Forum ini hanya kepingan kerikil dalam bantaran sungai yang luas. Tapi inspirasi kemudian selalu muncul untuk mengantar pada indahnya mencoba berpikir untuk orang lain.
Postingan Populer
-
TANGGA SERIBU. Salah satu tantangan bagi petualang gua adalah tangga seribu undakan yang harus dilewati sebelum akhirnya sampai di Gua Sum...
-
MENELUSURI JEJAK MANUSIA PURBA SULSEL EVOLUSI manusia dan peradabannya di Sulsel begitu panjang. Soppeng menjadi daerah pertama didi...
-
CERIA. Anak-anak sekolah menggunakan hari libur untuk berenang dan bermain di kolam renang ini. Salah satu kegiatan positif bagi pelajar,...
-
Menguak Eksotisme Alam Maros Pedalaman KABUPATEN Maros tak hanya memiliki satu air terjun (bantimurung). Nun jauh di pedalaman Ma...
-
IST KEMANUSIAAN. Proses donor darah di Markas Resimen Induk Daerah Militer VII Wirabuana, Selasa, 23 Maret. Cari Darah Tentara Demi Sesama M...
-
Ini Detail Arti Emo Emoji sangat efektif digunakan untuk menegaskan perasaan dan ekspresi ketika “mengatakan” sesuatu di aplikasi pesan in...
-
*Melestarikan Lingkungan Adalah Ibadah JANGAN anggap remeh sampah. Hanya karena mendaur ulang sampah, Hj Erni Suhaina Ilham Fadzry mendapa...
-
NURHADI/FAJAR TERAKHIR. Pelaksanaan ujian di salah satu ruangan di SMA Negeri 1 Makassar, Rabu, 24 Maret. Masih Ada Kekurangan Lembaran Nask...
-
Dok.YUS ULTAH. Suasana di depan Pena Mart, lantai satu Fajar Graha Pena, Minggu, 9 Mei. MAKASSAR -- Puluhan anak-anak dan remaja ambil b...
-
Menjejak Sejarah Perkampungan Belanda di Makassar MAKASSAR, FAJAR--Tatanan Makassar tidak terlepas dari peranan Belanda yang pernah tingga...
KUMPULAN TULISAN
Selasa, 06 April 2010
Sekolah Islam Terpadu Nurul Fikri Makassar
Dok. Fajar
Bangun Akhlak, Keterampilan, dan Kecerdasan
BINGUNG menentukan sekolah buat anak? Coba SD Nurul Fikri.
RIDWAN MARZUKI
Panakkukang
SEKOLAH Islam Terpadu (SIT) Nurul Fikri Makassar memang terbilang masih baru. Eksistensinya belum cukup setahun. Saat ini, Nurul Fikri baru mengelola kelas satu hingga kelas empat.
Tapi visi dan misi sekolah ini cukup menarik. Belum lagi metode pendidikan dan infrastruktur yang tersedia di lembaga pendidikan ini.
Nurul Fikri saat ini baru mengelola pendidikan anak usia dini. Misalnya Toddler yaitu sekolah untuk kelompok anak dua tahun. Playgroup untuk usia tiga tahun.
Taman Kanak-kanak (TK) untuk usia empat dan lima tahun. Khusus TK, terbagi atas dua, yaitu TK A dan B. Serta SD kelas satu sampai kelas empat.
Izin penyelenggaraan Nurul Fikri juga baru sebatas hak penyelenggaraan pendidikan sampai maksimal kelas IV. Hal itu karena tahun ini baru dibuka. Sehingga kalau ada muridnya yang kelas empat, itu dipastikan murid pindahan dari sekolah lain.
Pengelola SIT Nurul Fikri Makassar, Syamsu Rizal MI mengungkapkan, tahun ini, pihaknya sedang menambah kapasitas gedung pendidikannya. Ia menggunakan lahan seluas 3.600 meter persegi.
