Forum ini hanya kepingan kerikil dalam bantaran sungai yang luas. Tapi inspirasi kemudian selalu muncul untuk mengantar pada indahnya mencoba berpikir untuk orang lain.
Postingan Populer
-
TANGGA SERIBU. Salah satu tantangan bagi petualang gua adalah tangga seribu undakan yang harus dilewati sebelum akhirnya sampai di Gua Sum...
-
CERIA. Anak-anak sekolah menggunakan hari libur untuk berenang dan bermain di kolam renang ini. Salah satu kegiatan positif bagi pelajar,...
-
Beku yang Menggelora Detak jam menyemai hening Menggoda kuncup kenangan Di ujung malam berudara kering Mengelopakkan mahkota kerinduan Kele...
-
UNTUKMU, HENING....., Kepada hening yang menyublim Yang beku oleh embun Lisan terkelu belenggu Hanya isyarat hati Sekiranya engka...
-
MAKASSAR--Direktur rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) atau asrama mahasiswa (Ramsis) Universitas Muslim Indonesia (UMI), H Alide Hamid, m...
-
Mengunjungi Objek Wisata Gua Leang Lonrong *Ada Kolam Khusus, Airnya Langsung dari Celah Batu LANSEKAP INDAH. Inilah pemandangan alam...
-
MAKASSAR--Pemerintah Provinsi Sulsel bersama Pemerintah Kota Makassar memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (Hani) di halaman parki...
-
Eksotisme di Ujung Takalar TELUK Laikang kini telah berubah. Dulu hanya kawasan pesisir yang kumuh, kini diubah menjadi area wisata eks...
-
Dari Lokakarya ICMC Tentang Perdagangan Orang *Polisi, Jaksa, dan Hakim Kurang Memahami UU No. 21/2007 MAKASSAR--Tindak kejahatan perdaga...
KUMPULAN TULISAN
Minggu, 12 Juni 2016
PUISI: KESUCIAN RINDU
KESUCIAN RINDU
Agak sulit menghadirkan
Cahaya hangat pada larut pekat
Di himpitan sesak yang bernama rindu
Andai bisa, ingin kupintal saja
Kumasukkan dalam kelim kain
Ini malam ke-7
Seluruh angan datang melabuh
Di dermaga hati serupa tempat para buruh
Mereka menaruh harap berpeluh-peluh
Hingga nyaris lupa waktu subuh
Malam ini benar-benar hening
Hampa tanpa sejuk sapa mesramu
Terkadang riuh gemuruh
Saat semua menumpah resah
Ini Ramadan ke-7
Aku tak hendak mengeluh
Tak juga kehilangan ruh
Namun ini tentangmu, cinta menumbuh
Terus-menerus hingga melupuh
Aku tak peduli ruang dan jarak
Hatiku berisi tumpukan bayang
Membisik sepanjang waktu
Mesra, dekat, mendekap
Aku merindumu
****
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar