MAKASSAR--Komisaris Utama Fajar Group, HM Alwi Hamu, meraih penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat. Pemberian penghargaan digelar di Gedung PWI Sulsel oleh Ketua PWI Pusat, Margiono, Kamis, 18 Maret.
Penerimaan penghargaan diwakili oleh Pemimpin Redaksi Harian Fajar, Sukriansyah S Latief. Penghargaan tersebut berupa press card number one (kartu pers nomor satu). Menurut Margiono, hanya ada dua orang di Sulsel yang mendapatkan penghargaan tersebut. Selain Alwi Hamu, tokoh pers Sulsel lainnya yang mendapat penghargaan yaitu Rahman Arge. Kedua tokoh ini dianggap sukses dalam memajukan wartawan di Sulsel.
Acara pemberian penghargaan tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT PWI Sulsel Ke 64.
PWI Sulsel juga memberikan piagam penghargaan kepada enam orang tokoh yang diaggap berkontribusi bagi kemajuan PWI Sulsel. Mereka yang mendapat penghargaan, H Andi Muallim SH MSi, A Tonra Mahie, HM Yasin Asis SE, Erlanggawang Wahyu, dan HM Arsuni.
Dalam sambutannya, Ketua PWI Sulsel, H Zulkifly Gani Ottoh, SH mengemukakan saat ini jumlah anggota PWI Sulsel sekitar 900 orang. Terdiri dari anggota muda dan anggota biasa.
PWI Sulsel, lanjutnya, akan mendirikan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) tahun ini. Selain itu, akan diadakan juga data base wartawan. Sejauh ini menurutnya, belum ada data base PWI Sulsel. "Ini agar kita dapat mengetahui jumlah wartawan resmi yang bertugas di instansi-instansi," kata Zulkifly. Ke depan ia berharap tidak ada lagi wartawan "bodrex" atau wartawan "muntaber".
Sementara itu, Ketua PWI Pusat, Margiono mengimbau agar sengketa jurnalistik diselesaikan dengan UU Pers. "Dahulukan hak jawab," katanya. PWI Pusat, terangnya, sedang menjajaki MoU dengan Kejaksaan dan Kepolisian terkait penggunaan UU Pers dalam penyelesaian sengketa jurnalistik.
Hadir dalam acara tersebut, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, Ketua DPRD Sulsel, Muspida Sulsel, pengurus PWI, dan wartawan. (zuk)
Forum ini hanya kepingan kerikil dalam bantaran sungai yang luas. Tapi inspirasi kemudian selalu muncul untuk mengantar pada indahnya mencoba berpikir untuk orang lain.
Postingan Populer
-
TANGGA SERIBU. Salah satu tantangan bagi petualang gua adalah tangga seribu undakan yang harus dilewati sebelum akhirnya sampai di Gua Sum...
-
Beku yang Menggelora Detak jam menyemai hening Menggoda kuncup kenangan Di ujung malam berudara kering Mengelopakkan mahkota kerinduan Kele...
-
Description Image: Z Pratiwi Buih-buih Senja Langkah menderap-derap di kampung balu Sampirannya deretan bunga lau Akasia tertengg...
-
UNTUKMU, HENING....., Kepada hening yang menyublim Yang beku oleh embun Lisan terkelu belenggu Hanya isyarat hati Sekiranya engka...
-
MAKASSAR--Direktur rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) atau asrama mahasiswa (Ramsis) Universitas Muslim Indonesia (UMI), H Alide Hamid, m...
-
Mengunjungi Objek Wisata Gua Leang Lonrong *Ada Kolam Khusus, Airnya Langsung dari Celah Batu LANSEKAP INDAH. Inilah pemandangan alam...
-
Eksotisme di Ujung Takalar TELUK Laikang kini telah berubah. Dulu hanya kawasan pesisir yang kumuh, kini diubah menjadi area wisata eks...
-
MAKASSAR--Kelurahan Lembo Kecamatan Tallo punya misi untuk menjadi yang terbaik dalam Makassar Green and Clean (MGC) 2010. Hal itu bisa dili...
-
Menjejak Sejarah Perkampungan Belanda di Makassar MAKASSAR, FAJAR--Tatanan Makassar tidak terlepas dari peranan Belanda yang pernah tingga...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar