Forum ini hanya kepingan kerikil dalam bantaran sungai yang luas. Tapi inspirasi kemudian selalu muncul untuk mengantar pada indahnya mencoba berpikir untuk orang lain.
Postingan Populer
-
***/FAJAR DISTRO DAENG. Den Dede dengan beberapa kaus desainnya yang bisa diperoleh di Distro Daeng, Jalan Sungai Saddang Baru, Minggu, 16 ...
-
Menjejak Sejarah Perkampungan Belanda di Makassar MAKASSAR, FAJAR--Tatanan Makassar tidak terlepas dari peranan Belanda yang pernah tingga...
-
MAKASSAR--Fakultas Sastra Universitas 45 resmi mengganti nama menjadi Fakultas Ilmu Kebudayaan (FIK). Hal tersebut diputuskan dalam rapat se...
-
Foto: Iman/Fajar As'adiyah, Wajo di Tengah Covid-19 Santri dan santriwatinya datang dari berbagai daerah. Menjadi peletak pendi...
-
*Akan Dibangun Mirip Klenteng Usianya sudah 250 tahun. Tercatat sebagai salah satu masjid tertua di Sulsel selain Masjid Katangka di Sun...
-
DALAM perjalanan sejarah, badik mengalami transformasi. Senjata khas untuk suku Bugis-Makassar ini, sejatinya memiliki makna yang le...
-
MAKASSAR--Meningkatnya eskalasi politik di Makassar usai penetapan hasil rekapitulasi KPU Sulsel terhadap hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub...
-
*Melestarikan Lingkungan Adalah Ibadah JANGAN anggap remeh sampah. Hanya karena mendaur ulang sampah, Hj Erni Suhaina Ilham Fadzry mendapa...
-
Dok.YUS ULTAH. Suasana di depan Pena Mart, lantai satu Fajar Graha Pena, Minggu, 9 Mei. MAKASSAR -- Puluhan anak-anak dan remaja ambil b...
-
MAKASSAR--Kelurahan Lembo Kecamatan Tallo punya misi untuk menjadi yang terbaik dalam Makassar Green and Clean (MGC) 2010. Hal itu bisa dili...
KUMPULAN TULISAN
Selasa, 10 Mei 2016
Puisi: Epik Tak Tuntas
EPIK TAK TUNTAS
Mungkin diam adalah kawan
Kala berseteru dalam kesenyapan
Sua yang tak pernah nyata
Di labirin rindu nan menyiksa
Kita, sebenarnya, tidak sedang merenung
Serupa bulan malam pertama
Berdendang lirih lembut menggaung
Usai merihat, muncul dengan wajah ceria
Namun tidak!
Wajah-wajah letih merangkak laun
Menyusuri ilalang setengah basah di kebun
Penyaksi gadis pemintal dirayu pembayun
Merintih, lalu elegi mengalun
Kita adalah epik tak tuntas
Cerita yang tertunda waktu
"Nihilkan ruang," katamu
Sebab angkasa menanti kita saling mendaras
Barangkali itu antitesismu
Tentang ruang semu nan hambar
Di sebuah istana putri pemalu
Mungkinkah itu nilai tawar?
(***)
Malam di redaksi, 01.25 Wita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar