Kampung Batu Epidemi DBD
20 Warga Terjangkit Sekaligus dalam Sehari
MAKASSAR, FAJAR--Puluhan warga Kampung Batu Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, terjangkit penyakit demam berdarah (DBD). Sebagian besar dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Batua Raya.
Selain di puskesmas, sebagian dari mereka juga dirawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS), Ibnu Sina, dan Stella Maris. DBD ini menjadi epidemi di kampung itu karena hanya dalam beberapa hari, puluhan orang sudah terjangkit.
"Kemarin 20 orang sekaligus diangkut ambulans dibawa ke puskesmas dan rumah sakit," ujar Petrus Pala, salah seorang warga yang keluarganya terjangkit DBD, Kamis, 18 Juli.
Pria 48 tahun ini mengungkapkan, sebanyak 10 anggota keluarganya terserang DBD. Sebagian ada yang sudah kembali ke rumahnya, namun sebagian lagi baru terjangkit dan masih dirawat di rumah sakit dan puskesmas. Ia mengaku, di antara yang dirawat tersebut, sebagian memerlukan bantuan darah.
"Keluarga saya ada yang masih butuh darah .
hingga kemarin," imbuh Petrus. Menurutnya, tiga minggu lalu memang sempat disemprot alias fogging, tetapi DBD semakin mengganas. Ia mengira, hal itu terjadi karena fogging yang dilakukan tersebut tidak menyeluruh.
Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, mengaku sudah mendapatkan laporan mengenai merebaknya wabah DBD di Kampung Batu tersebut. Menurutnya, kawasan Kampung Batu memang masih banyak genangan-genangan air sehingga menjadi lahan subur pertumbuhan jentik nyamuk aedes aegypti.
Ilham mengatakan, perubahan musim berlangsung tanpa terprediksi, dari panas ke hujan dan sebaliknya. Harusnya, kata dia, masyarakat sadar untuk menjaga lingkungan salah satunya dengan mengurangi genangan-genangan air hujan.
"Kalau ada indikasi, kita langsung lakukan penyemprotan. Cuma penyemprotan itu cuma membunuh nyamuk dewasa, jentik dan telurnya tidak," ujar Ilham. (zuk)
MAKASSAR, FAJAR--Puluhan warga Kampung Batu Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, terjangkit penyakit demam berdarah (DBD). Sebagian besar dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Batua Raya.
Selain di puskesmas, sebagian dari mereka juga dirawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS), Ibnu Sina, dan Stella Maris. DBD ini menjadi epidemi di kampung itu karena hanya dalam beberapa hari, puluhan orang sudah terjangkit.
"Kemarin 20 orang sekaligus diangkut ambulans dibawa ke puskesmas dan rumah sakit," ujar Petrus Pala, salah seorang warga yang keluarganya terjangkit DBD, Kamis, 18 Juli.
Pria 48 tahun ini mengungkapkan, sebanyak 10 anggota keluarganya terserang DBD. Sebagian ada yang sudah kembali ke rumahnya, namun sebagian lagi baru terjangkit dan masih dirawat di rumah sakit dan puskesmas. Ia mengaku, di antara yang dirawat tersebut, sebagian memerlukan bantuan darah.
"Keluarga saya ada yang masih butuh darah .
hingga kemarin," imbuh Petrus. Menurutnya, tiga minggu lalu memang sempat disemprot alias fogging, tetapi DBD semakin mengganas. Ia mengira, hal itu terjadi karena fogging yang dilakukan tersebut tidak menyeluruh.
Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, mengaku sudah mendapatkan laporan mengenai merebaknya wabah DBD di Kampung Batu tersebut. Menurutnya, kawasan Kampung Batu memang masih banyak genangan-genangan air sehingga menjadi lahan subur pertumbuhan jentik nyamuk aedes aegypti.
Ilham mengatakan, perubahan musim berlangsung tanpa terprediksi, dari panas ke hujan dan sebaliknya. Harusnya, kata dia, masyarakat sadar untuk menjaga lingkungan salah satunya dengan mengurangi genangan-genangan air hujan.
"Kalau ada indikasi, kita langsung lakukan penyemprotan. Cuma penyemprotan itu cuma membunuh nyamuk dewasa, jentik dan telurnya tidak," ujar Ilham. (zuk)
Komentar
Posting Komentar