Dari Seminar Sukses di Usia Muda Unifa
*Mau Sukses, Harus Jujur
SIFAT jujur punya peranan besar dalam kesuksesan seseorang. Utamanya bagi entrepreneur pemula. Jujur merupakan modal terbesar untuk merintis sebuah usaha.
RIDWAN MARZUKI
Jalan Recing Center
Untuk menjadi orang sukses, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sukses hanya bisa dicapai setelah melewati berbagai kendala dan rintangan. Termasuk harus tertatih-tatih dan terjatuh. Apalagi kondisi saat ini, persaingan sangat ketat, sehingga dituntut adanya nilai lebih ketika ingin merintis sebuah jalur entrepreneur.
Masalah jujur dalam meraih sukses ini mengemuka dalam seminar yang dilaksanakan oleh Universitas Fajar, Sabtu, 8 Mei. Seminar ini mengangkat tema Unifa Ciptakan Seribu Entrepreneur, Sukses di Usia Muda.
Seminar ini menghadirkan empat pembicara sekaligus pengusaha muda Sulsel. Mereka yang hadir, Ir H Amran Sulaiman MP, Miswar S Kimia, Mawardi Jafar, dan Zainal Tahir. Seminar dimoderatori oleh Dr Muhammad Akbar MSi.
Amran yang didaulat menjadi pembicara pertama mengungkapkan, persolan kemiskinan hanya bisa diatasi jika dalam sebuah negara terdapat minimal dua persen entrepreneur. Sekarang ini katanya, Indonesia hanya memiliki sekitar 0,24 persen entrepreneur dari total jumlah penduduk. "Jadi yang penting sekarang adalah mengubah paradigma agar orang mau berwirausaha. Ini adalah solusi menuju sukses," kata pengusaha SPBU ini.
Hasil penelitian terhadap 500 mahasiswa, ungkap Amran, 96 persen bercita-cita jadi pegawai dan hanya empat persen yang bercita-cita jadi pengusaha. Hal itu menunjukkan rendahnya minat generasi muda dalam menekuni dunia entrepreneur.
Lebih lanjut, Amran memberi tantangan kepada kaum muda agar menggunakan peluang untuk menjadi pengusaha. Apalagi untuk mencapai dua persen entrepreneur. "Jadi masih ada ruang kosong yang harus diisi. Kalau mau sukses, silahkan isi ruang kosong itu," lanjut pengusaha emas ini.
Amran melihat paradigma masyarakat selama ini cenderung mengisi ruang yang telah sesak. Ruang sesak dimaksud adalah pegawai. Masyarakat khususnya generasi muda selalu berorientasi untuk menjadi pegawai. Hal inilah yang mengakibatkan kian meningkatnya pengangguran. Padahal, katanya, ruang kosong alias wirausaha menjajikan harapan.
Amran lalu memberi beberapa tips untuk menjadi seorang enterpreneur. Ia mengatakan, untuk menjadi kaya, ada syarat khusus yang harus dipenuhi. Seorang pengusaha, kata dia, harus memiliki sifat yang jujur. Juga pekerja keras dan memiliki komitmen. Dan yang tak kalah pentingnya adalah keberanian. "Seorang pengusaha harus berani," tegas penemu racun tikus Tiran ini.
Kegagalan dalam usaha menurutnya hal yang biasa. Itu merupakan pembelajaran bagi seorang pengusaha. Menurutnya, fondasi sukses adalah kegagalan dan penderitaan. Justru kegagalan itu dan pwenderitaan itulah yang akan mengantarkan pada kesuksesan.
Jika program seribu entrepreneur sukses di Sulsel, imbuhnya, maka hal itu akan mereduksi signifikan tingkat pengangguran yang mencapai 36.967 orang. "Program seribu entrepreneur adalah solusi intuk mengatasi kemiskinan di Sulsel," katanya.
Pembicara lainnya, pendiri JILC, Miswar S Kimia. Miswar lebih banyak
menjelaskan suka-dukanya ketika baru merintis usaha bimbingan belajarnya. Ia mengaku bersyukur lahir dari keluarga kurang mampu. Karena hal itulah yang melecutnya untuk mandiri. Ia memulai dari hal-hala kecil, seperti menerjemahkan jurnal-jurnal di kampus. Hasil terjemahannya itu, lalu ia mendapatkan upah.
Menurut Miswar, sukses tidak hanya dilihat dari satu sisi. Berbagai cara bisa ditempuh untuk menjadi sukses. Misalnya, ada orang yang sukses dalam pendidikan. Selanjutnya untuk menjadi orang sukses, tidak mesti terlalu bergantung kepada modal dalam bentuk rupiah atau uang di bank. "Mulailah dari apa yang dimiliki, seperti keahlian," katanya.
Untuk memulai usaha, katanya, cukup dari hal-hal kecil saja. Rasa gengsi atau malu juga harus disingkirkan. Rasa gengsi menurutnya, akan menjadi kendala untuk meraih kesuksesan. Selain itu, usaha yang digeluti juga harus ditekuni. "Usaha kalau ditekuni, konsentrasi, dan tidak pindah-pindah, insya Allah akan maju," ujarnya.
Senada dengan Miswar, Mawardi juga beranggapan sama. Menurutnya, usaha tidak harus langsung besar, melainkan dimulai dari hal yang kecil-kecil. Memang, katanya, jalan menuju sukses tidak instant. Harus dimulai dari bawah dan perlahan-lahan. Orang sukses memulai dari hal-hal kecil, memulai dari diri sendiri, dan tidak menunda-nunda peluang.
Mawardi mengakui jika menjadi entrepreneur memang harus menderita di awal ikhtiar. Bahkan, entrepreneur pemula harus siap "berdarah-darah" demi mencapai sukses. "Ketika memulai bisnis jangan membayangkan langsung berdasi, duduk di kursi empuk, kantor ber-AC, dan mobil bermerek," katanya.
Kesulitan, imbuh dia, adalah hal lumrah yang harus dihadapi dalam usaha. Justru kesulitan tersebut mesti dijadikan sebagai tantangan. Sama dengan pembicara sebelumnya, Mawardi juga menanggap gengsi sebagai kendala yang harus dilawan. Selain itu, dalam berbisnis mestilah fokus, komitmen, dan jujur. "Dan terkhir jangan lupa keluarkan zakat supaya Allah memberkahi," pungkasnya.
Soal adanya asumsi yang menganggap diri sendiri tak punya bakat entrepreneur, menurut Mawardi, hal itu harus dijauhkan. Karena pada dasarnya semua orang bisa menjadi entrepreneur asalkan mau belajar. Belajarlah yang akan mengasah kemampuan seseorang dalam dunia usaha.
Pembicara terakhir, Zainal Tahir, jika keberanian dan kejujuran merupakan faktor yang paling menentukan dalam dunia entrepreneur. Meskipun ia sendiri mengakui, dalam bisnis saham kadang tidak harus terlalu jujur. Selain itu, usaha harus dinikmati, tidak dijadikan beban. Lalu, berpikir positif juga diperlukan. Dan terakhir, dalam memulai usaha harus kreatif. "Tetapi jangan lupa, begitu dapat uang, bahagiakan orang tua," pungkasnya.
Seminar ini dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa Unifa. Juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi lain, serta masyarakat umum. (*)
Komentar
Posting Komentar