Sekolah ini juga mendirikan ruang kelas baru dan melakukan penambahan wahana pendukung proses belajar-mengajar. Peletakan batu pertama pembangunan gedung sekolah Nurul Fikri sudah dilakukan Februari lalu.
"Tahap awal pembangunan Februari 2010. Targetnya selesai Juni," terang Syamsu Rizal, Senin, 5 April.
SIT Nurul Fikri Makassar dikelola Yayasan Darul Fikri Makassar. Sekolah ini merupakan cabang dari SIT Nurul Fikri Pusat yang ada di Jakarta.
Beberapa tokoh tercatat sebagai pengurus yayasan. Antara lain Qasim Mathar, Mokhtar Noerjaya, Muh Jafar Sodding, Hj Aliyah Mustika Ilham, Julia Tresnawati P, Hartono, dan beberapa nama lainnya.
Di sekolah ini, anak didik diajarkan nilai-nilai keislaman. Misalnya amanah. Yaitu menunaikan tugas penuh tanggung jawab. Ukhuwah, yaitu mengajarkan murid menjalin kerjasama yang efektif. Khidmah, yaitu mengedepankan bantuan dan pelayanan.
Ada juga nilai Khibroh, meningkatkan kemampuan profesional. Nilai dakwah, yaitu menyebarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Serta nilai qudwah, yaitu menunjukkan perilaku yang bisa diteladani.
Sekolah ini menerapkan perpaduan antara kurikulum pendidikan modern dan kurikulum pendidikan Islam. "Intinya kita berikan pendidikan kepada anak-anak sesuai tuntunan zaman dan agama," tutur Syamsu Rizal sembari menambahkan, Itulah yang membedakan sekolah ini dengan sekolah modern lainnya.
Salah seorang pendidik di Nurul Fikri, Julia Trisnawati P, menjelaskan, di sekolah Nurul Fikri, anak-anak diajarkan mencintai alam, peduli terhadap sesama, dan pembangunan karakter keIslaman dalam diri anak.
"Obsesinya, kita mau, selain mendapatkan pendidikan, anak-anak lebih dekat dengan alam dan terlatih jiwa entrepreneurship-nya," tutur Julia.
Bahasa yang jadi andalan di sekolah ini, Bahasa Inggris dan Arab. Program unggulannya, antara lain Islamic character, yaitu anak diajarkan menggunakan busana muslim, berinfaq, berpuasa, mencintai Alquran, dan membiasakan salat berjemaah dalam kehidupan sehari-hari.
Ada pula information communication technology (ICT), yaitu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dan administrasi sekolah. Selain itu, ada program green school seperti kebun sekolah, apotik hidup, area outbound, rumah pohon, dan mading hijau.
Anak Nurul Fikri juga diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler mengaji, komputer, menghafal Alquran, dan pramuka. Ada pula ekstrakurikuler lainnya yang bisa dipilih oleh murid sesuai dengan minatnya masing-masing.
Ekstrakurikuler tersebut antara lain seni baca Alquran, Arabic Club, English Club, story telling and writing process. Ada juga futsal, seni bela diri, dan panahan. Juga ada science club, jarimatika/sempoa, assemble, drum band, marawis dan nasyid. Lainnya ada teater, jurnalistik/wartawan cilik, dokter cilik, dan melukis.
Artinya, aspek yang ingin dikembangkan dalam sekolah ini adalah perpaduan antara sembilan elemen. Di antaranya spiritual, bahasa, kinestetik, matematika, musik, interpersonal, intrapersonal, natural dan visual.
Sekolah ini memiliki pengajar yang telah berpengalaman dan kurikulum disusun menggunakan standar internasional. Karenanya tidak heran jika penyelenggaraan pendidikan diawasi terus oleh Nurul Fikri Jakarta.
Hartono ST, salah seorang guru Nurul Fikri menegaskan jika sekolahnya mencetak para juara. "Dulu juara kelas cuma 1, 2, dan 3. Sekarang jika ada 24 siswa dalam kelas, maka mereka semua juara," kata Hartono. (zuk)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar