MAKASSAR--Sungguh malang nasib Rifal Ramadhan. Bocah enam bulan tersebut menderita penyakit Hidrocefalus, yaitu jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak. Cairan tersebut akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital. Akibatnya, di sekitar kepala akan mengalami pembesaran.
Rifal terpaksa dikeluarkan oleh orang tuanya dari Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo karena kehabisan dana. Padahal, pihak dokter masih melarang karena Rifal masih akan menjalani operasi.
"Meskipun anak saya memakai jamkesmas, tetapi obat-obatan dan peralatan medis tidak semuanya gratis Pak," kata Juanda, ayah Rifal, saat bertandang ke Fajar, Rabu, 24 Februari. Juanda tercatat sebagai warga Jalan Enrekang Raya Blok G/56, Sudiang, Makassar.
Rifal mengidap penyakit hidrocefalus sejak lahir. Awalnya tidak begitu besar, tetapi setelah berusia sebulan, terlihat kepala Rifal semakin membesar.
Tercatat sudah dua kali Rifal masuk RS Wahidin menjalani operasi. Pertama saat usianya dua bulan. Saat itu ia menginap di RS Wahidin selama delapan hari. Setelah itu kembali ke rumah selama dua minggu, lalu masuk lagi selama lebih sebulan. "Tanggal 31 Januari 2010 saya keluarkan dari RS Wahudin. Selanjutnya hanya kontrol tiap Senin dan Kamis," terang Juanda.
Kini kondisi Rifal semakin memprihatinkan. Kepalanya dipasangi dua selang yang disambungkan ke perut. Sementara itu, salah satu biji matanya terdorong keluar karena tekanan cairan. "Itu disebabkan karena salah satu selangnya sudah tidak berfungsi atau tersumbat," kata Juanda.
Menurutnya, untuk pemasangan selang yang berkualitas, harganya mencapai 4,5 juta. "Makanya, saya mengharapkan bantuan dari pihak manapun agar anak saya bisa sembuh," lirih Juanda.
Saat ini Rifal kebanyakan menangis karena rasa sakit yang dideritanya. Hidung dan matanya semakin membesar. "Siang malam ia menangis Pak. Kadang-kadang menangis keras," terang Juanda yang juga berprofesi sebagai tukang ojek.(zuk)
Forum ini hanya kepingan kerikil dalam bantaran sungai yang luas. Tapi inspirasi kemudian selalu muncul untuk mengantar pada indahnya mencoba berpikir untuk orang lain.
Postingan Populer
-
***/FAJAR DISTRO DAENG. Den Dede dengan beberapa kaus desainnya yang bisa diperoleh di Distro Daeng, Jalan Sungai Saddang Baru, Minggu, 16 ...
-
Menjejak Sejarah Perkampungan Belanda di Makassar MAKASSAR, FAJAR--Tatanan Makassar tidak terlepas dari peranan Belanda yang pernah tingga...
-
MAKASSAR--Fakultas Sastra Universitas 45 resmi mengganti nama menjadi Fakultas Ilmu Kebudayaan (FIK). Hal tersebut diputuskan dalam rapat se...
-
*Akan Dibangun Mirip Klenteng Usianya sudah 250 tahun. Tercatat sebagai salah satu masjid tertua di Sulsel selain Masjid Katangka di Sun...
-
DALAM perjalanan sejarah, badik mengalami transformasi. Senjata khas untuk suku Bugis-Makassar ini, sejatinya memiliki makna yang le...
-
MAKASSAR--Meningkatnya eskalasi politik di Makassar usai penetapan hasil rekapitulasi KPU Sulsel terhadap hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub...
-
*Melestarikan Lingkungan Adalah Ibadah JANGAN anggap remeh sampah. Hanya karena mendaur ulang sampah, Hj Erni Suhaina Ilham Fadzry mendapa...
-
Dok.YUS ULTAH. Suasana di depan Pena Mart, lantai satu Fajar Graha Pena, Minggu, 9 Mei. MAKASSAR -- Puluhan anak-anak dan remaja ambil b...
-
MAKASSAR--Kelurahan Lembo Kecamatan Tallo punya misi untuk menjadi yang terbaik dalam Makassar Green and Clean (MGC) 2010. Hal itu bisa dili...
-
Ikut Kontes Robot di Manado KELAK jika ada kebakaran, tak perlu lagi menggunakan mobil pemadam. Cukup ditangani robot. RIDWAN MARZUKI Tamala...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar