Forum ini hanya kepingan kerikil dalam bantaran sungai yang luas. Tapi inspirasi kemudian selalu muncul untuk mengantar pada indahnya mencoba berpikir untuk orang lain.
Postingan Populer
-
TANGGA SERIBU. Salah satu tantangan bagi petualang gua adalah tangga seribu undakan yang harus dilewati sebelum akhirnya sampai di Gua Sum...
-
Beku yang Menggelora Detak jam menyemai hening Menggoda kuncup kenangan Di ujung malam berudara kering Mengelopakkan mahkota kerinduan Kele...
-
Description Image: Z Pratiwi Buih-buih Senja Langkah menderap-derap di kampung balu Sampirannya deretan bunga lau Akasia tertengg...
-
UNTUKMU, HENING....., Kepada hening yang menyublim Yang beku oleh embun Lisan terkelu belenggu Hanya isyarat hati Sekiranya engka...
-
MAKASSAR--Direktur rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) atau asrama mahasiswa (Ramsis) Universitas Muslim Indonesia (UMI), H Alide Hamid, m...
-
Mengunjungi Objek Wisata Gua Leang Lonrong *Ada Kolam Khusus, Airnya Langsung dari Celah Batu LANSEKAP INDAH. Inilah pemandangan alam...
-
Eksotisme di Ujung Takalar TELUK Laikang kini telah berubah. Dulu hanya kawasan pesisir yang kumuh, kini diubah menjadi area wisata eks...
-
MAKASSAR--Kelurahan Lembo Kecamatan Tallo punya misi untuk menjadi yang terbaik dalam Makassar Green and Clean (MGC) 2010. Hal itu bisa dili...
-
Menjejak Sejarah Perkampungan Belanda di Makassar MAKASSAR, FAJAR--Tatanan Makassar tidak terlepas dari peranan Belanda yang pernah tingga...
KUMPULAN TULISAN
Minggu, 16 Mei 2010
Agenda Reformasi Gagal karena Tidak Dikawal
MAKASSAR--Selama 12 tahun usia reformasi, agenda yang diusung samapi saat ini belum bisa tercapai sepenuhnya. Hal itu salah satunya disebabkan oleh tidak konsistennya gerakan mahasiswa dan kapemudaan dalam melakukan pengawalan terhadap agenda reformasi tersebut.
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi yang dilaksanakan oleh Angkatan Muda Muhammadiyah Sulsel, Jumat, 14 Mei. Diskusi yang digelar di Ruang Redaksi Harian Fajar ini mengangkat tema, Refleksi Peran Pemuda Setelah 12 Tahun Reformasi Berjalan.
Diskusi ini menghadirkan dua orang pembicara, yaitu Direktur Adhiyaksa Supporting House, Irfan Abe dan aktivis Pemuda Muhammadiyah Sulsel, Panca Nurwahidin. Diskusi dimoderatori oleh pengurus Pemuda Muhammadiyah Sulsel, Hadi Saputra.
Menurut Irfan, gerakan pemuda dalam reformasi ibarat cowboy. Jika ada penjahat dalam satu kampung, cowboy lalu datang menolong. Setelah itu kampung tersebut ditinggalkannya. Demikian pula, kata dia, dengan gerakan pemuda di Indonesia. Setelah berhasil mejatuhkan rezim otoriter Suharto, mereka lalu mundur dan tidak mengawal lagi agenda reformasi yang pernah diusungnya.
Gerakan reformasi 1998, lanjut Irfan, ibarat merebut pedang dari tangan musuh. Setelah ada di tangan, pedang itu lalu diberikan kepada orang lain, tidak justru dipakai. Demikian analogi yang dibuat Irfan untuk mendeskripsikan ketidakmampuan gerakan pemuda mengawal reformasi. "Gerakan pemuda dan mahasiswa selalu spontan dan tidak dipikirkan untuk jangka panjang. Oleh karena itu gerakan pemuda hari ini harus dibangun secara sistematis dan punya schedule jangka panjang," ujar dia.
Irfan juga melihat peran lembaga pengkaderan pemuda dan mahasiswa yang tidak berjalan efektif. Menurutnya, terjadi pergeseran dalam proses kaderisasi dalam lembaga kader tersebut. Kini, pemimpin dalam sektor publik, baik ekonomi ataupun politik justru lahir bukan dari proses kaderisasi lembaga kader kepemudaan dan kemasiswaan.
Pembicara lainnya, Panca Nurwahidin, menganggap kegagalan mengawal reformasi karena organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan terpecah karena kembali ke agenda masing-masing. Termasuk memperjuangkan idologi organisasi masing-masing, sehingga agenda reformasi menjadi terbengkalai. "Agenda reformasi bisa berjalan dengan baik apabila kekuatan-kekuatan pemuda kembali menyatu untuk membincang ulang langkah yang harus dilakukan untuk mengawal reformasi ini," terang dia. (zuk)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar