Sekolah Islam Terpadu Nurul Fikri Makassar
Dok. Fajar
Bangun Akhlak, Keterampilan, dan Kecerdasan
BINGUNG menentukan sekolah buat anak? Coba SD Nurul Fikri.
RIDWAN MARZUKI
Panakkukang
SEKOLAH Islam Terpadu (SIT) Nurul Fikri Makassar memang terbilang masih baru. Eksistensinya belum cukup setahun. Saat ini, Nurul Fikri baru mengelola kelas satu hingga kelas empat.
Tapi visi dan misi sekolah ini cukup menarik. Belum lagi metode pendidikan dan infrastruktur yang tersedia di lembaga pendidikan ini.
Nurul Fikri saat ini baru mengelola pendidikan anak usia dini. Misalnya Toddler yaitu sekolah untuk kelompok anak dua tahun. Playgroup untuk usia tiga tahun.
Taman Kanak-kanak (TK) untuk usia empat dan lima tahun. Khusus TK, terbagi atas dua, yaitu TK A dan B. Serta SD kelas satu sampai kelas empat.
Izin penyelenggaraan Nurul Fikri juga baru sebatas hak penyelenggaraan pendidikan sampai maksimal kelas IV. Hal itu karena tahun ini baru dibuka. Sehingga kalau ada muridnya yang kelas empat, itu dipastikan murid pindahan dari sekolah lain.
Pengelola SIT Nurul Fikri Makassar, Syamsu Rizal MI mengungkapkan, tahun ini, pihaknya sedang menambah kapasitas gedung pendidikannya. Ia menggunakan lahan seluas 3.600 meter persegi.
Sekolah ini juga mendirikan ruang kelas baru dan melakukan penambahan wahana pendukung proses belajar-mengajar. Peletakan batu pertama pembangunan gedung sekolah Nurul Fikri sudah dilakukan Februari lalu.
"Tahap awal pembangunan Februari 2010. Targetnya selesai Juni," terang Syamsu Rizal, Senin, 5 April.
SIT Nurul Fikri Makassar dikelola Yayasan Darul Fikri Makassar. Sekolah ini merupakan cabang dari SIT Nurul Fikri Pusat yang ada di Jakarta.
Beberapa tokoh tercatat sebagai pengurus yayasan. Antara lain Qasim Mathar, Mokhtar Noerjaya, Muh Jafar Sodding, Hj Aliyah Mustika Ilham, Julia Tresnawati P, Hartono, dan beberapa nama lainnya.
Di sekolah ini, anak didik diajarkan nilai-nilai keislaman. Misalnya amanah. Yaitu menunaikan tugas penuh tanggung jawab. Ukhuwah, yaitu mengajarkan murid menjalin kerjasama yang efektif. Khidmah, yaitu mengedepankan bantuan dan pelayanan.
Ada juga nilai Khibroh, meningkatkan kemampuan profesional. Nilai dakwah, yaitu menyebarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Serta nilai qudwah, yaitu menunjukkan perilaku yang bisa diteladani.
Sekolah ini menerapkan perpaduan antara kurikulum pendidikan modern dan kurikulum pendidikan Islam. "Intinya kita berikan pendidikan kepada anak-anak sesuai tuntunan zaman dan agama," tutur Syamsu Rizal sembari menambahkan, Itulah yang membedakan sekolah ini dengan sekolah modern lainnya.
Salah seorang pendidik di Nurul Fikri, Julia Trisnawati P, menjelaskan, di sekolah Nurul Fikri, anak-anak diajarkan mencintai alam, peduli terhadap sesama, dan pembangunan karakter keIslaman dalam diri anak.
"Obsesinya, kita mau, selain mendapatkan pendidikan, anak-anak lebih dekat dengan alam dan terlatih jiwa entrepreneurship-nya," tutur Julia.
Bahasa yang jadi andalan di sekolah ini, Bahasa Inggris dan Arab. Program unggulannya, antara lain Islamic character, yaitu anak diajarkan menggunakan busana muslim, berinfaq, berpuasa, mencintai Alquran, dan membiasakan salat berjemaah dalam kehidupan sehari-hari.
Ada pula information communication technology (ICT), yaitu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dan administrasi sekolah. Selain itu, ada program green school seperti kebun sekolah, apotik hidup, area outbound, rumah pohon, dan mading hijau.
Anak Nurul Fikri juga diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler mengaji, komputer, menghafal Alquran, dan pramuka. Ada pula ekstrakurikuler lainnya yang bisa dipilih oleh murid sesuai dengan minatnya masing-masing.
Ekstrakurikuler tersebut antara lain seni baca Alquran, Arabic Club, English Club, story telling and writing process. Ada juga futsal, seni bela diri, dan panahan. Juga ada science club, jarimatika/sempoa, assemble, drum band, marawis dan nasyid. Lainnya ada teater, jurnalistik/wartawan cilik, dokter cilik, dan melukis.
Artinya, aspek yang ingin dikembangkan dalam sekolah ini adalah perpaduan antara sembilan elemen. Di antaranya spiritual, bahasa, kinestetik, matematika, musik, interpersonal, intrapersonal, natural dan visual.
Sekolah ini memiliki pengajar yang telah berpengalaman dan kurikulum disusun menggunakan standar internasional. Karenanya tidak heran jika penyelenggaraan pendidikan diawasi terus oleh Nurul Fikri Jakarta.
Hartono ST, salah seorang guru Nurul Fikri menegaskan jika sekolahnya mencetak para juara. "Dulu juara kelas cuma 1, 2, dan 3. Sekarang jika ada 24 siswa dalam kelas, maka mereka semua juara," kata Hartono. (zuk)
Komentar
Posting Komentar