munas membahas seluruh aspek, yang sifatnya menyambungkan program yang selama ini suda ada," imbuh Abu A'la.

Haryono memastikan, Munas Hidayatullah akan memiliki corak pembeda. Dalam Munas ini, tidak ada ketegangan dan diwarnai dengan nuansa Islami. Seperti salat Tahajjud berjamaah, pembacaan wirid, dan tadarrus Alquran. Termasuk setiap peserta diwajibkan mengenakan baju putih ketika akan memasuki masjid.

"Munas akan ditampilkan denga ramah. Tidak terjadi ketegangan dan kubu-kubuan. Semuanya sakral dan penuh dengan ibadah," tambahnya. (zuk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspadai Pakai Emo, Ini Fungsinya Masing-masing

Berlibur di Kolam Renang PT Semen Tonasa

Sumpang Bita, Wisata Sejarah nan Menakjubkan