Puisi di Tengah Wabah Covid-19



Mendaras Bumi

Nalar tak pernah sampai ke sini
Meluluhkan seluruh prasangka diri
Cita-cita yang mematri
Teronggok tak bernilai

Kita tak pernah menyangka
Seluruh kebanggaan berganti resah
Telah setinggi langit kita mengasa
Lalu terjerembab dalam pasrah

Bumi meringis
Manusia menangis
Kian lemah mengais
Mirip pengharap utopis

Senjakala mayapada barangkali
Menimpukkan beban diri
Pada hamba pengiri
Tiada lagi teori

Jika kelak kita tak bertahan
Situasi melantakkan kehidupan
jangan pernah membunuh harapan
Meskipun akan munculkan sedu sedan

Ketika kita lengah
Oleh korona
Tamatlah
Manusia

Barangkali, kawan...
bumi sedang bermunajat
Kepada Dia yang menciptakan
Bahwa ini bagian dari indahnya rahmat

Jangan bunuh rindumu yang menumbuh
Keluarga dan sahabat adalah temali
Menguatkanmu dalam panik riuh
Menyuguhimu gerak gemulai

Bangunlah lebih awal
Di situ kesejukan memintal
Bersama embun yang mengkristal
Tarik napas, pun jiwa di ujung sengal

Berbagilah selagi mampu
Esok kita tidak akan tahu
Masihkah ini seperti dulu
Atau telah berakhir waktu
***

Makassar, 23 April 2020
Penikmat hujan dan senja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspadai Pakai Emo, Ini Fungsinya Masing-masing

Berlibur di Kolam Renang PT Semen Tonasa

Sumpang Bita, Wisata Sejarah nan Menakjubkan