Postingan Populer

KUMPULAN TULISAN

Sabtu, 25 September 2010

Menjelajahi Kapal Perang Australia HMAS Arunta dan HMAS Success


* Menjelajahi Kapal Perang Australia
HMAS Arunta dan HMAS Success

Dilengkapi Helikopter Suplai Logistik ke Kapal Perang Lainnya

MAKASSAR beruntung dikunjungi dua kapal perang Australia. Pelajar Makassar, pun tak ingin melepaskan kesempatan untuk melihatnya lebih dekat. Seperti apa kedua kapal perang yang diberi nama HMAS Arunta dan HMAS Success tersebut?

LAPORAN RIDWAN MARZUKI


MEGAH dan mengagumkam. Demikian ungkapan ketika pertama kali melihat kedua kapal tersebut dari dekat. Sejak Jumat, 24 September, kapal perang Australia, HMAS Arunta dan HMAS Succes bersandar di Pelabuhan Makassar. Selama tiga hari hingga Senin, 27 September 2010, kedua kapal tersebut berlabuh di Pelabuhan Peti Kemas Soekarno Hatta Makassar.

Pihak Royal Australian Navy (RUN) atau Angkatan Laut Australia memang sedang berada di Makassar membawa kedua jenis kapal utama mereka. Selama bersandar di Makassar, para pelajar dari berbagai sekolah yang telah ditentukan diberi kesempatan untuk menjelajahi setiap sisi kapal tersebut. Para pelajar memang diberi keistimewaan untuk menyaksikan dan memasuki kedua kapal tersebut.

Saat bersamaan, beberapa pelajar dari beberapa sekolah ikut menjelajahi kapal itu, antara lain pelajar SMAN 17 Makassar, SMA Katholik Rajawali Makassar, SMA Kartika Wirabuana I, SMAN 2 Makassar, SMPN 2 Pattallassang Gowa, dan SMA Islam Athirah. Mereka diberi kesempatan untuk berkeliling dan menyaksikan berbagai fasilitas yang ada di setiap sudut kapal. Selain didampingi guru, rombongan pelajar dipandu oleh petugas khusus yang disiapkan RUN. Dengan ramah, mereka menemani pelajar sambil menjelaskan fungsi setiap bagian yang dilalui serta menjawa pertanyaan yang diajukan oleh mereka yang penasaran.

"Luar biasa. Ini adalah pengalaman pertama saya melihat kapal seperti ini," ujar salah seorang murid kelas tiga IPS SMA Katholik Rajawali, Iswanto. Ia mengaku takjub dengan perlengkapan yang dimiliki kapal HMAS Success. Kebetulan sekolah Iswanto mendapat bagian untuk mengunjungi HMAS Success. Karena setiap sekolah hanya diperkenankan melihat satu kapal dari dua kapal perang yang bersandar secara berdampingan. Ekspresi yang sama diungkapkan rekannya, Alysan. Menurutnya, dengan melihat kapal perang tersebut, setidaknya menambah pengetahuan dan pengalamannya.

Naik di kapal HMAS Success kesannya seperti menaiki kapal biasa. Namun ketika sampai di pintu masuk kapal, pemeriksaan tetap akan dilakukan petugas yang berjaga di situ khususnya bagi pengungjung yang membawa ransel, kendati pemeriksaan sudah dilakukan petugas yang berada di dekat tangga naik kapal. Isi tas diperikas satu persatu. Pengamanan memang diperlukan mengingat begitu pentingnya kegunaan kapal ini.

Iswanto dan rombongannya dipandu dua orang petugas berseragam militer. Salah seorang di antaranya bernama Rachel Entwistle. Perempuan muda ini yang banyak memberi penjelasan kepada mereka terkait hal-hal yang ada di kapal. Ia pula yang mengarahkan para pelajar ini untuk memasuki setiap sisi atau ruangan yang begitu banyak dan kompleks. Terdapat begitu banyak sekat dan ruangan di HMAS Success dengan fungsi yang berbeda.

Setelah melewati pintu samping bagian belakang kapal, pengunjung di ajak memasuki ruang dimana terdapat beberapa mesin yang mirip generator. Lalu berbelok ke kiri menyusuri jalan kecil dan sampai pada sebuah tangga menuju ke atas. Setelah melewati beberapa tangga, akhirnya pengunjung sampai pada ruang kemudi utama di bagian paling depan dari HMAS Success tersebut. Dari sinilah pemandangan bisa melihat laut secara luas di bagian depan. Di tempat inilah kapal dikendalikan arah dan kecepatannya. Menurut Rachel Entwistle, setidaknya ada empat atau lima orang yang bertugas di ruang ini. Tempat untuk nakhoda tepat berada di tengah. Tempat ini dilengkapi sistem radio sebagai alat komunikasi, terdapat juga alat pengukur kemiringan kapal. Di bagian belakang kursi nakhoda, terdapat lemari khusus yang berisi pakaian darurat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada kapal, misalnya tenggelam.

Setelah dari sana, pengunjung kemudian diajak berkeliling ke bagian tengah kapal seperti bagian kabin serta pantry. Tepatnya setelah menuruni beberapa anak tangga, pengunjung akan sampai pada sebuah ruangan yang sangat sejuk. Namun sebelum sampai ke situ, di sebelah kiri jalan terdapat dapur berukuran luas sementara di sebelah kanan terdapat mini market. Setelah melewati sisi inilah baru tiba di ruangan yang kerap dipakai untuk makan. Di ruangan ini sudah tersedia aneka jenis minuman dingin serta makanan, seperti kue dan buah-buahan.

Dengan ramah Rachel Entwistle menuangkan minuman dingin ke dalam gelas-gelas yang tersedia di dekatnya lalu disuguhkan kepada para pengunjung. Ia juga memberi makanan berupa kue kering sejenis biskuit kepada mereka. Tampak beberapa pelajar menikmatinya sambil beberapa orang di antara mereka tak ingin melewatkan momen tersebut dengan berfoto bersama sang pemandu. "Makanan itu memang disiapkan untuk tamu," ujar Rachel Entwistle.

Kendati Rachel Entwistle tidak bisa berbahasa Indonesia, namun pengunjung dapat mengikutinya secara tertib. Kurang lebih dua jam ia menemani para pelajar berkeiling dalam ruangan kapal yang meiliki fasilitas berbeda antara tempat yang satu dengan lainnya. Terakhir, tempat yang dukunjungi adalah landasan helikopter. Terdapat helikopter yang berukuran sedang yang ditempatkan di bagian belakang kapal bagian atas. Helikopter inilah yang berfungsi sebagai penyuplai ke kapal lainnya. Di bagian ini pula, HMAS Arunta bisa terlihat tepat di sisi HMAS Success.

Baik HMAS Arunta maupun HMAS Succes, merupakan jenis kapal perang yang memiliki spesifikasi dan fungsi berbeda. Dibandingkan HMAS Arunta, HMAS Success ukurannya lebih besar. Memang, HMAS Success merupakan kapal utama yang memiliki fungsi sebagai penyuplai logistik perang, baik bahan bakar, konsumsi, maupun amunisi, serta berbagai kebutuhan lainnya.

HMAS Success ini sebetulnya bukanlah kapal perang yang baru dirakit Australia. Pertama kali dibuat di New South Wales, Sydney oleh perusahaan Cockatoo Dockyard Pty Ltd dan dirilis pada 3 Maret 1984 oleh permaisuri Gubernur Jenderal Australia, Lady Stephen. Kemudian secara resmi, kapal ini diserahkan kepada Angkatan Laut Australia atau biasa disebut Royal Australian Navy (RAN) tepatnya pada 23 April 1986. Sejak saat itu, kapal ini merupakan yang terbesar yang dimiliki Australia. Juga merupakan kapal terbesar pertama yang diproduksi di Pelabuhan Sydney.
Kapal ini merupakan salah satu kapal perang "mewah" yang dimiliki Australia, beratnya mencapai 18 ribu ton dengan panjang badan kapal mencapai 157 meter serta lebar 21 meter. Kendati nama Success itu sendiri bukan yang pertama karena sebelumnya sudah ada nama yang sama, namun kapal ini merupakan varian terbaru untuk nama tersebut. Pada abad ke-17 dan ke-18 nama Success telah digunakan di Inggris juga dengan fungsi sebagai kapal perang.

HMAS Success bisa menyuplai logistik kebutuhan pasukan baik siang maupun malam. Bisa menyuplai ke sesama kapal perang karena memang HMAS Success didesain untuk beroperasi di laut. Fungsi penyaluran barang kebutuhan dalam peperangan menggunakan satu unit helikopter yang diparkir di bagian belakang kapal. Helikopter inilah yang akan menyuplai logistik dan berbagai kebutuhan lainnya kepada pasukan yang ada di kapal perang lainnya. Jadi bisa dibayangkan jika kapal jenis ini tidak ada dalam sebuah peperangan, maka tentu saja baik bahan makanan, bahan bakar, amunisi, dan lainnya akan menjadi tersendat jika tidak ada kapal yang menjalankan tugas seperti ini.

Dengan fungsinya yang sangat vital bagi kelancaran pasokan makanan serta berbagai kebutuhan prajurit lainnya saat berperang, maka keberadaan kapal HMAS Success juga menjadi sasaran serangan sporadis ketika teridentifakasi oleh lawan. Oleh karenanya untuk melindunginya dari serangan musuh, maka sistem perlindungan pun dibuat untuk mengantisipasi khususnya ketika serta-merta kapal ini disergap. Protection system atau sistem perlindungan memang menjadi sangat urgen untuk lancarnya suplai.

Karenanya HMAS Arunta dibuat untuk menjadi pengawal HMAS Success. Peran HMAS Arunta adalah menjadi kapal pelindung terhadap berbagai serangan yang akan menghancurkan kapal utama pembawa logistik, yakni HMAS Success. "HMAS Success adalah kapal yang memuat logistik. Sedangkan HMAS Arunta adalah kapal sergap," ujar Kapten Kapal HMAS Arunta, Commander John Stavridis.

HMAS Arunta sendiri adalah sebuah kapal pengawal yang berfungsi untuk melindungi kapal utama. Kapal dengan nama ini juga sebelumnya sudah pernah ada di armada laut Australia (RAN) dari delapan kapal tipe sejenis yakni untuk kelas Anzac. Kapal ini didasarkan pada kapal pengawal Jerman Meko 200. HMAS Arunta diproduksi oleh angkatan pertahanan laut Australia, di Williamstown, Victoria. Sebelumnya, Arunta pertama diproduksi pada 1942 dan menjadi kapal RAN utama saat Perang Dunia II. Dipakai pada perbatasan New Guinea dan Fasifik 1942-1944, Perang Teluk Leyte 1944, dan Teluk Lingayen 1945.

HMAS Arunta merupakan kapal yang didesain sebagai penjelajah lautan untuk jarak jauh dan mengawal kapal utama pembawa aneka kebutuhan pasukan di perairan. Fungsinya selain sebagai perlindungan atau pertahanan dari serangan sesama kapal perang yang berasal dari laut, juga untuk melindungi kapal utama dari serangan bawah laut maupun serangan via udara. Selain itu, kapal ini berperan sebagai pengintai dan mengobservasi musuh yang ada di sekeliling kapal induk atau utama. Intinya, kapal ini bertugas untuk menghadang serangan, meskipun serangan tersebut simultan dan memborbardir. Untuk menguasai kapal induk, musuh terlebih dahulu harus menguasai atau melumpuhkan HMAS Arunta ini.

Kata "Arunta" yang dipakai menamai kapal pelindung HMAS Success ini, diambil dari nama sala satu suku Aborigin yang ada di Australia. Yaitu suku Arnet yang biasa juga disebut Arunda, yaitu penduduk yang mendiami Australia bagian tengah. Dari nama inilah kemudian diberikan juga nama HMAS Arunta. Kapal ini mengusung motto "Conquer or Die", yang berarti menaklukkan atau mati. Sebuah motto yang mengindikasikan sebuah semangat pantang menyerah dalam berjuang dan melindungi kapal pembawa bahan penting keperluan pasukan di kapal perang lainnya.

Makanya HMAS Arunta dilengkapi dengan sistem persenjataan yang lengkap serta terdiri atas berbagai jenis. Sebut saja secara umum di antaranya, senjata api otomatis berlaju pesat Mk45 Mod 2, sistem senjata peluncur Mk41 yang berfungsi mematahkan serangan misil udara, torpedo Mk32 Mod 5, senjata mesin, serta senjata lainnya yang intinya menghalau serangan dari permukaan laut, kapal selam, dan serangan udara.

Commander John Stavridis menjelaskan, HMAS Success dan HMAS Arunta ukurannya berbeda karena fungsinya juga berbeda. Sebagai kapal penyuplai, maka HMAS Success ukurannya lebih besar. Sedangkan HMAS Arunta lebih kecil karena tugasnya sebagai pengawal. Makanya kecepatan jelajahnya juga berbeda. Kecepatan jangkauan HMAS Success hanya 19 knot per jam sementara HMAS Arunta 28 knot per jam. Satu knot ukurannya setara dengan 1,8 kilometer.

Kedatangannya ke Makassar, kata dia, adalah untuk menjalin persahabatan dengan Angkatan Laut (AL) Indonesia. Kunjungannya bertujuan untuk memperat persahabatan antar kedua pasukan kelautan tersebut. "Kita punya hubungan yang sangat dekat dengan angkatan laut Indonesia. Kita punya hubungan persaudaraan pelaut," ujar John Stavridis yang mengaku sudah tiga kali mengunjungi Indonesia.

Terkait adanya anggapan Indonesia sebagai sarang teroris, John Stavridis mengaku tidak khawatir sama sekali untuk berkunjung ke Indonesia. Kendati ancaman serangan dari mereka selalu ada. Namun karena optimisme ditambah pengawalan TNI AL yakni Kapal Fatahillah, ketakutan itu menjadi hilang. Alasan masyarakat diberi kesempatan untuk naik ke atas kapal, lanjutnya, adalah untuk memberi mereka kesempatan melihat langsung apa yang ada di situ serta bagaimana aktivitas yang ada. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar