Unifa-Wintec Jajaki Kerja Sama di Bidang Pendidikan
AD/FAJAR
BERKUNJUNG. Direktur Utama PT Media Fajar H. Syamsu Nur saat menerima kunjungan Anthony M. Raman Naikan dan Dr Jan Roodt dari Wintec New Zealand di ruang direksi Harian Fajar, Graha Pena Makassar, Senin 24 Mei.
* Segera Teken MoU, Siapkan Program Sertifikasi
MAKASSAR -- Universitas Fajar (Unifa) dan Waikato Institute of Technology (Wintec) New Zealand akan menandatangani memorandum of understanding (MoU) dalam bidang pendidikan. Pembicaraan dan penjajakan awal telah dilakukan, Senin, 24 Mei, di kantor Harian Fajar, Graha Pena Makassar.
Dalam pembicaraan untuk menjajaki peluang kerja sama tersebut, pihak Unifa dan Wintec sepakat akan melaksanakan program sertifikasi kepada tenaga kerja yang merupakan alumni perguruan tinggi, utamanya untuk tenaga keperawatan dan kebidanan.
Selain itu, kedua lembaga tersebut juga akan menjajaki kerja sama di bidang lain yang sinkron dengan kapasitas masing-masing.
Dari Wintec, hadir Director Quality and Academic Unit Wintec, Jan Roodt, Consultant-South East Asia Projects International Centre, Anthony M. Raman, dan Otteman Hidayat. Dari Unifa, hadir antara lain Ketua Yayasan Pendidian Fajar (YPF) H. Syamsu Nur, Sekretaris YPF, Muliadi Hamid, Rektor Unifa Prof Halide, Deputi Rektor I Unifa Dr Muhammad Akbar MSi, Deputi Rektor II Unifa Ridwan Arif, Sekretaris Rektor Unifa, Hatta Alwi, dan Ketua Yayasan Kemanusiaan Fajar Munjin S. Asy'ari.
Para alumni perguruan tinggi akan diberi pendidikan lanjutan atau short course untuk meningkatkan kualitas mereka. Menurut Otteman, saat ini permintaan pasar, utamanya tenaga perawat begitu besar. Hanya saja output keperawatan dan kebidanan Indonesia masih belum bersaing, utamanya dalam penguasaan Bahasa Inggris. "Kelemahan kita (di Indonesia, red) di kualitas. Kalau sudah berkualitas, order pasti akan meningkat," ujarnya.
Otteman menambahkan, selama ini pelatihan yang diberikan kepada perawat dan bidan tidak bisa berbicara banyak. "Pelatihan-pelatihan hanya menghabiskan uang, hasilnya tidak ada," ungkap dia.
Anthony M. Raman menjelaskan, selain fokus mengembangkan kebidanan dan keperawatan, Wintec juga mengembangkan peternakan, pertanian, teknik, pemasaran, manajemen, dan keuangan. Hal ini katanya bisa dilakukan kerja sama dengan Unifa. Menurutnya, Wintec lebih fokus kepada penguatan teknis pengaplikasian. "Kebanyakan kursus kita adalah untuk aplikasi. Kita bukan hanya institusi pendidikan, tetapi juga melaksanakan training. Alasan kita masuk ke Indonesia adalah karena Indonesia berkembang pesat," jelasnya.
Sementara Jan Roodt, menjelaskan, Wintec ke Indonesia untuk menambah relasi baru dalam bidang pendidikan dan mensupport alumni perguruan tinggi yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena keterbatasan skill, utamanya perawan dan bidan. Para alumni perguruan tinggi tersebut, lanjutnya, akan mendapatkan double degree. Yaitu ijazah dari perguruan tinggi dalam negeri dan ijazah atau sertifikat internasional dari Wintec.
Sambut Baik
Rektor Unifa, Prof Halide, menyambut baik penjajakan kerja sama ini. Ia mengharapkan secepatnya dibuatkan MoU. "Sertifikasi internasional cukup dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Training itu memang perlu, karena kalau tidak ada, tenaga kerja kita kurang berkualitas," ungkapnya.
Unifa, lanjut Halide, menginginkan semua alumninya bekerja. "Prinsip kami di Unifa, tidak mau menghasilkan alumni yang tidak bekerja. Karena kalau tidak bekerja, artinya berdosa. Makanya sertifikasi internasional itu penting agar alumni bisa bekerja di mana-mana karena kualitasnya," terang Prof Halide.
Deputi Rektor I Unifa, Dr Muhammad Akbar MSi, menjelaskan, kerja sama dilakukan dengan Wintec karena di New Zealand perkembangan teknologi cukup pesat. Akbar juga optimis penandatanganan MoU akan segera terealisasi. "Kita segera akan buat MoU. Setelah pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan pembicaraan hal-hal teknis. Setelah itu, kita akan adakan workshop. Jadi penjajakan sudah selesai," ungkapnya. (zuk)
Komentar
Posting Komentar