Ramsis UMI Hanya Satu
MAKASSAR--Direktur rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) atau asrama mahasiswa (Ramsis) Universitas Muslim Indonesia (UMI), H Alide Hamid, membantah telah terjadi penyerangan pada Minggu dini hari, 30 Mei. Menurutnya, hingga saat ini Ramsis UMI masih aman dan damai, tidak ada peristiwa apapun, termasuk penyerangan.
"Tidak ada sama sekali penyerangan ke Asrama Mahasiswa UMI. Yang diserang itu asrama yang lain, bukan Asrama Mahasiswa UMI," ujar Alide, Senin, 31 Mei.
Menurut Alide, UMI hanya memilki satu ramsis, yaitu di Jalan Pampang. Ramsis itu katanya hanya dihuni oleh sekira 80-an mahasiswi. "Jadi tidak ada kejadian apapun di ramsis UMI. Kita tidak mau masalah penyerangan ini merembes ke UMI, padahal mahasiswa kami aman-aman saja," imbuhnya.
Alide mengaku sudah mengecek korban luka yang masuk ke Rumah Sakit Ibnu Sina, tetapi ia tak mendapatkan informasi detail tentang mahasiswa yang bersangkutan. "Data korban yang kena busur sudah saya cari di rumah sakit (Ibnu Sina, red), tetapi datanya tidak jelas," tambahnya.
Alide mengharapkan kepada mahasiswa agar tidak seenaknya menggunakan nama asrama mahasiswa UMI karena yang diakui sebagai ramsis hanya yang terletak di Pampang. Walaupun dalam satu rumah kost semuanya mahasiswa UMI, tetapi hal itu tidak bisa dikatakan ramsis UMI. "Mahasiswa yang bernama Rian Ardiyansah tidak tinggal di ramsis UMI," tegas Alide.
Alide juga mengharapkan agar seluruh mahasiswa jangan mau terprovokasi oleh isu penyerangan tersebut. Ia juga mengimbau agar semua orang tua mahasiswi agar tetap tenang alias tidak cemas karena ramsis UMI tetap aman. (zuk)
"Tidak ada sama sekali penyerangan ke Asrama Mahasiswa UMI. Yang diserang itu asrama yang lain, bukan Asrama Mahasiswa UMI," ujar Alide, Senin, 31 Mei.
Menurut Alide, UMI hanya memilki satu ramsis, yaitu di Jalan Pampang. Ramsis itu katanya hanya dihuni oleh sekira 80-an mahasiswi. "Jadi tidak ada kejadian apapun di ramsis UMI. Kita tidak mau masalah penyerangan ini merembes ke UMI, padahal mahasiswa kami aman-aman saja," imbuhnya.
Alide mengaku sudah mengecek korban luka yang masuk ke Rumah Sakit Ibnu Sina, tetapi ia tak mendapatkan informasi detail tentang mahasiswa yang bersangkutan. "Data korban yang kena busur sudah saya cari di rumah sakit (Ibnu Sina, red), tetapi datanya tidak jelas," tambahnya.
Alide mengharapkan kepada mahasiswa agar tidak seenaknya menggunakan nama asrama mahasiswa UMI karena yang diakui sebagai ramsis hanya yang terletak di Pampang. Walaupun dalam satu rumah kost semuanya mahasiswa UMI, tetapi hal itu tidak bisa dikatakan ramsis UMI. "Mahasiswa yang bernama Rian Ardiyansah tidak tinggal di ramsis UMI," tegas Alide.
Alide juga mengharapkan agar seluruh mahasiswa jangan mau terprovokasi oleh isu penyerangan tersebut. Ia juga mengimbau agar semua orang tua mahasiswi agar tetap tenang alias tidak cemas karena ramsis UMI tetap aman. (zuk)
Komentar
Posting Komentar